Rabu, 18 Desember 2019

Tugas RCO 6


Tugas  RCO 6




Tugas Reading Challenge One Day One Post pekan ini membahas perbedaan dan persamaan antara budaya atau tradisi di Indonesia dengan negeri asal novel atau negeri dalam novel.


Buku yang saya baca pekan ini berjudul “Bunga untuk Ibu dan Kisah-kisah Nyata Lainnya”. Buku Chicken Soup for the Mother’s Soul Para ibu berbagi cerita. Sebuah buku yang berisi pengalaman-pengalaman nyata yang menyentuh. Kisah nyata yang ditulis  berdasarkan pengalaman para ibu dengan putra-putrinya.


Kalau dilihat dari daftar isi ada 61 judul kisah dan 5 CV tim penyusun dari 61 kisah tersebut. Dari kisah-kisah yang dibaca saya mencari persamaan dan perbedaan tradisi yang diceritakan.

Dalam kisah pertama dengan judul “Hari Ibu” yang diceritakan oleh Nili Sepsas. Suatu tradisi di Kota Birmingham Negara Bagian Alabama Amerika Serikat dalam mengucapkan selamat atau turut berduka selalu diiringi dengan memberikan bunga segar. Mulai dari anak kecil sampai yang sudah tua selalu memberikan bunga. Sedangkan kalau di Indonesia hanya sebagian kecil saja yang melakukannya.


Seterusnya dalam kisah yang diceritakan oleh Mike Lipstock yang diberi judul “Kisah Bawang”. Ibu Mike Lipstock selalu memberikan gerusan bawang untuk mengobati berbagai penyakit yang diderita anak-anaknya. Bahkan saat anaknya yang sudah berusia 47 tahun menderita sakit jantung yang sedang dirawat di rumah sakit. Sama di Indonesia juga ada yang memakai racikan bawang sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit terutama sakit panas pada anak-anak.


Berikutnya kisah Antoinette Kuritz dengan judul “Pesan Kasih” yang membiasakan menyiapkan bekal untuk anak-anaknya.  Marc sejak sekolah di TK hingga keluar tingkat SLTA selalu membawa kotak bekal yang dibuat ibunya. Dalam kotak bekal itu selalu disisipkan sebuah pesan tertulis dari ibunya. Isinya berupa ucapan untuk memberikan semangat, atau ucapan menempuh ujian atau pertandingan olah raga dan lainnya. Di Indonesia pesan-pesan seperti itu biasanya diucapkan langsung pada anaknya saat pamitan. Sedangkan untuk kotak bekal hanya diberikan pada anak TK saja. Kalau sudah SD dan seterusnya jarang sekali dilakukan.


Kisah berikut pengalaman Margie M Coburn yang diberi judul “Saat Ibu Datang ke Acara Minum Teh”. Tidak disebutkan di negara mana tradisi ini berjalan. Acara minum teh yang diselenggarakan oleh sekolah. Memperkenalkan ibu pada teman-teman sekolah dan guru-guru yang mengajar di sekolah itu. Acara khusus digelar dalam acara minum teh. Kalau di Indonesia pertemuan seperti itu biasanya ada dalam rapat awal tahun. Tapi bukan untuk memperkenalkan orang tua. Kebanyakan hanya untuk kebutuhan sekolah saja. Bukan untuk menggali kebutuhan siswa. Dan acara minum teh berikut kudapannya ini biasanya tidak dilakukan secara khusus. Dan waktunya pun tidak menentu pagi atau sore.


Demikianlah persamaan dan perbedaan budaya yang ada dalam buku bacaan yang telah saya baca, Tradisi antara negara luar dengan yang ada di Indonesia berdasarkan pengamatan penulis. Terima kasih. 

Jumat, 13 Desember 2019

Ulasan Cerita Anak


ULASAN CERITA ANAK DENGAN JUDUL BELAJAR MENULIS
KARYA WAKHID SYAMSUDIN
oleh Nyi Heni



Teman-teman mudah-mudahan kabar semuanya baik ada dalam keadaan sehat dan terus semangat untuk berkarya.

Pada kesempatan ini saya mau belajar mengulas cerita anak yang telah berhasil dimuat di media cetak. Cerita yang akan diulas yaitu cerita anak dengan judul “Belajar Menulis” hasil buah pena dari Wakhid Syamsudin. Cerita ini telah berhasil dimuat di harian Solopos Minggu Rublik anak edisi 4 Agustus 2019.

