Senin, 21 Oktober 2019

MENGENALKAN AGAMA PADA BALITA





MENGENALKAN AGAMA PADA BALITA

Faza baru saja terbangun dari tidurnya. Anak berusia tiga tahun itu memanggil Papa ketika matanya masih belum terbuka sepenuhnya. Papanya datang menghampiri dan berbaring disampingnya.

“Alhamdulillahilladi ahyana badama amatana waillahinnusur.” Kata Papa perlahan dekat telinga Faza dan dibaca sebanyak tiga balik. Faza mengikuti doa yang dibaca Papanya  perlahan.

“Eh anak Papa sudah bangun ternyata, Selamat pagi sayang. Assalamualaikum.” Kata Papa sambil mengecup kening Faza dengan sayang. Faza hanya tersenyum sambil menggerak-gerakkan kakinya ke arah dinding kamar.

“Apakah anak Papa ngompol (buang air kecil di tempat tidur)?” Tanya Papa pada Faza menggoda.

“Tidak.” Jawab Faza mantap sambil menggelengkan kepala.

“Wah pintar dong, sudah besar anak Papa sekarang.” Papa memuji Faza yang masih terbaring di tempat tidurnya.

“Kalau begitu yu kita ke kamar mandi!” Ajak Papa pada Faza sambil mengulurkan tangan mengajak Faza.

“Tidak mau, dingin.” Faza merajuk tidak mau diajak ke Kamar mandi.

 “Kalau begitu kita naik kuda aja yu.” Ajak Papa masih merayu.

“Hayu mau maua aku mau naik kuda.”  Jawab Faza antusias sambil bangun dari tidurnya.

“Tok tak tok tak....” Papa menggendong Faza dipunggungnya sambil jalan meloncat-loncat meniru jalannya kuda.

Tiba di depan pintu kamar mandi Papa membaca doa.

“Allahuma inni audubika minal hubusi wal khobaisi” Papa membaca doa perlahan yang diikuti oleh Faza dengan putus-putus. Papa membimbing Faza buang air kecil dan wudu persiapan salat subuh.

Faza ikut salat subuh di ruangan tempat salat walaupun kebanyakannya jalan-jalan mengelilingi abinya, atau duduk di tempat sujud, bahkan sampai naik ke punggung Papa ketika Papa sedang sujud.

Oa oa oa terdengar suara bayi menangis. 

“Papa Dede Yoya nangis.” Kata Faza memberitahu Papa yang masih duduk berdoa di tempat salat. Papa hanya mengangguk sambil menatap Faza. Bibirnya masih komat-kamit membaca wirid. Walaupun belum dapat melapalkan huruf “r dan l” sehingga terdengar “y” tapi perkataannya sudah dapat dimengerti,

“Papa Dede Yoya nangis.” Kata Faza kembali sambil memukul-mukul tangan Papanya yang baru saja mengaminkan menutup doanya. Semakin lama semakin jelas suara tangisan bayi di kamar depan. Keduanya berjalan menuju kamar depan.

“Assalamualaikum, wah Putri Papa sudah bangun juga, mengapa memanggil-manggil basah bukan mau ganti?” Papa mengajak Yora berbicara sambil mencium keningnya. Yora yang ditinggal Mamanya ke kamar mandi. Merasa ada yang menemani Yora pun menghentikan tangisnya dan tersenyum lucu menggemaskan.

Papa mengganti popok bayi Yora. Menggendong dan membawanya ke kamar tengah menemani Faza yang sudah mengeluarkan mobil-mobilan mainannya. Sambil menunggu mama salat subuh, Papa menghangatkan air di dispenser.

Setelah menyeduh susu untuk Faza dan bayi Yora sudah digendong mamanya. Papa menemani Faza bermain.

Nit not nit not... Papa menirukan suara serine pemadam kebakaran sambil menjalankan mobil pemadam kebakaran mendekati mobil-mobilan yang dimainkan Faza.

“Wah mobil kebakaran perlu isi bensin sebelum bertugas.” Kata Papa bergabung dalam permainan Faza.

“Mobiy poyisi dan mobiy truk sampah ayo kita sayapan dulu.” Kata Faza menyambut permainan Papanya sambil memajukan mobil polisi dan mobil truk sampah oleh kedua tangannya.

“Mobil pemadam kebakaran ayo pimpin baca doanya. Bismillahirohmaanirohim. Allahumma Bariklana Fima Rojaktana Wakina Adaabannar.” Papa baca doa mau makan secara perlahan supaya dapat diikuti oleh Faza.

“Mobil polisi ayo duluan isi bensin buka mulutnya.” Perintah Papa sambil membawa cangkir susu ke mulut Faza. Faza membuka mulutnya dan meminum susu hangatnya. Begitu seterusnya Papa memanggil mobil-mobilan Faza bergantian sampai susu dicangkir habis.

“Semuanya sudah isi bensin?” Tanya Papa sambil memegang mobil pemadam kebakaran. Mobil yang paling besar ukurannya diantara mobil mainan yang ada disitu.

“Sudah, aku sudah isi bensin.” Jawab Faza sambil memgang Bus kecil biru si Tayo. 

“Bolehkan aku bertanya.” Tanya Papa sambil menggerakkan mobil pemadam kebakan menirukan seperti sedang berbicara.

“Boyeh, boyeh.” Faza menjawab pertanyaan Papanya sambil menggerakkan mobil truk sampah.

“Coba truk sampah tolong bacakan surat Al Fatihah!” Perintah Papa masih memegang mobil pemadam kebakaran dan mengangkatnya agak tinggi dibanding mobil lainnya.

“Binmiyyahiyyohmaaniyyhim...” Faza membaca surat Al Fatihah sampai selesai. Sambil mengangkat mobil truk sampah meniru mobil pemadam kebakaran yang tadi dipegang Papanya.

Begitu seterusnya secara bergantian memanggil mobil-mobilan untuk membaca surat-surat pendek. Kadang-kadang mengingatkan jika Faza ada ayat yang terlewat atau lupa memulai bacaannya.

Alhamdulillah sudah beberapa surat pendek dan doa-doa harian bisa dilafalkan Faza. Walaupun pelafalannya belum pasih. Begitulah salah satu metode di keluarga kami mengenalkan agama pada anak-anak.

Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.

oooooooooooOOOooooooooo



1 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...