Senin, 30 September 2019

Emak


                                                                              EMAK 


Emak adalah sebutan Asep pada ibunya. Emak orangnya sangat sabar. Sejak ditinggal ayahnya Asep hidup berdua dengan emaknya. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari Emak bekerja serabutan. Kadang ada tetangga yang menyuruh mencuci atau membantu-bantu pekerjaan di dapur. Kadang ada juga yang menyuruh bekerja di Sawah atau Kebun.
“Asep ... Asep... Bangun!” Emak membangunkan Asep. Sudah beberapa kali Emak membangunkan Asep sejak sebelum Subuh tadi, tapi Asep belum juga bangun.
“Sep... Kasep ayo bangun sayang!” dengan telaten dan sabar Emak kembali  membangunkan Asep dengan masih memakai mukena setelah salat subuh. Tapi yang dibangunkan malah menarik kembali selimutnya.

Sambil masak menyiapkan sarapan Emak bulak-balik membangunkan Asep yang tadi menarik kembali selimutnya. Dengan sabar Emak memanggil-manggil Asep supaya bangun dan Salat Subuh.
“Ayo bangun sayang sudah siang ayo Salat Subuh dulu.” Emak masih membujuk Asep.
“Berisik ah aku masih ngantuk.” Asep malah menutup telinganya dengan bantal.
“Astagfirullah, Ayo nak Kasep bangun dulu Salat Subuh dulu.” Emak masih sabar membangunkan Asep.
“Ah berisik.” jawab Asep sambil melempar selimutnya dengan kasar lalu pergi ke kamar mandi.
“Astagfirullahaladzim.”Emak istigfar sambil mengurut dada. Kemudian membereskan tempat tidur Asep yang berantakan.
888
Asep dan teman-temannya sedang nongkrong sambil makan jajanan di Gajebo dekat Kantin sekolah.
“Maaf Kak,  numpang lewat.” Kata seorang gadis cantik sambil sedikit membungkukkan badannya.

Asep melongo melihat gadis cantik kulitnya bersih dengan senyum yang menawan bukannya menggeser kakinya yang menghalangi jalan.
“Hai sadar!” kata Ardi sambil mengusap muka Asep yang masih bengong melongo melihat pemandangan yang menakjubkan. Jantungnya berdegub keras, hatinya berdebar-debar salah tingkah dibuatnya.
“Eh si... Silahkan....” Kata Asep terbata suaranya hilang, tenggorokannya terasa kering, sambil menggeser kakinya yang menghalangi jalan.
“Siapa anak tadi perasaan aku baru ketemu?” tanya Asep pada teman-temannya.
“La iyalah kamu ngak pernah ketemu, kamu kan masuk siang, dan pulang sebelum waktunya.” Kata Ardi meledek Asep. Dikatakan seperti itu Asep nyengir kuda dia mengakui kelemahannya.

Tadinya Asep ingin banyak bertanya pada teman-temannya mengenai gadis itu. Tapi Asep gengsi, Asep khawatir bukannya mendapat jawaban malah ia jadi bahan ejekan teman-temannya.

Baru juga melangkah ke kelas untuk mencari tahu informasi mengenai gadis tadi. Bel dengan nyaring berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai. Dan sampai waktunya pulang sekolah Asep tidak bertemu lagi dengan gadis tadi. Serta belum mendapatkan informasi apapun mengenai gadis tadi.

Malam ini Asep susah tidur dia teringat kejadian siang tadi. Cantik sekali gadis tadi, senyumnya sangat memesona, lesung pipit kecil di dekat bibirnya mempermanis senyumnya. “Aku harus mencari tahu siapa dia dan dimana rumahnya.” pikir Asep dalam hati. Asep gelisah ingin segera pagi dan ingin segera tahu siapa gadis tadi.

Tak seperti biasanya pagi ini Asep sudah berada di sekolah, pakaiannya rapi, rambutnya masih basah sisa-sisa mandi tadi, wajahnya cerah senyum selalu tersungging dibibirnya. Teman-temannya heran dengan keberadaan Asep pagi-pagi seperti ini.
“Wai ada angin apa pagi-pagi sudah ada di Sekolah? sudah insaf nih ceritanya? ” Andri meledek Asep temannya, heran dengan keberadaannya pagi ini. Asep hanya nyengir kuda diledek temannya. Asep tak menghiraukan perkataan temannya Asep langsung ke kelas menyimpan tas dan mengeluarkan zuz amma untuk mengikuti tadarusan bersama di halaman sekolah.

Pak Agus memberi pengumumam agar anak-anak kumpul di Halaman Sekolah. Anak-anak mulai membaca surat-surat pendek dalam Zuz Amma, dilanjutkan dengan tausiah yang diberikan oleh Pak Agus Romdhani.

“Anak-anak jika kalian ingin diridhoi oleh Allah, maka kalian terlebih dahulu harus berada dalam ridho orang tua. Seorang anak wajib berusaha membuat orang tuanya rido terhadap apa yang dilakukannya. Sama halnya anak juga wajib mencari rido Allah.”

“Dan seorang anak hendaklah berbuat baik pada kedua orang tuanya yakni dengan berbakti, mengasihi, dan lemah lembut pada keduanya. Jangan sekali- kali berkata “Ah” atau membangkang terhadap kedua orang tua. Hendaknya seorang anak merendahkan diri terhadap orang tuanya, berkata sopan dan hidmat. Dan selalu mendoakan keduanya supaya Allah menyayangi orang tua kita seperti halnya mereka menyayangimu diwaktu kecil”.

Demikianlah tausiah yang diberikan Pak Agus yang dapat ditangkap oleh Asep. Asep tertunduk dan matanya berkaca-kaca tapi buru-buru dilap oleh lengan bajunya. Selama berada di sekolah Asep lebih banyak diam tak banyak bicara. Dia lupa pada niatnya tadi pagi berangkat mau ketemu gadis cantik yang kemarin menyapanya.

Sepulang sekolah Asep mendapati Emaknya baru selesai salat duhur. Emak masih memakai mukena dan duduk berdoa. Tak menunggu lama Asep langsung sujud dihadapan Emaknya memohon maaf dan ampunan sambil terisak.
“Maafkan Asep Mak, Asep telah durhaka pada Emak, telah berkata kasar dan tak pernah mendengarkan nasihat Emak, mulai sekarang Asep akan menuruti segala nasehat Emak dan akan sekolah dengan giat dan jujur.” Kata Asep disela-sela isak tangisnya.
“Iya Emak maafkan, yang lalu biarlah berlalu, ayo kita perbaiki kedepannya.” Jawab Emak sambil menciumi kepala Asep dan membelai rambut dan punggung Asep. Emak mengangkat badan Asep dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.

Sekian.
ooooooooooooooooooOOOoooooooooooooooooo

4 komentar:

  1. Gajebo= gazebo, juj= juz Amma. Dan ada beberapa tanda koma yang perlu ditambahkan. 😊🙏👍

    BalasHapus
  2. Kalau ada kaitanya kepergian ayah dengan sifat Asep di awal-awal paragraf mungkin lebih masuk.

    BalasHapus

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...