Ulasan
Cerita Hanyalah Santri karya Nainay
Tema:
Tema
yang diangkat adalah tentang pendidikan. Bagaimana orang tua menanamkan pendidikan pesantren pendidikan yang terbaik untuk anaknya.
Latar
tempat: Cerita berlatar belakang tempat disebuah pedesaan dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah. Dengan latar
belakang perkampungan, kebun dan sungai.
Latar waktu: Cerita dimulai
ketika 2 bulan sebelum Rahman masuk pesantren.
Latar suasana:
Berbahagia mengukir kenangan bersama teman-teman sekelas dan sekampung. Tapi ada sedihnya ketika harus
meninggalkan kampung halaman untuk hidup di pesantren, jauh dari keluarga,
sanak saudara dan teman-temana.
Tokoh dan penokohan
a. Tokoh
utama bernama Ahmad Nuzulur Rahman kelas 6 SD yang mau melanjutkan sekolah ke
Pondok Pesantren. Berwatak protagonis. Sifat yang digambarkan rajin, mandiri,
bertanggung jawab, dan pintar.
b. Ayah
keluaran pesantren juga yang sekarang mengabdi jadi guru di Yayasan Al
Khoiriyah dimana anaknya Ahmad Nuzulur Rahman Sekolah di yayasan itu. Sifat
yang digambarkan Bertanggung jawab, sabar, bijaksana dan teguh pada pendirian.
c. Ibu
seorang ibu rumah tangga yang patuh terhadap suami dan sayang pada keluarganya.
Ibu juga pernah menjadi santri dan mondok di Pesantren.
d. Tokoh
lainnya adalah Pak Eko wali kelas Rahman yang dekat dengan anak-anak asuhannya.
Dan juga teman-teman Rahman yang menjadikan Rahman rindu dan berat untuk
meninggalkan kampung halamannya pergi ke Pesantren.
Alur /plot
Alur
dalam cerita ini adalah alur campuran dimana menceritakan sebelum Rahman masuk
ke Pesantren. Tapi ditengah cerita ada menceritakan kisah pengalaman ibu waktu
ada di
pesantren dulu.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang di pakai pengarang sudut pandang orang pertama di dalam cerita.
Dimana didalam cerita menceritakan aku sebagai Rahman yang menceritakan kegalauannya
ketika mau masuk pesantren.
Sudut pandang yang di pakai pengarang sudut pandang orang pertama di dalam cerita.
Dimana didalam cerita menceritakan aku sebagai Rahman yang menceritakan kegalauannya
ketika mau masuk pesantren.
Amanat
Amanat
yang disampaikan mengenai pendidikan. Bagaimana menyelami dan menghadapi
kegalauan seorang anak yang mau keluar SD akan hidup berpisah dengan
keluarganya karena mau melanjutkan menuntut ilmu di Pesantren. Orang tua tidak
memaksa tapi terus menyakinkan pada anaknya bahwa pesantrenlah pendidikan yang
terbaik untuk anaknya.
Bab
1 Memeras otak 1
Tokoh aku dan
teman-temannya belajar bersama sepulang sekolah ketika menjelang ujian akhir.
Setelah selesai belajar mereka bermain air di sungai yang terdekat dengan rumah
Anam sampai datangnya azan ashar. Mereka memperkirakan permainan air mereka itu
permainan terakhir sebab bila nanti setelah selesai ujian mereka libur dan
mungkin tidak ada lagi waktu main karena masing-masing mau melanjutkan sekolah
yang berbeda.
Bab
2 Memeras otak II
Ketegangan pada saat
ujian hari pertama yang dirasakan oleh Rahman dan teman-temannya. Tapi
ketegangan pun agak mencair saat pengawas berkata “Kok tegang sekali padahal
kami tidak menerkam loh.”
Bab
3 Memeras otak III
Masih bercerita tentang
suasana ketegangan ujian. Selanjutnya dicairkan oleh pengawas dengan
kelakarnya. Terakhir mereka berkenalan dengan pengawas yang merupakan guru dari
sekolah lain.
Bab 4 Definisi Bahagia I
Aku dan teman-teman merasa
berbahagia karena mau rekreasi ke Malang sebagai acara perpisan. Sejak malam
aku mempersiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk berangkat rekreasi.
Bahkan ibu berpesan jangan lupa sarapan karena sangat semangatnya hingga aku
lupa melakukannya sampai ibu menyusulku dan kembali lagi untuk sarapan.
Bab 5 Definisi Bahagia II
Dalam Bus yang menempuh
perjalanan menuju Jawa Timur. Kami saling bersenda gurau sehingga perjalanan
yang panjang tidak terlalu terasa melelahkan. Tapi karena perjalanan yang
berkelok membuat perutku mual dan kepala terasa pening mengakibatkan aku mabuk perjalanan.
Hingga masuk Taman Rekreasi dan istirahat sebentar makan. Seanjutnya baru kami
mengitari Taman Rekreasi dan berfoto-foto menikmati sarana yang tersedia.
Bab 6 Definisi Bahagia III
Kebahagian kami
berlanjut setelah puas mengitari taman dan berfoto-foto bersama. Kami baru
turun ke sarana water boom menikmati wahana air yang disediakan di tempat
rekreasi tersebut. Dan Spinning Coarter
yang menguji adrenalin.
Nah untuk teman-teman
yang penasaran dengan novel ini baca aja langsung ya. Novel ini cocok untuk
teman-teman yang galau mau masuk pesantren dan jauh dari orang tua. Orang tua
memasukkan kalian ke pesantren bukan untuk mengucilkan atau membuang kalian
karena nakal. Tapi orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik untuk
anaknya. Untuk itu coba kenali dulu lingkungannya, kenali para ustaznya dan
kenali teman-temannya dan yang terpenting bukakan hati bahwa kalian mau belajar
dan menginginkan yang terbaik untuk masa depan. Jangan dulu anti pati atau
menghakimi bahwa semuanya sangat menghawatirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar