GAJAH
DAN AYAM JANTAN
Warna kuning
keemasan semburat jingga di cakrawala. Mentari mulai lelah ingin kembali
keperaduannya. Seperti halnya burung-burung yang beterbangan menempuh
perjalanan panjang hari itu. Ingin kembali ke sarang setelah kenyang mencari makan
melintas di langit bersih.
Senja itu Ayam Jantan
berjalan berkokok sambil mengais-ngaiskan kakinya ke tanah mencari biji-bijian.
Setelah menemukannya lalu dipatuk dengan paruhnya lalu berkokok.
“Ku ku kuruk... ku ku
kuruyuk.....!!!” Ayam Jantan berkokok.
“Hus jangan berisik ah”
tegur gajah yang dari tadi berjalan beriringan.
“Ku ku kuruyuk...ku ku
kuruyuk...!!!” Ayam Jantan lebih berisik lagi.
“Hus apa sih yang ingin
kamu katakan?” tanya gajah pada Ayam Jantan.
“Aku ingin bertanding
denganmu” tantang Ayam pada Gajah.
“Bertanding apa” tanya
gajah lagi belum mengerti.
“Maksudnya siapa
diantara kita yang makannya lebih banyak? Kamu atau Aku?” Kata Ayam memperjelas
keinginannya.
“Tentu saja aku,” sahut
Gajah sambil membuat suara gaduh dan mengibas-ngibaskan belalainya.
“Aku memang tidak bisa bisa makan lebih banyak jika
dibandingkan denganmu, Gajah. Tetapi aku bisa mematuk dengan cepat.”
“Baiklah, besok kita bertanding di Padang dekat
sungai. Disana banyak rumput dan tumbuhan padi-padian.”kata Gajah sambil
menunjuk tempat yang dimaksud dengan belalainya.
Untuk
menentukan pemenang mereka minta bantuan hewan lain, seperti harimau, kijang,
jerapah, kera, kancil dan sebagainya. Pertandingan itu akan dilaksanakan besok
pagi. Setelah matahari terbit.
Gajah
dan Ayam Jantan mempersiapkan diri untuk pertandingan besok pagi. Semalaman
Gajah dan Ayam Jantan tidak bisa tidur. Malam terasa lambat. Lama kelamaan
ahkirnya mereka pun tidut.
Gajah
terbangun ketika mendengar kokok ayam dari kejauhan. Dengan angkuh Ayam Jantan
berjalan sambil mengingatkan gajah.
“Saatnya
kita bertanding, kawan,” kata Ayam Jantan mengingatkan dengan angkuhnya.
“Ya
aku mengerti!” jawab Gajah sambil pergi beriringan menuju padang yang ada di
dekat sungai.
Harimau
membuka acara memberitahukan maksud mereka berkumpul di Padang tersebut. “Kawan-kawan,
kita berkumpul di sini untuk menyaksikan pertandingan antara Gajah dan Ayam
Jantan. Kitalah yang menentukan siapa diantara mereka yang dapat makan lebih
banyak.” kata Harimau.
“Ya
kami siap,” hewan lain menanggapi dengan serempak.
“Gajah
dan Ayam Jantan juga sudah siap?” tanya Harimau.
Gajah
dan Ayam mengangguk.
“Baiklah
mari kita mulai, satu, ...dua,....tiga....” Harimau memberi aba-aba.
Gajah
dan Ayam Jantan mulai makan. Mereka makan sebanyak-banyaknya hingga
kekenyangan.
“Aduh
perutku sakit kekenyangan, rasanya seperti mau meletus.” kata Gajah mengeluh.
Dia merebahkan tubuhnya lalu tertidur.
Sementara
Ayam Jantan masih terus mematuk-matuk biji-bijian dengan cepat sekali. Sesekali
berkokok membuat hewan-hewan lain tidak senang. Sebab Ayam Jantan itu terlihat
begitu sombong.
“Hai
kamu jangan sombong Ayam Jantan.” kata ular mengingatkan. tapi tidak
dipedulikan oleh Ayam Jantan.
Ketika
hari sudah sore Gajah baru terbangun dari tidurnya. Gajah mencoba makan lagi
tapi perutnya masih terasa sakit.
“Oh
aku tidak bisa melanjutkan perlombaan ini perutku sakit sekali.” kata Gajah
menyerah. Sambil memandang teman-teman binatang lainnya yang sedang menyaksikan
perlombaan itu.
Ayam
Jantan berteriak kegirangan. “Horee... aku yang keluar sebagai pemenangnya.
Akulah yang paling luar biasa di hutan ini.” kata Ayam Jantan bangga. Ayam
Jantan mengepak-ngepakkan sayapnya lalu berkokok. kembali mematuk-matuk biji-bijian.
Binatang
lain sudah melarangnya untuk tidak mematuk-matuk lagi biji-bijian tapi tidak
dipedulikan oleh Ayam Jantan. Ayam Jantan seperti kesulitan bernapas, tenggorokannya
seperti ada yang menyumbat. Seketika mukanya menjadi merah.
“Tolong
aku “Kata ayam Jantan dengan kesakitan yang menderanya.
Hewan lain segera
mendekat memberi pertolongan. Ayam Jantan keburu tersungkur ke tanah,
berkelejoran sesaat, lalu kehabisan napas dan tersungkur mati.
Pesan moral yang disampaikan. Janganlah sombong akibatnya mencelakakan diri sendiri. Dan dalam segala sesuatu jangan berlebihan. Orang yang berlebihan kadang melakukan sesuatu yang tidak masukakal dan diluar batas kemampuan.
Mohon masukannya
BalasHapusPembeda paragraf sedikit membingungkan ibu
BalasHapusYa, terima kasih kritiknya
HapusBu Heni, coba biar lebih rapi, yg kalimat dialog dikasih jarak. Jadi biar jadi paragraf baru, supaya lebih rapi.
BalasHapusSemangat, BUu Heni ...
Oke, terima kasih masukannya
HapusSayang ya, Bu. Coba si ayam di potong aja, trus buat sambal jadi deh ayam geprek😘
BalasHapusYa kalau endingnya ada manusia, daripada mati sia-sia mending dipotong dibuat ayam serundeng juga maknyos he he
HapusAyam yang sombong 😄
BalasHapusSemoga tidak menjadi manusia yang sombong
HapusSecukupnya saja 😁
BalasHapusSemangat Kak!
terima kasih telah berkunjung
HapusSetanpun dilaknat Alloh krn sombong, semoga kt sll mjd hamba yg tawadlu'
BalasHapusSemoga saya juga berharap sama
HapusHmm fabel dengan pesan moral cukup klasik tapi menyentuh.
BalasHapusPesan moral untuk anak-anak, terima kasih telah berkinjung
Hapus