Senin, 14 Oktober 2019

PERISTIWA DI BOJONG KOKOSAN 1



1.      Granat Nanas


Diceritakan di satu desa bernama Desa Bojong Kokosan hiduplah seorang anak dengan keluarganya. Seorang anak laki-laki bernama Adul berumur sekitar 9 tahun. Adul adalah anak bungsu dari pasangan Emak Itim dengan Abah Husni. Kehidupan keluarga ini kurang mampu dari segi ekonomi. Sehari-hari Abah Husni bekerja sebagai petani. Dengan delapan anggota keluraga.

Abah Husni bekerja dari pagi buta hingga petang untuk menghidupi keluarganya. Disamping istri dan kedelapan anaknya. Ada juga Ibunya yang sudah menjanda dan tua. Serta kedua adiknya janda pula. Abah Husni dalam mengolah tanah pertaniannya dibantu oleh adik bungsu dan keponakannya.

“Hei bangun... bangun...bangun...salat, salat.” Abah Husni membangunkan anak-anaknya yang tidur berjajar di Tengah Rumah. Abah Husni selalu membangunkan anak-anaknya sebelum subuh.

Di Rumah Abah Husni memang hanya ada dua kamar. Satu kamar Abah dan Umi, sedangkan yang satu lagi kamar Goah (kamar tempat menyimpan bahan makanan seperti beras, ranginang mentah, pisang dan lain sebagainya). Sedangkan anak-anak semuanya tidur di Tengah Rumah baik laki-laki maupun perempuan dengan satuan terpisah. 

“Ipah bangun!” Kata Abah Husni pada anaknya yang paling besar. Mendengar suara Abah membangunkannya Ipah langsung terbangun.

“Iya Bah.” Jawab Ipah.  Lalu membangunkan adik-adiknya. Semua anak Abah sudah terbiasa bangun sebelum subuh.

Semua pergi ke Pancuran di Legok. Dibelakang rumahnya turun ke bawah. Abah membawa obor. Umi membawa beras untuk dicuci sedangkan anak-anaknya membawa Lodong (tempat membawa air terbuat dari bambu). Karena pada waktu itu belum punya jamban di rumah. Hampir semua warga di kampung itu untuk keperluan MCK nya datang ke pancuran itu. (Air yang bersumber dari mata air yang dialirkan melalui bambu).  Tapi ada juga yang ke kali Cicatih.    
            
Setelah salat subuh berjamaah di Surau yang letaknya tak jauh dari rumah. Lalu berlanjut dengan mengajar mengaji anak-anak yang datang ke Surau.  Kegiatan Abah Husni sepulang dari Surau biasanya mendengarkan berita BBC sambil sarapan dengan bakar ubi atau rebus singkong ditemani teh hangat. Berita dari radio dan ceramah para ulama yang membakarnya menjadi pejuang pembela negara. Walaupun kesehariannya sebagai petani disela-sela waktunya Abah Husni selalu menaruh perhatian pada pendidikan dan perjuangan.

Pada suatu hari, Udin adik Abah Husni menemukan granat nanas dan helm prajurit NIKA. granat nanas hasil temuannya itu selalu dibawa-bawa kemana pun Udin pergi. granat  itu selalu berada dikantong celananya. Hari itu Udin dan Abah Husni ada kabar harus rapat di Kampung Ungkrak Cibadak. Udin mau memberitahukan kabar itu ke Abah Husni. Tiba di pinggir kali Cicatih Udin hendak buang air kecil yang sudah ditahannya dari tadi. Tanpa pikir panjang karena sudah kebelet, Udin meletakkan bom nanas yang berada di saku celananya di bawah pohon pisang. Dengan tergesa-gesa Udin turun ke kali Cicatih untuk buang air kecil.

Sementara itu Adul dan Emak Itim beserta neneknya baru sampai di pinggir kali Cicatih. Emak dan nenek mau mencuci pakaian. Sekalian mengantarkan nasi untuk Abah Husni yang berada di Sawah.

“Ma manggih ieu (Ma menemukan ini)” kata Adul sambil mengacungkan bom nanas temuannya.

“Eh awas tong dibedol (Eh awas jangan ditarik).” Kata Emak Itim sambil merebut granat dari tangan Adul.  Karena panik Adul yang sedang memegang pemicu granat, dan  granat  ditarik oleh Emak maka otomatis pemicu granat  jadi terlepas. Ema melemparnya sekuat tenaga.

Duaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

Bom pun meledak suaranya menggelegar memekakan telinga.

Bagaimana nasib Emak dan Adul? ikuti cerita selanjutnya.

Bersambung 


oooooooooooooOOOoooooooooooo

1 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...