ULASAN
CERITA ANAK DENGAN JUDUL BELAJAR MENULIS
KARYA
WAKHID SYAMSUDIN
oleh
Nyi Heni
Teman-teman mudah-mudahan
kabar semuanya baik ada dalam keadaan sehat dan terus semangat untuk berkarya.
Pada kesempatan ini
saya mau belajar mengulas cerita anak yang telah berhasil dimuat di media
cetak. Cerita yang akan diulas yaitu cerita anak dengan judul “Belajar Menulis”
hasil buah pena dari Wakhid Syamsudin. Cerita ini telah berhasil dimuat di
harian Solopos Minggu Rublik anak edisi 4 Agustus 2019.
Tema
Tema
cerita yang diambil adalah belajar menyelesaikan masalah. Sungguh suatu cerita
yang diambil dari kegiatan sehari-hari, tapi penuh dengan pendidikan karakter
positif yang sangat berguna untuk diterapkan pada anak kita.
Latar
a. Latar
tempat yang digambarkan di rumah. khususnya di ruang kerja ayah dengan komputer
sebagai ciri khas alat kerjanya.
b. Latar
waktu tidak disinggung secara khusus tapi melihat situasi kondisinya diperkirakan
sore hari. Biasanya sore hari anak-anak pulang bermain.
c. Latar
suasana diawali dengan cemberut menggambarkan suatu perasaan yang kurang
menyenangkan yang diperlihatkan oleh Haikal tokoh utama dari cerita ini. Tapi
akhirnya menjadi gembira ketika tulisan pertama Haikal dimuat disebuah harian.
Tokoh
a. Haikal
tokoh utama yang merasa iri pada temannya Bara yang selalu dibelikan mainan
oleh orang tuanya. Sementara dia dianjurkan menabung dulu kalau mau membeli
mainan mahal.
b. Bapak
yang digambarkan sebagai bapak yang perhatian. Hal ini terlihat dari dialog:
Haikal pulang dari rumah Bara dengan
wajah cemberut. Ayah yang sedang mengetik di depan komputer segera menyapanya,
“Anak Ayah kenapa, nih? Kok cemberut?
”
Walaupun sedang bekerja tapi masih dapat menyapa putranya yang baru datang. Dan melihat wajah cemberut putranya yang menandakan ada hal yang kurang enak dihatinya.
Ayah juga menasehati agar tidak iri pada
orang lain. Jika menginginkan sesuatu sebaiknya menabung seperti yang dianjurkan
ibunya. Disini ada penekanan pada pendapat ibunya menandakan ada keselarasan
pendidikan antara bapak dan ibu.
Selain menganjurkan menabung bapak juga
mengusulkan solusi. Solusi yang diusulkan agar menulis dan tulisannya
dikirimkan ke media cetak berbayar. Uang sebagai motivasi awal bagi Haikal memulai
menulis. Tapi yang penting adalah membiasakan anak untuk berani memulai,
menumbuhkan rasa percaya diri, dan berusaha mencapai apa yang diinginkan.
c.
Tokoh Ibu yang digambarkan bapak
yang menerapkan disiplin dan membiasakan menabung. Satu hal yang perlu disadari
oleh orang tua bahwa dalam menerapkan pendidikan terhadap anak perlu adanya
kordinasi dan kesepahaman antara bapak dan ibu, sehingga tidak membingungkan
anak.
Alur
Alur
maju yang digunakan dalam cerita ini memudahkan pembaca mengikuti ceritanya. Demikian
juga dalam menangkap pesan yang disampaikan.
Sudut Pandang
Penulis
menggunakan sudut pandang orang ketiga di luar cerita. Seakan-akan penulis
menceritakan pengalaman orang lain.
Amanat
Amanat
yang disampaikan penuh dengan pendidikan karakter sebagai pengarah kepribadian
anak. Amanat yang saya pahami antara lain:
a. Belajar
menyampaikan ide dan pemikiran dalam bentuk tulisan maupun lisan.
b. Tidak
perlu iri terhadap yang dimiliki orang lain.
c. Belajar
menabung untuk mencapai satu tujuan.
d. Memaknai
sabar jika tujuan belum tercapai.
Demikianlah ulasan yang dapat saya buat semoga
bermanfaat . Mohon maaf pada penulis cerita Belajar
Menulis Wakhid Syamsudin bila tulisan saya yang sangat sederhana ini kurang
berkenan.
#kelasfiksi
#OneDayOnePost7
Terima kasih sekali sudah mengulas cernak saya... Semangat!
BalasHapus