Rabu, 11 Desember 2019

Ulasan Cerita Historical Fiction



Tugas Pekan 3 mengulas cerita Historical Fiction
ULASAN NOVEL  DENGAN JUDUL “ENTROK” KARYA OKKY MADASARI
oleh Nyi Heni (anggota ODOP 7)




Pekan ini pekan ketiga di kelas fiksi mendapat tugas mengulas cerita Historical Fiction. Saya mencoba mengulas cerita ini mudah-mudahan menjadi bertambah pengalaman dan menambah wawasan.

Cerita “Entrok” yang ditulis oleh Okky Madasari yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Terbit pertama tahun 2010 sedangkan yang saya baca terbitan tahun 2016. Dengan ketebalan buku 288 halaman.
a.      Tema
Tema yang diambil adalah tekanan hidup yang dialami seorang perempuan miskin. Dengan keuletan dan kerja kerasnya berusaha mengumpulkan keping-keping uang dalam hidupnya. Tekanan hidup dari lingkungan dan aparat yang selalu memeras rakyat akhitnya menumbangkan daya upaya seorang perempuan bernama Sumarni.

b.      Latar
Latar tempat cerita ini berlatar tanah Jawa dengan berbagai kebiasaan dan budaya masyarakatnya. Dengan kondisi masa sulit pada saat negara yang baru merdeka. Pemerintahan yang belum stabil. Ekonomi masyarakat pada waktu itu sangat susah apalagi masyarakat kalangan bawah. Dimana pertumbuhan ekonomi dan pendidikan masih berada dalam pengaruh sisa-sisa penjajahan. Suasana yang digambarkan bagaimana sulitnya masyarakat kecil untuk bertahan hidup dengan berbagai cara dan upaya yang dapat dilakukan.


c.       Tokoh
Sumarni adalah seorang perempuan Jawa yang hidup berdua dengan ibunya. Sumarni mempunyai masalah pada masa pubertas. Pengetahuannya yang kurang dia tidak tahu bagaimana cara menangani darah haid ketika datang haid pertama. Juga pertumbuhan kedua payudaranya yang mengganggu. Sumarni remaja menginginkan entrok atau BH atau bra seperti yang dimiliki saudaranya. Tapi karena ibunya tidak mampu membelikan maka dia bertekad bekerja menjadi kuli agar mendapatkan uang untuk membeli entrok.


Sumarni tokoh utama yang digambarkan sebagai perempuan mandiri yang bekerja keras mencari uang untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Berhasil menguliahkan anaknya ke Perguruan Tinggi di Jogyakarta. Juga lembut pada suami dan anaknya.


Sumarni mengalami masa jaya kala ia menjadi rentenir dan dapat membeli sebidang tanah yang ditanami tebu. Tapi akhirnya Sumarni juga mengalami masa sulit dimulai saat suaminya mati kecelakaan.  Tanaman tebunya tidak laku karena pabrik gulanya bangkrut. Tanahnya diperas tentara hingga habis dan tak ada lagi yang tersisa.


Sumarni walaupun sudah tidak mempunyai apa-apa masih tetap bersyukur karena masih ada Rahayu anak satu-satunya.  Sumarni masih mengusahakan Rahayu agar hidup bahagia dan punya keluarga dengan segala cara.


Sumarni tak mengenal Gusti Allah. Orang-orang di desanya menganggap Sumarni menyembah arwah leluhur, memberi makan setan dan memelihara tuyul. Sehingga Sumarni menjadi orang terkaya di desanya.


Si Mbok adalah ibu Sumarni yang digambarkan dengan watak keluguan dan kepolosannya sebagai ciri khas orang Jawa miskin. Dengan kesederhanaannya membesarkan anak perempuan seorang diri.


Teja adalah suami dari Sumarni dengan badan kekar ciri pemuda yang mengandalkan ototnya untuk menghasilkan uang. Suami yang menghabiskan uang hasil kerjanya dengan main perempuan dan mabuk setiap hari. Yang tak pernah berpikir bagaimana masa depan diri dan keluarga serta anaknya. Teja hanya manut saja pada Sumarni.