Tema
Tema cerita yang diambil adalah belajar menyelesaikan masalah. Sungguh suatu cerita yang diambil dari kegiatan sehari-hari, tapi penuh dengan pendidikan karakter positif yang sangat berguna untuk diterapkan pada anak kita.


Latar
a.    Latar tempat yang digambarkan di rumah. khususnya di ruang kerja ayah dengan komputer sebagai ciri khas alat kerjanya.
b.   Latar waktu tidak disinggung secara khusus tapi melihat situasi kondisinya diperkirakan sore hari. Biasanya sore hari anak-anak pulang bermain.
c.  Latar suasana diawali dengan cemberut menggambarkan suatu perasaan yang kurang menyenangkan yang diperlihatkan oleh Haikal tokoh utama dari cerita ini. Tapi akhirnya menjadi gembira ketika tulisan pertama Haikal dimuat disebuah harian. 

Tokoh 
a.    Haikal tokoh utama yang merasa iri pada temannya Bara yang selalu dibelikan mainan oleh orang tuanya. Sementara dia dianjurkan menabung dulu kalau mau membeli mainan mahal.

b.      Bapak yang digambarkan sebagai bapak yang perhatian. Hal ini terlihat dari dialog:
Haikal pulang dari rumah Bara dengan wajah cemberut. Ayah yang sedang mengetik di depan komputer segera menyapanya, “Anak Ayah kenapa, nih? Kok cemberut?

Walaupun sedang bekerja tapi masih dapat menyapa putranya yang baru datang. Dan melihat wajah cemberut putranya yang menandakan ada hal yang kurang enak dihatinya.
Ayah juga menasehati agar tidak iri pada orang lain. Jika menginginkan sesuatu sebaiknya menabung seperti yang dianjurkan ibunya. Disini ada penekanan pada pendapat ibunya menandakan ada keselarasan pendidikan antara bapak dan ibu.


Selain menganjurkan menabung bapak juga mengusulkan solusi. Solusi yang diusulkan agar menulis dan tulisannya dikirimkan ke media cetak berbayar. Uang sebagai motivasi awal bagi Haikal memulai menulis. Tapi yang penting adalah membiasakan anak untuk berani memulai, menumbuhkan rasa percaya diri, dan berusaha mencapai apa yang diinginkan.


c.       Tokoh Ibu yang digambarkan bapak yang menerapkan disiplin dan membiasakan menabung. Satu hal yang perlu disadari oleh orang tua bahwa dalam menerapkan pendidikan terhadap anak perlu adanya kordinasi dan kesepahaman antara bapak dan ibu, sehingga tidak membingungkan anak. 

Alur
Alur maju yang digunakan dalam cerita ini memudahkan pembaca mengikuti ceritanya. Demikian juga dalam menangkap pesan yang disampaikan.

Sudut Pandang
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga di luar cerita. Seakan-akan penulis menceritakan pengalaman orang lain.


Amanat
Amanat yang disampaikan penuh dengan pendidikan karakter sebagai pengarah kepribadian anak. Amanat yang saya pahami antara lain:
a.       Belajar menyampaikan ide dan pemikiran dalam bentuk tulisan maupun lisan.
b.      Tidak perlu iri terhadap yang dimiliki orang lain.
c.       Belajar menabung untuk mencapai satu tujuan.
d.      Memaknai sabar jika tujuan belum tercapai.


Demikianlah ulasan yang dapat saya buat semoga bermanfaat . Mohon maaf pada penulis  cerita Belajar Menulis Wakhid Syamsudin bila tulisan saya yang sangat sederhana ini kurang berkenan.  

#kelasfiksi
#OneDayOnePost7


Rabu, 11 Desember 2019

Ulasan Cerita Historical Fiction



Tugas Pekan 3 mengulas cerita Historical Fiction
ULASAN NOVEL  DENGAN JUDUL “ENTROK” KARYA OKKY MADASARI
oleh Nyi Heni (anggota ODOP 7)




Pekan ini pekan ketiga di kelas fiksi mendapat tugas mengulas cerita Historical Fiction. Saya mencoba mengulas cerita ini mudah-mudahan menjadi bertambah pengalaman dan menambah wawasan.

