Sebelum
Subuh Nita sudah bangun seperti biasanya. Apalagi sekarang dia mau mengikuti uapacara
“Hari Santri” di Mesjid Raya Raudhatul Irfan Jalan Raya Sukabumi Cisaat,
Cimahi, Cicantayan, Sukabumi, Jawa Barat. Setelah salat subuh dia langsung
sarapan yang sudah disediakan ibunya.
“Ayo
sudah siap belum?” Tanya ayah yang mau mengantar ke Sekolah dengan motornya.
“Ya
sebentar pakai sepatu dulu.” Jawab Nita sambil memakai sepatu. Setelah salam
pada ibunya lalu memakai helm mendekati ayahnya yang sudah siap.
Setibanya
di sekolah teman-temannya sudah naik bus yang disediakan sekolah.
“Nit,
Nita!” Suara Laura memanggil. Nita hapal suaranya yang sedikit serak tapi
dimana orangnya tidak kelihatan. Nita masih mencari-cari Laura yang tadi
memanggilnya. Tak berapa lama jendela bus ada yang dibuka. Kepala Laura
menyembul ke luar dan kembali memanggil.
“Hai
Nit sini! Kursi mu sudah aku tandain.” Kata Laura di dalam bus.
Nita
lalu naik bus lewat pintu depan dan duduk di pinggir Laura. Tak lama bus pun melaju
menuju Masjid Raudhatul Irfan Cisaat. Sepanjang perjalanan bus yang mengantar
mereka terus melantunkan salawat diikuti oleh anak-anak.
Sekitar
pukul 7 bus yang ditumpangi Nita dan teman-teman baru sampai di tempat tujuan.
Anak-anak perempuan yang rata-rata memakai gamis putih, sedangkan yang
laki-laki memakai baju koko putih dan kain sarung.
Keadaan
di Masjid sudah ramai oleh pengunjung bahkan ada yang dari subuh sudah di sana
dan salat subuh berjamaah. Ada juga beberapa yang mengikuti kegiatan malam dan
menginap di Masjid itu. Ada 5 pembicara yang memberikan sambutan pada acara
ini.
Ada
beberapa poin amanat yang Nita catat pada beberapa sambutan yang didengarnya.
a. Hari
Santri ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober, ditetapkan berdasarkan UU nomor 22
Tahun 2015. Melalui UU ini menetapkan Pendidikan Pesantren dapat meningkatkan
peran dan kontribusinya dalam pembangunan bangsa dan negara melalui fungsi
pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
b. Santri
harus kreatif, inovatif dan adaptif terhadap nilai baru yang baik sekaligus
juga
teguh menjaga nilai-nilai tradisi lama yang baik juga.
c. Para
santri selalu memperjuangkan tegak dan lestarinya ajaran Islam di Indonesia
ini. Karena itu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancaslia
telah disepakati oleh para pendiri bangsa, seluruh warga Indonesia termasuk
didalamnya adalah para santri wajib patuh dan menjaga serta mempertahankan konsensus
kebangsaan.
d. Kiai
sebagai simbol kepemingpinan. Walaupun santri sudah mendapatkan titel berapa
pun, atau menyelesaikan pendidikan dimana pun santri harus siap mendukung
dibelakang para kiai.
e. Meninggikan
kalimat Allah yang paling luhur dan tegaknya agama Islam sebagai rahmatan lil
alamin bukan hanya akidah dan syariah tapi ilmu dan peradaban, budaya dan
kemajuan, serta kemanusiaan semuanya perlu diperjuangkan.
“Nit nanti kita gabung
ya catatannya, soalnya tadi aku ada yang kurang jelas. Terus tadi si Aldo minta
minum lagi jadi aku kurang konssentrasi.” Pinta Laura pada saat duduk kembali
di bus mau pulang.
“Oke” Jawab Nita sambil
mengacungkan jempolnya. Dan tak lama bus pun melaju membawa para santri kembali
ke tempatnya.
ooooooooooooooooOOOoooooooooooooo
mohon masukannya
BalasHapusTanya dan kata sebaiknya pakai huruf kecil setelah dialog mbak
BalasHapusOh gitu... bukannya huruf besar kalau sudah titik dan tanda tanya?
HapusTerima kasih masukannya