ADAPTASI CERITA LUTUNG KASARUNG
Waktu
sebulan yang dijanjikan Paduka Raja sudah habis. Paduka Raja memanggil kedua
putrinya untuk menghadap. Dan mengundang semua Punggawa Kerajaan untuk hadir
dalam acara tersebut. Setelah keduanya putrinya berada dihadapan Raja maka Raja
berkata:
“Wahai
Putri-putriku bagaimana pengalamanmu selama sebulan ini. Sekarang laporkanlah
padaku.” Titah Raja pada kedua putrinya didepan para punggawa kerajaan yang
sengaja diundang untuk acara tersebut.
Putri
Purbalarang dengan percaya diri melaporkan kegiatannya. “Baginda Raja sukurlah
karena kerajaan dipimpin olehku dan semua Punggawa menuruti semua perintahku.
Selama ini kerajaan dalam keadaan aman sentosa. Rakyat yang membayar upeti juga
berjalan lancar tidak ada kendala sedikit pun.” Kata Putri Purbalarang dengan
bangga dan sombong.
“Hem
hem...baiklah, terima kasih Putri Purbalarang.” Jawab Raja.
“Nah
sekarang bagaimana laporanmu Putri Purbasari?” Raja mengalihkan pandangannya
pada Putri Purbasari.
“Maafkan
hamba baginda laporan hamba tidak sama dengan laporan kakanda Putri Purbalang. Pertama
setelah berkeliling hamba menemukan di Sebelah Selatan banyak rakyat yang gagal
panen karena tanaman pertaniannya terserang hama tikus. Hamba memberikan saran
pada rakyat untuk menanam padi secara bersamaan. Dan sebelum masa tanam
dilakukan pemberantasan hama tikus secara bergotong royong. Setiap tahun harus
ada selingan ditanami palawija. Jangan sampai sepanjang tahun terus-menerus
ditanami padi saja. Mudah-mudahan usaha ini berhasil dan rakyat bisa melakukan
panen raya lagi.” Lapor Putri sambil menghela napas sebelum melanjutkan
laporannya.
Hadirin
yang ada di forum itu seakan dikomando memberi tepuk tangan pertanda setuju
dengan apa yang dilakukan Putri Purbasari.
“ Kedua
di Sebelah Timur di Tengah Hutan yang dalam ada kebakaran hutan. Hal ini
menyebabkan banyak hewan buas yang turun gunung dan merusak tanaman warga.
Akhirnya warga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Akibatnya banyak warga
yang tak dapat setor upeti pada Kas Raja. Menangani masalah ini hamba
menyarankan, dan akhirnya ikut terjun langsung bergotong royong, menggiring
kembali hewan buas yang berkeliaran didekat lahan warga, supaya masuk kembali
ke dalam hutan. Dilanjutkan dengan membuat pagar yang tinggi dan kuat. Sepanjang
perbatasan antara hutan dan lahan yang di tanami warga. Agar hewan-hewan itu
tidak kembali lagi ke lahan warga. Sehingga warga bisa tenang memperbaiki dan
menanam kembali lahannya yang sudah rusak.”
Seperti
dikomando hadirin kembali bertepuk tangan semakin meriah.
“Selanjutnya
di Sebelah Barat, banyak warga dan pengunjung Pantai yang memakai plastik dan
styrofoam sebagai kemasan makanan. Bekasnya mereka buang begitu saja tanpa ada
pengelolaan yang serius dan profesional. Akibatnya sepanjang Pantai penuh
dengan sampah. Dan yang paling parah banyak ikan yang mati, setelah dilakukan
penelitian awal, ternyata di dalam tubuh
ikan banyak bahan plastik yang tidak dapat dicerna oleh ikan. Untuk hal ini
hamba belum bisa mengambil tidakan yang signifikan, selain hanya menghimbau
agar warga tidak membuang sampah sembarangan. Dan harus bijak dalam menggunakan
barang yang berbahan dasar plastik. Masalah ini harus ditangani secara
profesional dan dilakukan penelitian lebih lanjut supaya diketahui akar
masalahnya. Sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk menanganinya.”
Putri Purbasari mengambil napas sejenak sebelum melanjutkan laporannya.
Hadirin
seakan ikut berpikir tidak bertepuk tangan seperti tadi. Suasana jadi gemuruh
dengan obrolan kelompok kecil diantara hadirin. Putri Purbasari melanjutkan
lagi pembicaraannya.
“Demikianlah
Paduka yang dapat hamba sampaikan. Mohon maaf bila laporan hamba kurang
berkenan dihati Paduka.” Putri Purbasari menutup laporannya.
Mendengar
laporan Putri Purbasari yang lengkap disertai dengan fakta yang akurat, Putri
Purbalarang tertunduk. Dia merasa malu, dia merasa sudah dapat memimpin
kerajaan dengan benar, dengan hanya memberi intruksi dan menerima laporan dari
para punggawa kepercayaannya.
Putri
Purbasari dengan tepat dan akurat dapat menyelesaikan permasalahan rakyat. Dan
sekaligus menyelesaikan masalah kerajaan. Tanpa menyudutkan seseorang atau
kelompok. Tanpa mengedepankan kepentingan seseorang atau kelompok. Tapi
semuanya terwakili dan untuk kepentingan bersama.
Setelah
berpikir agak lama, Raja berdiri dari singgasananya dan berkata:
“Baiklah
selanjutnya pada saat ini akan saya putuskan siapa yang akan menggantikan saya
menjadi Raja di Kerajaan ini. Setelah mendengar pendapat para punggawa yang
hadir, maka akhirnya saya putuskan bahwa yang akan menggantikan saya menjadi
Raja adalah ....
Ingin tahu bagaimana akhir ceritanya ? Penasaran? silahkan ikuti cerita selanjutnya.
Mohon masukannya
BalasHapusBagus ibu ceritanya, banyak pesan moral yg disammpaikanπΉπΉ
BalasHapusTetapi maaf mungkin ada penulisan kata yg perlu dibenarkan, seperti steropom seharusnya styrofoam, porum seharusnya forum ππ
Dinantikan akhir ceritanya ya bu ππ
Baik nanti diperbaiki
HapusTerima kasih
Keren, Buππ
BalasHapusTerima kasih
HapusKeren, nyi...
BalasHapusTerima Kasih
HapusKeren Bu, dipadukan dengan isu masa kini,ππ
BalasHapusTerima kasih πππ
HapusKutunggu kelanjutannya Bu
BalasHapusBagus bu idenya
BalasHapusKeren
BalasHapusMantap kakak
BalasHapus#semangat
Keren
BalasHapusWah rapi dan mengalir. kasih love ah. salam kenal dari group London
BalasHapusKeren kak, banyak pelajaran yg bisa diambil...
BalasHapuskereenn kak, semangat menulis...
BalasHapusWah banyak detil agraria yang di eksplor cerita ini. Tetap semangat menulis mba heni.
BalasHapusKeren!ada pesan moralnya. Penasaran nunggu lanjutannya
BalasHapusDitunggu kelanjutan kisahnya. Ada hikmah mengenai pentingnya menjaga lingkungan juga masuk dalam cerita.
BalasHapusKeren ibu salam kenal amanda dari grup london :)
BalasHapus