Cerita “Entrok” yang ditulis oleh Okky Madasari yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Terbit pertama tahun 2010 sedangkan yang saya baca terbitan tahun 2016. Dengan ketebalan buku 288 halaman.
a.      Tema
Tema yang diambil adalah tekanan hidup yang dialami seorang perempuan miskin. Dengan keuletan dan kerja kerasnya berusaha mengumpulkan keping-keping uang dalam hidupnya. Tekanan hidup dari lingkungan dan aparat yang selalu memeras rakyat akhitnya menumbangkan daya upaya seorang perempuan bernama Sumarni.

b.      Latar
Latar tempat cerita ini berlatar tanah Jawa dengan berbagai kebiasaan dan budaya masyarakatnya. Dengan kondisi masa sulit pada saat negara yang baru merdeka. Pemerintahan yang belum stabil. Ekonomi masyarakat pada waktu itu sangat susah apalagi masyarakat kalangan bawah. Dimana pertumbuhan ekonomi dan pendidikan masih berada dalam pengaruh sisa-sisa penjajahan. Suasana yang digambarkan bagaimana sulitnya masyarakat kecil untuk bertahan hidup dengan berbagai cara dan upaya yang dapat dilakukan.


c.       Tokoh
Sumarni adalah seorang perempuan Jawa yang hidup berdua dengan ibunya. Sumarni mempunyai masalah pada masa pubertas. Pengetahuannya yang kurang dia tidak tahu bagaimana cara menangani darah haid ketika datang haid pertama. Juga pertumbuhan kedua payudaranya yang mengganggu. Sumarni remaja menginginkan entrok atau BH atau bra seperti yang dimiliki saudaranya. Tapi karena ibunya tidak mampu membelikan maka dia bertekad bekerja menjadi kuli agar mendapatkan uang untuk membeli entrok.


Sumarni tokoh utama yang digambarkan sebagai perempuan mandiri yang bekerja keras mencari uang untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Berhasil menguliahkan anaknya ke Perguruan Tinggi di Jogyakarta. Juga lembut pada suami dan anaknya.


Sumarni mengalami masa jaya kala ia menjadi rentenir dan dapat membeli sebidang tanah yang ditanami tebu. Tapi akhirnya Sumarni juga mengalami masa sulit dimulai saat suaminya mati kecelakaan.  Tanaman tebunya tidak laku karena pabrik gulanya bangkrut. Tanahnya diperas tentara hingga habis dan tak ada lagi yang tersisa.


Sumarni walaupun sudah tidak mempunyai apa-apa masih tetap bersyukur karena masih ada Rahayu anak satu-satunya.  Sumarni masih mengusahakan Rahayu agar hidup bahagia dan punya keluarga dengan segala cara.


Sumarni tak mengenal Gusti Allah. Orang-orang di desanya menganggap Sumarni menyembah arwah leluhur, memberi makan setan dan memelihara tuyul. Sehingga Sumarni menjadi orang terkaya di desanya.


Si Mbok adalah ibu Sumarni yang digambarkan dengan watak keluguan dan kepolosannya sebagai ciri khas orang Jawa miskin. Dengan kesederhanaannya membesarkan anak perempuan seorang diri.


Teja adalah suami dari Sumarni dengan badan kekar ciri pemuda yang mengandalkan ototnya untuk menghasilkan uang. Suami yang menghabiskan uang hasil kerjanya dengan main perempuan dan mabuk setiap hari. Yang tak pernah berpikir bagaimana masa depan diri dan keluarga serta anaknya. Teja hanya manut saja pada Sumarni.


Rahayu adalah anak Sumarni dengan Teja. Rahayu sekolah sampai kuliah ke Perguruan Tinggi. Sumarni dengan susah payah membiayai anaknya agar menjadi sarjana pertama di desanya dan dapat menjadi pegawai negeri. Tapi akhirnya Sumarni harus kecewa karena Rahayu memilih menjadi istri kedua dari Amri dan meninggalkan desanya.


Rahayu tidak sepaham dengan ibunya yang tidak mengenal Allah. Sedangkan Rahayu dengan pengetahuan yang didapatnya dari guru agama di sekolahnya mengenal Allah. Rahayu banyak menentang pendapat dan cara-cara yang dilakukan ibunya dalam mendapatkan harta. Tapi Rahayu sendiri tidak pernah mengenalkan Allah pada ibunya. Seperti halnya ibunya yang tak pernah memberikan pemahaman akan keyakinannya. Keduanya seakan terjadi perang dingin dengan masing-masing keyakinannya.


Karena kelicikan tentara dan polisi pada waktu itu yang selalu memeras masyarakat. Rahayu dijebloskan ke penjara dengan tuduhan menjadi PKI. Rahayu yang disiksa dan diperkosa oleh polisi di penjara menjadi trauma. Rahayu kembali pulang pada ibunya Sumarni setelahnya dikeluarkan dari penjara.


