Sabtu, 19 Oktober 2019

PERISTIWA DI BOJONG KOKOSAN 6


PERISTIWA BOJONG KOKOSAN 6





Sore itu hari Minggu tanggal 9 Desember 1945 Kendaraan pengawal konvoi sekutu datang dari arah Bogor menuju Sukabumi. Tentara Inggris dan NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) yang dilengkapi dengan puluhan tenk baja, panser wagon, dan truk berisi puluhaan ribu tentara Gurkha, mortir dan senapan mesin.

Tentara sekutu berhasil masuk ke garis pertahanan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Ketika mendekati Tebing Bojong Kokosan tepatnya di Jalan Siliwangi nomor 75 Kecamatan Parungkuda Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) mendahului melakukan serangan terhadap tentara sekutu. Pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Eddie Sukardi melakukan penghadangan mulai dari daerah Cigombong, Cicurug, Bojong Kokosan, Pamuruyan, Cibadak, Sakopi, Ciseureuh, Degung, Cimahpar, Pasekon, Sukaraja, Gekbrong dan Ciranjang Cianjur.

Serangan-serangan yang dilakukan Pasukan Tentara Keamanan Rakyat selama ini dianggap gangguan-gangguan kecil yang tidak menimbulkan korban berarti. Namun pada serangan 9 Desember 1945 sungguh sangat menggemparkan dunia. Walaupun dengan peralatan sederhana dan kekuatan yang tidak seimbang. Pertempuran ini banyak menimbulkan korban. Pasukan sekutu menelan korban 50 orang tewas, 100 luka berat dan 30 orang menyerah. Sedangkan dari pihak TKR menelan korban 73 jiwa. Dan menewaskan dan melukai ratusan rakyat sipil dan menghancurkan ratusan rumah warga.  Setelah Angkatan Udara Inggris membombardir Desa Kompa, Desa Parungkuda dan Desa Cibadak. Pertempuran bahkan dianggap pertempuran terbesar selama Perang Dunia II.

Penghadangan yang dilakukan hampir 81 KM sepanjang jalan protocol Bogor Sukabumi Cianjur. Dibagi menjadi beberapa titik dalam jarak 15 KM. Di titik Bojong Kokosan inilah yang paling menggemparkan dunia. Pasukan TKR dibantu dengan pasukan Laskar Rakyat Sukabumi, Barisan Banteng dan Hizbullah yang asalnya dianggap hanya gangguan kecil saja.  Mulai diakui dunia dan mereka mulai menghormati keinginan bangsa Indonesia yang ingin mendeka. Keikutsertaan Inggris dan sekutu dalam pertempuran Indonesia dan Belanda mulai dikecam dunia.

Posisi yang strategis dan menguasaan lokasi tempat tempur, menguntungkan pasukan TKR dalam peperangan itu. Jalan yang berkelok membentuk huruf  “S”. Posisi diatas sehingga memudahkan untuk mengawasi musuh. Tempat yang rimbun ditumbuhi pepohonan memudahkan untuk bersembunyi. Dan Talang air buatan Belanda yang melintas di atas jalan memudahkan pasukan TKR untuk berlari dari tebing satu ke tebing disebrangnya bila keadaan terpepet.

Penghadangan yang diawali dengan membuat lubang yang menganga di jalan. Warga menggotong lisung (Tempat memisahkan padi dari gabahnya) sengaja di simpan di jalan, Batu besar digulingkan berramai-ramai. dan lain sebagainya, untuk menghalangi agar mobil tidak dapat lewat. Ketika tentara sekutu menyingkirkan barang-barang yang menghalangi jalan itulah dilakukan penyerangan oleh Pasukan TKR. Sehingga menewaskan 50 orang tewas, 100 orang luka-luka dan 30 orang menyerahkan diri. sementara dari pasukan TKR tak ada satu pun korban.

Serangan balasan dari udara yang dilakukan tentara Inggris, meluluh-lantahkan Pasukan TKR daerah Cibadak, Parungkuda dan Kompa. Pertempuran yang kedua dalam keadaan tidak seimbang selama dua jam itu menelan korban jiwa yang tak sedikit baik dari tentara, maupun masyarakat sipil. Kalau saja Allah tidak mengirimkan bantuan berupa hujan dan kabut mungkin akan lebih banyak lagi korban dari pasukan TKR. Talang air dan tanah Bojong Kokosan bersimbah darah merah dari para pejuang yang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan.

Pertempuran di Bojong Kokosan ini memicu pertempuran-pertempuran lainnya seperti Pertempuran 10 November di Surabaya dan pertempuran Bandung Lautan Api 21 November 1945.

Itulah sekilas peristiwa pertempuran di Bojong Kokosan, mudah-mudahan menambah wawasan dan menjadikan lebih menghargai jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Dan generasi berikutnya menjadi pengisi kemerdekaan, dengan menjadi sumber daya manusia yang handal. Sehingga bisa mewujudkan rakyat Indonesia yang adil dan makmur di Persada Nusantara yang kaya raya ini.

Terima kasih

ooooooooooooOOOoooooooooo

5 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...