PERISTIWA
BOJONG KOKOSAN 6
Sore
itu hari Minggu tanggal 9 Desember 1945 Kendaraan pengawal konvoi sekutu datang
dari arah Bogor menuju Sukabumi. Tentara Inggris dan NICA (Nederlandsch Indie
Civil Administratie) yang dilengkapi dengan puluhan tenk baja, panser wagon,
dan truk berisi puluhaan ribu tentara Gurkha, mortir dan senapan mesin.
Tentara
sekutu berhasil masuk ke garis pertahanan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Ketika
mendekati Tebing Bojong Kokosan tepatnya di Jalan Siliwangi nomor 75 Kecamatan
Parungkuda Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Pasukan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) mendahului melakukan serangan terhadap tentara sekutu. Pasukan
TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Eddie Sukardi
melakukan penghadangan mulai dari daerah Cigombong, Cicurug, Bojong Kokosan,
Pamuruyan, Cibadak, Sakopi, Ciseureuh, Degung, Cimahpar, Pasekon, Sukaraja,
Gekbrong dan Ciranjang Cianjur.
Serangan-serangan
yang dilakukan Pasukan Tentara Keamanan Rakyat selama ini dianggap
gangguan-gangguan kecil yang tidak menimbulkan korban berarti. Namun pada
serangan 9 Desember 1945 sungguh sangat menggemparkan dunia. Walaupun dengan
peralatan sederhana dan kekuatan yang tidak seimbang. Pertempuran ini banyak
menimbulkan korban. Pasukan sekutu menelan korban 50 orang tewas, 100 luka
berat dan 30 orang menyerah. Sedangkan dari pihak TKR menelan korban 73 jiwa. Dan
menewaskan dan melukai ratusan rakyat sipil dan menghancurkan ratusan rumah
warga. Setelah Angkatan Udara Inggris
membombardir Desa Kompa, Desa Parungkuda dan Desa Cibadak. Pertempuran bahkan
dianggap pertempuran terbesar selama Perang Dunia II.
Penghadangan
yang dilakukan hampir 81 KM sepanjang jalan protocol Bogor Sukabumi Cianjur.
Dibagi menjadi beberapa titik dalam jarak 15 KM. Di titik Bojong Kokosan inilah
yang paling menggemparkan dunia. Pasukan TKR dibantu dengan pasukan Laskar
Rakyat Sukabumi, Barisan Banteng dan Hizbullah yang asalnya dianggap hanya
gangguan kecil saja. Mulai diakui dunia
dan mereka mulai menghormati keinginan bangsa Indonesia yang ingin mendeka. Keikutsertaan
Inggris dan sekutu dalam pertempuran Indonesia dan Belanda mulai dikecam dunia.
Posisi
yang strategis dan menguasaan lokasi tempat tempur, menguntungkan pasukan TKR
dalam peperangan itu. Jalan yang berkelok membentuk huruf “S”. Posisi diatas sehingga memudahkan untuk
mengawasi musuh. Tempat yang rimbun ditumbuhi pepohonan memudahkan untuk
bersembunyi. Dan Talang air buatan Belanda yang melintas di atas jalan memudahkan
pasukan TKR untuk berlari dari tebing satu ke tebing disebrangnya bila keadaan
terpepet.
Penghadangan
yang diawali dengan membuat lubang yang menganga di jalan. Warga menggotong lisung (Tempat memisahkan padi dari gabahnya)
sengaja di simpan di jalan, Batu besar digulingkan berramai-ramai. dan lain
sebagainya, untuk menghalangi agar mobil tidak dapat lewat. Ketika tentara
sekutu menyingkirkan barang-barang yang menghalangi jalan itulah dilakukan
penyerangan oleh Pasukan TKR. Sehingga menewaskan 50 orang tewas, 100 orang
luka-luka dan 30 orang menyerahkan diri. sementara dari pasukan TKR tak ada
satu pun korban.
Serangan
balasan dari udara yang dilakukan tentara Inggris, meluluh-lantahkan Pasukan
TKR daerah Cibadak, Parungkuda dan Kompa. Pertempuran yang kedua dalam keadaan tidak
seimbang selama dua jam itu menelan korban jiwa yang tak sedikit baik dari
tentara, maupun masyarakat sipil. Kalau saja Allah tidak mengirimkan bantuan
berupa hujan dan kabut mungkin akan lebih banyak lagi korban dari pasukan TKR.
Talang air dan tanah Bojong Kokosan bersimbah darah merah dari para pejuang
yang mengorbankan segalanya demi kemerdekaan.
Pertempuran
di Bojong Kokosan ini memicu pertempuran-pertempuran lainnya seperti Pertempuran
10 November di Surabaya dan pertempuran Bandung Lautan Api 21 November 1945.
Itulah
sekilas peristiwa pertempuran di Bojong Kokosan, mudah-mudahan menambah wawasan
dan menjadikan lebih menghargai jasa para pahlawan yang gugur di medan perang.
Dan generasi berikutnya menjadi pengisi kemerdekaan, dengan menjadi sumber daya
manusia yang handal. Sehingga bisa mewujudkan rakyat Indonesia yang adil dan
makmur di Persada Nusantara yang kaya raya ini.
Terima
kasih
ooooooooooooOOOoooooooooo
Mohon masukannya
BalasHapus๐ terima kasih info sejarahnya Bu Nyi Heni๐
BalasHapusInfo yang brilian. Nice
BalasHapus๐๐selalu suka dg sejarah
BalasHapusNice mbak
BalasHapus