Rahayu kini bukanlah Rahayu yang dulu. Rahayu sekarang tak banyak bicara dan tak mau keluar rumah. Tapi ibunya dengan gigih mengusahakan kebahagiaan bagi anak satu-satunya ini. Sumarni berusaha mencari calon suami bagi anaknya. Sumarni merencanakan hajatan dan mengundang tetangganya. Ketika ada anak tukang andong di dekat pasar bernama Sutomo yang mau menjadi suami anaknya.


Penderitaan Sumarni menjadi lengkap karena kebahagiaan yang diharapkan untuk anaknya, kembali harus gagal. Sutomo dan ayahnya meminta agar perkawinan digagalkan karena mereka baru tahu kalau Rahayu pernah dipenjara dan diperkosa karena menjadi PKI. Pembatalan dilakukan pada saat tetangga dan undangan sudah mulai berdatangan.


Tak tahan dengan rasa malu yang harus dihadapi dari tetangga dan undangan karena gagal mengawinkan anak semata wayangnya. Dan prustasi karena sudah tidak bisa lagi mengusahakan kebahagiaan bagi anaknya. Sumarni pun menjadi gila.


d.      Alur
Alur maju cerita ini dimulai dari Sumarni remaja.  Lalu berkeluarga dan sukses dan punya anak.  Rahayu anak Sumarni yang tak menyelesaikan kuliahnya karena menikah.  Dan akhirnya harus dipenjara karena pitnah.

e.       Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama dalam cerita. Digambarkan secara bergantian antara Sumarni dan Rahayu. Pada bab awal sangat sulit menentukan sudut pandang tapi semakin jelas pada bab-bab berikutnya.


f.       Amanat
Setelah membaca cerita ini sebagai refleksi dapat ditentukan sebagai berikut:
1.      Tidak menganggap materi sebagai segalanya dan diperbudak olehnya.
2.      Bekerja keras dalam memcapai sesuatu yang kita inginkan.
3.      Belajar bijaksana dengan emandang segala hal dalam berbagai sisi.
4.      Jangan takut bermimpi dan jadikan mimpi kita sebagai suatu kekuatan.
5.  Tidak menghakimi karena seseorang mempunyai cara dan sudut pandang berbeda dalam sesuatu hal.

Demikianlah ulasan yang dapat saya buat mudah-mudahan bermanfaat. Dan berikan kritik dan saran agar tulisan yang saya buat ada kemajuan kearah yang lebih baik. Salam literasi dan terus semangat untuk terus belajar.


#Kelas Fiksi
#OneDayOnePost


Rabu, 04 Desember 2019

Ulasan Tokoh Utama


Ulasan Tokoh Utama Novel Hanyalah Santri Karya Nainay

Tokoh utama Novel “Hanyalah Santri” karya Nainay ini bernama Ahmad Nuzulur Rahman. Anak yang duduk di  kelas 6 Sekolah Dasar ini bersama teman-temannya saling menyemangati dan belajar bersama dalam menghadapi Ujian Nasional. Tidak hanya belajar kadang-kadang mereka juga bercanda dan bermain bersama.

Ahmad Nuzulur Rahman biasa dipanggil Rahman oleh keluarga dan teman-temannya. Dalam menghadapi ujian Rahman berusaha memeras otak untuk dapat menyelesaikan Ujiannya. Walaupun di hari pertama mengalami ketegangan tapi Rahman dapat menyelesaikan ujiannya dengan tuntas.

Ketika rekreasi dengan teman-teman dan gurunya dalam rangka perpisahan kelas. Rahman memimpin teman-temannya naik semua wahana yang ada dalam tempat wisata itu. Rahman juga mengusulkan untuk berfoto bersepuluh bersama wali kelasnya sebagai kenang-kenangan.

Rahman walaupun baru kelas 6 Sekolah Dasar tapi dia sudah mandiri. Segala keperluan dirinya selalu dia persiapkan sendiri tanpa mengandalkan lagi disiapkan ibunya. Dia sudah biasa mencuci, mensetrika baju yang akan dipakainya. Begitu pun dengan mencuci sepatunya sendiri.

Rahman juga anak soleh rajin beribadah, salat lima waktu tidak pernah dia tinggalkan. Demikian juga dengan ibadah lainnya, seperti puasa, dia berpuasa sudah sampai magrib dan tidak bolong selama satu bulan penuh sejak kelas satu Sekolah Dasar.