Rahayu adalah anak Sumarni dengan Teja. Rahayu sekolah sampai kuliah ke Perguruan Tinggi. Sumarni dengan susah payah membiayai anaknya agar menjadi sarjana pertama di desanya dan dapat menjadi pegawai negeri. Tapi akhirnya Sumarni harus kecewa karena Rahayu memilih menjadi istri kedua dari Amri dan meninggalkan desanya.


Rahayu tidak sepaham dengan ibunya yang tidak mengenal Allah. Sedangkan Rahayu dengan pengetahuan yang didapatnya dari guru agama di sekolahnya mengenal Allah. Rahayu banyak menentang pendapat dan cara-cara yang dilakukan ibunya dalam mendapatkan harta. Tapi Rahayu sendiri tidak pernah mengenalkan Allah pada ibunya. Seperti halnya ibunya yang tak pernah memberikan pemahaman akan keyakinannya. Keduanya seakan terjadi perang dingin dengan masing-masing keyakinannya.


Karena kelicikan tentara dan polisi pada waktu itu yang selalu memeras masyarakat. Rahayu dijebloskan ke penjara dengan tuduhan menjadi PKI. Rahayu yang disiksa dan diperkosa oleh polisi di penjara menjadi trauma. Rahayu kembali pulang pada ibunya Sumarni setelahnya dikeluarkan dari penjara.


Rahayu kini bukanlah Rahayu yang dulu. Rahayu sekarang tak banyak bicara dan tak mau keluar rumah. Tapi ibunya dengan gigih mengusahakan kebahagiaan bagi anak satu-satunya ini. Sumarni berusaha mencari calon suami bagi anaknya. Sumarni merencanakan hajatan dan mengundang tetangganya. Ketika ada anak tukang andong di dekat pasar bernama Sutomo yang mau menjadi suami anaknya.


Penderitaan Sumarni menjadi lengkap karena kebahagiaan yang diharapkan untuk anaknya, kembali harus gagal. Sutomo dan ayahnya meminta agar perkawinan digagalkan karena mereka baru tahu kalau Rahayu pernah dipenjara dan diperkosa karena menjadi PKI. Pembatalan dilakukan pada saat tetangga dan undangan sudah mulai berdatangan.


Tak tahan dengan rasa malu yang harus dihadapi dari tetangga dan undangan karena gagal mengawinkan anak semata wayangnya. Dan prustasi karena sudah tidak bisa lagi mengusahakan kebahagiaan bagi anaknya. Sumarni pun menjadi gila.


d.      Alur
Alur maju cerita ini dimulai dari Sumarni remaja.  Lalu berkeluarga dan sukses dan punya anak.  Rahayu anak Sumarni yang tak menyelesaikan kuliahnya karena menikah.  Dan akhirnya harus dipenjara karena pitnah.

e.       Sudut Pandang
Sudut pandang orang pertama dalam cerita. Digambarkan secara bergantian antara Sumarni dan Rahayu. Pada bab awal sangat sulit menentukan sudut pandang tapi semakin jelas pada bab-bab berikutnya.


f.       Amanat
Setelah membaca cerita ini sebagai refleksi dapat ditentukan sebagai berikut:
1.      Tidak menganggap materi sebagai segalanya dan diperbudak olehnya.
2.      Bekerja keras dalam memcapai sesuatu yang kita inginkan.
3.      Belajar bijaksana dengan emandang segala hal dalam berbagai sisi.
4.      Jangan takut bermimpi dan jadikan mimpi kita sebagai suatu kekuatan.
5.  Tidak menghakimi karena seseorang mempunyai cara dan sudut pandang berbeda dalam sesuatu hal.

Demikianlah ulasan yang dapat saya buat mudah-mudahan bermanfaat. Dan berikan kritik dan saran agar tulisan yang saya buat ada kemajuan kearah yang lebih baik. Salam literasi dan terus semangat untuk terus belajar.


#Kelas Fiksi
#OneDayOnePost


1 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...