Kamis, 03 Oktober 2019

ADAPTASI CERITA LUTUNG KASARUNG 2



ADAPTASI CERITA LUTUNG KASARUNG 



Waktu sebulan yang dijanjikan Paduka Raja sudah habis. Paduka Raja memanggil kedua putrinya untuk menghadap. Dan mengundang semua Punggawa Kerajaan untuk hadir dalam acara tersebut. Setelah keduanya putrinya berada dihadapan Raja maka Raja berkata:
“Wahai Putri-putriku bagaimana pengalamanmu selama sebulan ini. Sekarang laporkanlah padaku.” Titah Raja pada kedua putrinya didepan para punggawa kerajaan yang sengaja diundang untuk acara tersebut.

Putri Purbalarang dengan percaya diri melaporkan kegiatannya. “Baginda Raja sukurlah karena kerajaan dipimpin olehku dan semua Punggawa menuruti semua perintahku. Selama ini kerajaan dalam keadaan aman sentosa. Rakyat yang membayar upeti juga berjalan lancar tidak ada kendala sedikit pun.” Kata Putri Purbalarang dengan bangga dan sombong.
“Hem hem...baiklah, terima kasih Putri Purbalarang.” Jawab Raja.
“Nah sekarang bagaimana laporanmu Putri Purbasari?” Raja mengalihkan pandangannya pada Putri Purbasari.
“Maafkan hamba baginda laporan hamba tidak sama dengan laporan kakanda Putri Purbalang. Pertama setelah berkeliling hamba menemukan di Sebelah Selatan banyak rakyat yang gagal panen karena tanaman pertaniannya terserang hama tikus. Hamba memberikan saran pada rakyat untuk menanam padi secara bersamaan. Dan sebelum masa tanam dilakukan pemberantasan hama tikus secara bergotong royong. Setiap tahun harus ada selingan ditanami palawija. Jangan sampai sepanjang tahun terus-menerus ditanami padi saja. Mudah-mudahan usaha ini berhasil dan rakyat bisa melakukan panen raya lagi.” Lapor Putri sambil menghela napas sebelum melanjutkan laporannya.

Hadirin yang ada di forum itu seakan dikomando memberi tepuk tangan pertanda setuju dengan apa yang dilakukan Putri Purbasari.
“ Kedua di Sebelah Timur di Tengah Hutan yang dalam ada kebakaran hutan. Hal ini menyebabkan banyak hewan buas yang turun gunung dan merusak tanaman warga. Akhirnya warga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Akibatnya banyak warga yang tak dapat setor upeti pada Kas Raja. Menangani masalah ini hamba menyarankan, dan akhirnya ikut terjun langsung bergotong royong, menggiring kembali hewan buas yang berkeliaran didekat lahan warga, supaya masuk kembali ke dalam hutan. Dilanjutkan dengan membuat pagar yang tinggi dan kuat. Sepanjang perbatasan antara hutan dan lahan yang di tanami warga. Agar hewan-hewan itu tidak kembali lagi ke lahan warga. Sehingga warga bisa tenang memperbaiki dan menanam kembali lahannya yang sudah rusak.” 

Seperti dikomando hadirin kembali bertepuk tangan semakin meriah.
“Selanjutnya di Sebelah Barat, banyak warga dan pengunjung Pantai yang memakai plastik dan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bekasnya mereka buang begitu saja tanpa ada pengelolaan yang serius dan profesional. Akibatnya sepanjang Pantai penuh dengan sampah. Dan yang paling parah banyak ikan yang mati, setelah dilakukan penelitian awal,  ternyata di dalam tubuh ikan banyak bahan plastik yang tidak dapat dicerna oleh ikan. Untuk hal ini hamba belum bisa mengambil tidakan yang signifikan, selain hanya menghimbau agar warga tidak membuang sampah sembarangan. Dan harus bijak dalam menggunakan barang yang berbahan dasar plastik. Masalah ini harus ditangani secara profesional dan dilakukan penelitian lebih lanjut supaya diketahui akar masalahnya. Sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat untuk menanganinya.” Putri Purbasari mengambil napas sejenak sebelum melanjutkan laporannya.

Hadirin seakan ikut berpikir tidak bertepuk tangan seperti tadi. Suasana jadi gemuruh dengan obrolan kelompok kecil diantara hadirin. Putri Purbasari melanjutkan lagi pembicaraannya.
“Demikianlah Paduka yang dapat hamba sampaikan. Mohon maaf bila laporan hamba kurang berkenan dihati Paduka.” Putri Purbasari menutup laporannya.

Mendengar laporan Putri Purbasari yang lengkap disertai dengan fakta yang akurat, Putri Purbalarang tertunduk. Dia merasa malu, dia merasa sudah dapat memimpin kerajaan dengan benar, dengan hanya memberi intruksi dan menerima laporan dari para punggawa kepercayaannya.

Putri Purbasari dengan tepat dan akurat dapat menyelesaikan permasalahan rakyat. Dan sekaligus menyelesaikan masalah kerajaan. Tanpa menyudutkan seseorang atau kelompok. Tanpa mengedepankan kepentingan seseorang atau kelompok. Tapi semuanya terwakili dan untuk kepentingan bersama.

Setelah berpikir agak lama, Raja berdiri dari singgasananya dan berkata:
“Baiklah selanjutnya pada saat ini akan saya putuskan siapa yang akan menggantikan saya menjadi Raja di Kerajaan ini. Setelah mendengar pendapat para punggawa yang hadir, maka akhirnya saya putuskan bahwa yang akan menggantikan saya menjadi Raja adalah ....
Ingin tahu bagaimana akhir ceritanya ? Penasaran? silahkan ikuti cerita selanjutnya. 


21 komentar:

  1. Bagus ibu ceritanya, banyak pesan moral yg disammpaikan🌹🌹
    Tetapi maaf mungkin ada penulisan kata yg perlu dibenarkan, seperti steropom seharusnya styrofoam, porum seharusnya forum 😊😊
    Dinantikan akhir ceritanya ya bu πŸ˜€πŸ˜€

    BalasHapus
  2. Keren Bu, dipadukan dengan isu masa kini,πŸ‘πŸ˜Š

    BalasHapus
  3. Wah rapi dan mengalir. kasih love ah. salam kenal dari group London

    BalasHapus
  4. Keren kak, banyak pelajaran yg bisa diambil...

    BalasHapus
  5. kereenn kak, semangat menulis...

    BalasHapus
  6. Wah banyak detil agraria yang di eksplor cerita ini. Tetap semangat menulis mba heni.

    BalasHapus
  7. Keren!ada pesan moralnya. Penasaran nunggu lanjutannya

    BalasHapus
  8. Ditunggu kelanjutan kisahnya. Ada hikmah mengenai pentingnya menjaga lingkungan juga masuk dalam cerita.

    BalasHapus
  9. Keren ibu salam kenal amanda dari grup london :)

    BalasHapus

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...