Di Sekolah Rahman juga termasuk anak pintar. Selalu menjadi rengking pertama di setiap kelasnya. Dan pada saat acara perpisahan kelas 6 pun, Rahman tetap menjadi yang terbaik diantara teman-temannya. Tentu saja hal ini sangat membanggakan kedua orang tuanya.

Saat di atas panggung untuk menerima penghargaan siswa terbaik angkatan tahun itu. Rahman berkata pada ayah ibunya bahwa Rahman tidak bisa berbuat banyak untuk membalas semua jasa-jasa ayah bundanya. Rahman hanya bisa memberikan prestasi. Anggaplah ini kado dari Allah untuk Ayah Bunda, yang disambut oleh ayah bundanya dengan tangis bahagia.

Rahman harus ridho menerima keinginan orang tuanya yang mengharuskannya melanjutkan belajar di Pesantren. Walaupun Rahman kurang menerima dan tidak sesuai dengan keinginannya. Dengan berbagai alasan yang dikemukakan Rahman tetap tidak bisa merubah keyakinan orang tuanya, bahwa pendidikan yang terbaik bagi Rahman adalah di Pesantren. Orang tua Rahman keduannya dengan berbagai cara dan dengan sabar, terus meyakinkan dan memberikan masukan agar Rahman mau belajar di Pesantren.

Dengan berbagai pengalaman yang pernah dialaminya saat di Pesantren. Ibu Rahman menceritakan pengalaman dirinya dan teman-teman yang bisa dijadikan teladan oleh anaknya. Sedikit demi sedikit Rahman mau menerima untuk jauh dari orang tuanya belajar di Pesantren.

Walaupun terbiasa mandiri untuk segala keperluan pribadinya. Tapi untuk jauh dari orang tua terasa gamang bagi Rahman. Banyak berbagai pikiran negatif menyusup kedalam hatinya. Rahman merasa tidak siap untuk hidup jauh dari kedua orang tuanya. Rahman merasa dibuang dan dikucilkan seakan dihukum dari kesalahan yang pernah dibuatnya. Rahman merasa orang tuanya tidak menyayanginya lagi.

Dengan kesabaran dan keyakinan kedua orang tuanya yang tak dapat dibantah oleh Rahman. Akhirnya Rahman mau menjalani tes dan berbagai persiapan masuk pesantren. Rahman mulai meyakinkan dirinya bahwa semuanya dapat dia jalani secara perlahan. Walaupun pada awalnya mungkin sulit, dengan keyakinan dan tekadnya Rahman berharap bisa melewati masa-masa sulit tersebut dengan selamat.

Rahman mulai menikmati hari-hari kebersamaannya berkumpul dengan keluarga. Sebelum akhirnya dia benar-benar jauh dari kedua orang tua dan saudaranya. Rahman mulai menyiapkan mental dan emosional agar nanti dia benar-benar siap dan bisa jauh dari keluarganya.

#RWC6
#OneDayOnePost
#Lutfiyulianto(Iyan)
#Safitri MutiaAgustin
#Isnania

Minggu, 01 Desember 2019

Ulasan Ebok 2 Hanyalah Santri


Ulasan Cerita Hanyalah Santri karya Nainay


                Tema: Tema yang diangkat adalah tentang pendidikan. Bagaimana orang tua menanamkan pendidikan pesantren pendidikan yang terbaik untuk anaknya.

         Latar tempat: Cerita berlatar belakang tempat disebuah pedesaan dengan tingkat         
ekonomi menengah ke bawah. Dengan latar belakang perkampungan, kebun dan    sungai. 

Latar  waktu: Cerita dimulai ketika 2 bulan sebelum Rahman masuk pesantren.

Latar suasana: Berbahagia mengukir kenangan bersama teman-teman sekelas dan   sekampung. Tapi ada sedihnya ketika harus meninggalkan kampung halaman untuk hidup di pesantren, jauh dari keluarga, sanak saudara dan teman-temana.

Tokoh dan penokohan
a.    Tokoh utama bernama Ahmad Nuzulur Rahman kelas 6 SD yang mau melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren. Berwatak protagonis. Sifat yang digambarkan rajin, mandiri, bertanggung jawab, dan pintar.

b.      Ayah keluaran pesantren juga yang sekarang mengabdi jadi guru di Yayasan Al Khoiriyah dimana anaknya Ahmad Nuzulur Rahman Sekolah di yayasan itu. Sifat yang digambarkan Bertanggung jawab, sabar, bijaksana dan teguh pada pendirian.

c.   Ibu seorang ibu rumah tangga yang patuh terhadap suami dan sayang pada keluarganya. Ibu juga pernah menjadi santri dan mondok di Pesantren.

d.  Tokoh lainnya adalah Pak Eko wali kelas Rahman yang dekat dengan anak-anak asuhannya. Dan juga teman-teman Rahman yang menjadikan Rahman rindu dan berat untuk meninggalkan kampung halamannya pergi ke Pesantren.

