Senin, 04 April 2022

Target Ramadan

 



Target Ramadan

 

Malam ini aku dan papa sedang berkumpul di ruang tengah. Kami sedang menikmati hiburan dari televisi yang  menayangkan acara humor. Kami baru saja sampai di rumah. Tadi sebelum magrib berangkat ke Masjid bersama mau melaksanakan salat berjamaah Magrib.

 

Setelah salat magrib tidak langsung pulang tapi dilanjutkan dengan membaca Al Quran sampai datangnya waktu Isya. Kemudian melaksanakan   salat Isya  dan salat tarawih pertama bulan Ramadan ini secara berjamaah. Sedangkan adik sudah masuk kamar lagi dikelonin sama mama. Dari tadi sudah rewel mau tidur.

 

“Kak, target bulan Ramadan tahun ini apa saja?” tiba-tiba papa bertanya saat televisi menayangkan iklan.

 

“Emm... apa ya?” Aku bingung juga mau menjawab apa.

 

“Bagaimana puasanya sudah kuat sampai Magrib atau mau sampai jam berapa?” tanya papa.

 

“Sampai Magriblah tahun kemarin juga sudah sampai Magrib, cuma tidak tamat sebulan ada bocor beberapa hari.” Jawabku tak mau diremehkan.

 

“Oke berarti bisa ditargetkan puasa sampai Magrib. Selama berapa hari nih kira-kira mau bocornya atau mau lulus satu bulan?” Tanya papa lagi.

 

“Ya kalau bisa lulus satu bulan tidak ada bocor” tukas ku meyakinkan.

 

“Bagus,” kata papa sambil mengacungkan jempol. “Berarti bisa ditargetkan lulus puasa sampai Magrib selama satu bulan tanpa bocor kecuali sakit.” Kata papa sambil menempelkan jempolnya dengan jempol satunya lagi menandai target.

 

“Terus salat wajib lima waktu di awal waktu.” kata ku menambahkan.

 

“Excellent,” puji papa sambil mengacungkan dua jempolnya.

“Lanjut” kata papa lagi.

“Emm bayar zakat fitrah dari tabungan uang jajan boleh nggak, Pa?” Tanyaku ragu dan minta pertimbangan papa.  

“Emm bisa bisa bisa ditargetkan. Memangnya jatah jajannya per hari berapa?” Tanya papa lagi.

“Jatahnya lima ribu sehari, selama puasa kan tidak jajan, jadi rencananya mau infak sehari seribu, tabungan buat zakat fitrah seribu dan yang tiga ribu baru buat jajan atau ditabung deh.”

 

“Baiklah, jadi targetnya satu puasa sampai magrib selama sebulan penuh. Kedua salat lima waktu di awal waktu. Ketiga Infak sehari seribu rupiah, dan keempat membayar zakat fitrah  dari tabungan uang jajan.” Hitung papa sambil menekan jari tangannya.

 

“Satu lagi Pa, sama hapalan ayat pendek satu ayat sehari kalau yang panjang satu baris sehari.” Kataku menambahkan.

 

“Subhanallah, keren itu Nak, Papa harus lebih rajin lagi ini menghapalnya. Bisa-bisa kalah nih sama Kakak. Emang didikan mama mantap tepat Rosulullah menjelaskan Al Um Madrosatul Ula pendidikan Ibu yang pertama dan utama.” Kata papa bangga sambil memeluk dan mencium kening dan ubun-ubun kepalaku berkali-kali.

 

#RWC

#RamadanWritingChallenge

#OneDayOnePost

#RWCODOP2022DAY2

#RWCODOP

#TargetRamadan


Minggu, 03 April 2022

ZIARAH

 


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Hai teman-teman perkenalkan namaku Musa Rohlani Muzaki. Aku anak pertama dari ayah yang bernama Ahmad Dahlan Muzaki dan ibu bernama Aisyah Fatmawat Muzaki. Usiaku baru lima tahun, dan aku baru sekolah di TK kelas A. Aku mempunyai adik bernama Fatimah Herawati Muzaki. Usianya baru mau tiga tahun. Disini aku mau bercerita. Ada yang mau mendengar ceritaku???

 

Ziarah

 

Hari Jumat dua hari sebelum puasa Ramadan. Aku bersama mama, papa dan adikku pergi ke makam Uyut dari papa. Setelah salat Asar kami baru berangkat karena menunggu papa pulang kerja. Kami berangkat jalan kaki karena tempat pemakaman uyut tidak terlalu jauh.  Perjalanan dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan jalan kaki santai.

 

“Assalamualaikum, ya ahli kubur” Kami mengucapkan salam hampir bersamaan setibanya dipintu gerbang pemakaman.

 

Lalu berjalan mendekati makan uyut dari pihak papa. Tiba di depan makan kami berkumpul berhadapan mengelilingi makam dan berdoa dipimpin papa. Aku, mama dan Adik mengaminkan doa yang papa baca.

 

Lumayan lama juga doa yang papa baca. Kaki ku sampai merasa pegal dan kesemutan karena berjongkok. Sampai akhirnya papa menutup doanya kembali dengan pembacaan Al Fatihah dan mengusap muka.

 

“Ayo mana goloknya mari kita bersihkan.” Kata papa mengulurkan tangannya pada ku yang menenteng tas alat kebersihan.

“Ini Pah,” kataku sambil mengulurkan golok kecil ke tangan papa. Sedangkan aku mengeluarkan pisau untuk membantu membersihkan makam.

 

Ayah mulai memangkas bunga yang agak tinggi yang tumbuh di sekitar makam. Aku hanya mencungkil rumput yang kecil saja. Mama membantu mengangkut potongan bunga yang papa pangkas kepinggir agar tidak mengganggu dan berserakan. Sedangkan adik memegang sapu lidi kecil yang kami bawa, membersihkan rumput yang telah aku cungkil dengan pisau.

 

Tak berapa lama makam pun terlihat rapi dan bersih. Lalu ibu mengucurkan air yang kami bawa di atas makam.

“Adik ayo mana bunganya taburkan disini.” Pinta Mama pada adik yang sedang memegang keranjang bunga.

“Jangan semuanya nanti buat makam uyut perempuan.” Mama mengingatkan.

 

Setelah selesai, aku, mama dan adik  menyusul papa ke makam uyut perempuan yang tidak jauh dari situ dan masih satu komplek pemakaman.

 

#RWC

#RamadanWritingChallenge

#OneDayOnePost

#RWCODOP2022DAY1

#RWCODOP

#Ziarah

BIG WHY BLOGGER

    Bercerita tentang ngeblog banyak alasan yang masing-masing pribadi menulis blog. Berbagai latar belakang dan tujuan yang menggerakkan ...