Minggu, 01 Desember 2019

Ulasan Ebok 2 Hanyalah Santri


Ulasan Cerita Hanyalah Santri karya Nainay


                Tema: Tema yang diangkat adalah tentang pendidikan. Bagaimana orang tua menanamkan pendidikan pesantren pendidikan yang terbaik untuk anaknya.

         Latar tempat: Cerita berlatar belakang tempat disebuah pedesaan dengan tingkat         
ekonomi menengah ke bawah. Dengan latar belakang perkampungan, kebun dan    sungai. 

Latar  waktu: Cerita dimulai ketika 2 bulan sebelum Rahman masuk pesantren.

Latar suasana: Berbahagia mengukir kenangan bersama teman-teman sekelas dan   sekampung. Tapi ada sedihnya ketika harus meninggalkan kampung halaman untuk hidup di pesantren, jauh dari keluarga, sanak saudara dan teman-temana.

Tokoh dan penokohan
a.    Tokoh utama bernama Ahmad Nuzulur Rahman kelas 6 SD yang mau melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren. Berwatak protagonis. Sifat yang digambarkan rajin, mandiri, bertanggung jawab, dan pintar.

b.      Ayah keluaran pesantren juga yang sekarang mengabdi jadi guru di Yayasan Al Khoiriyah dimana anaknya Ahmad Nuzulur Rahman Sekolah di yayasan itu. Sifat yang digambarkan Bertanggung jawab, sabar, bijaksana dan teguh pada pendirian.

c.   Ibu seorang ibu rumah tangga yang patuh terhadap suami dan sayang pada keluarganya. Ibu juga pernah menjadi santri dan mondok di Pesantren.

d.  Tokoh lainnya adalah Pak Eko wali kelas Rahman yang dekat dengan anak-anak asuhannya. Dan juga teman-teman Rahman yang menjadikan Rahman rindu dan berat untuk meninggalkan kampung halamannya pergi ke Pesantren.

Alur /plot
                Alur dalam cerita ini adalah alur campuran dimana menceritakan sebelum Rahman masuk 
                ke Pesantren. Tapi ditengah cerita ada menceritakan kisah pengalaman ibu waktu ada di 
                pesantren dulu.

                       Sudut Pandang
                     Sudut pandang yang di pakai pengarang sudut pandang orang pertama di dalam cerita. 
                    Dimana didalam cerita menceritakan aku sebagai Rahman yang menceritakan kegalauannya 
                    ketika mau masuk pesantren. 


Amanat
Amanat yang disampaikan mengenai pendidikan. Bagaimana menyelami dan menghadapi kegalauan seorang anak yang mau keluar SD akan hidup berpisah dengan keluarganya karena mau melanjutkan menuntut ilmu di Pesantren. Orang tua tidak memaksa tapi terus menyakinkan pada anaknya bahwa pesantrenlah pendidikan yang terbaik untuk anaknya.


Bab 1 Memeras otak 1
Tokoh aku dan teman-temannya belajar bersama sepulang sekolah ketika menjelang ujian akhir. Setelah selesai belajar mereka bermain air di sungai yang terdekat dengan rumah Anam sampai datangnya azan ashar. Mereka memperkirakan permainan air mereka itu permainan terakhir sebab bila nanti setelah selesai ujian mereka libur dan mungkin tidak ada lagi waktu main karena masing-masing mau melanjutkan sekolah yang berbeda.

Bab 2 Memeras otak II
Ketegangan pada saat ujian hari pertama yang dirasakan oleh Rahman dan teman-temannya. Tapi ketegangan pun agak mencair saat pengawas berkata “Kok tegang sekali padahal kami tidak menerkam loh.” 

Bab 3 Memeras otak III
Masih bercerita tentang suasana ketegangan ujian. Selanjutnya dicairkan oleh pengawas dengan kelakarnya. Terakhir mereka berkenalan dengan pengawas yang merupakan guru dari sekolah lain.

Bab 4 Definisi Bahagia I
Aku dan teman-teman merasa berbahagia karena mau rekreasi ke Malang sebagai acara perpisan. Sejak malam aku mempersiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk berangkat rekreasi. Bahkan ibu berpesan jangan lupa sarapan karena sangat semangatnya hingga aku lupa melakukannya sampai ibu menyusulku dan kembali lagi untuk sarapan.

Bab 5 Definisi Bahagia II
Dalam Bus yang menempuh perjalanan menuju Jawa Timur. Kami saling bersenda gurau sehingga perjalanan yang panjang tidak terlalu terasa melelahkan. Tapi karena perjalanan yang berkelok membuat perutku mual dan kepala terasa pening mengakibatkan aku mabuk perjalanan. Hingga masuk Taman Rekreasi dan istirahat sebentar makan. Seanjutnya baru kami mengitari Taman Rekreasi dan berfoto-foto menikmati sarana yang tersedia.

Bab 6 Definisi Bahagia III
Kebahagian kami berlanjut setelah puas mengitari taman dan berfoto-foto bersama. Kami baru turun ke sarana water boom menikmati wahana air yang disediakan di tempat rekreasi tersebut. Dan Spinning Coarter yang menguji adrenalin.

Nah untuk teman-teman yang penasaran dengan novel ini baca aja langsung ya. Novel ini cocok untuk teman-teman yang galau mau masuk pesantren dan jauh dari orang tua. Orang tua memasukkan kalian ke pesantren bukan untuk mengucilkan atau membuang kalian karena nakal. Tapi orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Untuk itu coba kenali dulu lingkungannya, kenali para ustaznya dan kenali teman-temannya dan yang terpenting bukakan hati bahwa kalian mau belajar dan menginginkan yang terbaik untuk masa depan. Jangan dulu anti pati atau menghakimi bahwa semuanya sangat menghawatirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...