Alur /plot
                Alur dalam cerita ini adalah alur campuran dimana menceritakan sebelum Rahman masuk 
                ke Pesantren. Tapi ditengah cerita ada menceritakan kisah pengalaman ibu waktu ada di 
                pesantren dulu.

                       Sudut Pandang
                     Sudut pandang yang di pakai pengarang sudut pandang orang pertama di dalam cerita. 
                    Dimana didalam cerita menceritakan aku sebagai Rahman yang menceritakan kegalauannya 
                    ketika mau masuk pesantren. 


Amanat
Amanat yang disampaikan mengenai pendidikan. Bagaimana menyelami dan menghadapi kegalauan seorang anak yang mau keluar SD akan hidup berpisah dengan keluarganya karena mau melanjutkan menuntut ilmu di Pesantren. Orang tua tidak memaksa tapi terus menyakinkan pada anaknya bahwa pesantrenlah pendidikan yang terbaik untuk anaknya.


Bab 1 Memeras otak 1
Tokoh aku dan teman-temannya belajar bersama sepulang sekolah ketika menjelang ujian akhir. Setelah selesai belajar mereka bermain air di sungai yang terdekat dengan rumah Anam sampai datangnya azan ashar. Mereka memperkirakan permainan air mereka itu permainan terakhir sebab bila nanti setelah selesai ujian mereka libur dan mungkin tidak ada lagi waktu main karena masing-masing mau melanjutkan sekolah yang berbeda.

Bab 2 Memeras otak II
Ketegangan pada saat ujian hari pertama yang dirasakan oleh Rahman dan teman-temannya. Tapi ketegangan pun agak mencair saat pengawas berkata “Kok tegang sekali padahal kami tidak menerkam loh.” 

Bab 3 Memeras otak III
Masih bercerita tentang suasana ketegangan ujian. Selanjutnya dicairkan oleh pengawas dengan kelakarnya. Terakhir mereka berkenalan dengan pengawas yang merupakan guru dari sekolah lain.

Bab 4 Definisi Bahagia I
Aku dan teman-teman merasa berbahagia karena mau rekreasi ke Malang sebagai acara perpisan. Sejak malam aku mempersiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk berangkat rekreasi. Bahkan ibu berpesan jangan lupa sarapan karena sangat semangatnya hingga aku lupa melakukannya sampai ibu menyusulku dan kembali lagi untuk sarapan.

Bab 5 Definisi Bahagia II
Dalam Bus yang menempuh perjalanan menuju Jawa Timur. Kami saling bersenda gurau sehingga perjalanan yang panjang tidak terlalu terasa melelahkan. Tapi karena perjalanan yang berkelok membuat perutku mual dan kepala terasa pening mengakibatkan aku mabuk perjalanan. Hingga masuk Taman Rekreasi dan istirahat sebentar makan. Seanjutnya baru kami mengitari Taman Rekreasi dan berfoto-foto menikmati sarana yang tersedia.

Bab 6 Definisi Bahagia III
Kebahagian kami berlanjut setelah puas mengitari taman dan berfoto-foto bersama. Kami baru turun ke sarana water boom menikmati wahana air yang disediakan di tempat rekreasi tersebut. Dan Spinning Coarter yang menguji adrenalin.

Nah untuk teman-teman yang penasaran dengan novel ini baca aja langsung ya. Novel ini cocok untuk teman-teman yang galau mau masuk pesantren dan jauh dari orang tua. Orang tua memasukkan kalian ke pesantren bukan untuk mengucilkan atau membuang kalian karena nakal. Tapi orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Untuk itu coba kenali dulu lingkungannya, kenali para ustaznya dan kenali teman-temannya dan yang terpenting bukakan hati bahwa kalian mau belajar dan menginginkan yang terbaik untuk masa depan. Jangan dulu anti pati atau menghakimi bahwa semuanya sangat menghawatirkan.

BIG WHY BLOGGER

    Bercerita tentang ngeblog banyak alasan yang masing-masing pribadi menulis blog. Berbagai latar belakang dan tujuan yang menggerakkan ...