MENGENALKAN AGAMA PADA BALITA
Faza
baru saja terbangun dari tidurnya. Anak berusia tiga tahun itu memanggil Papa
ketika matanya masih belum terbuka sepenuhnya. Papanya datang menghampiri dan
berbaring disampingnya.
“Alhamdulillahilladi
ahyana badama amatana waillahinnusur.” Kata Papa perlahan dekat telinga Faza dan
dibaca sebanyak tiga balik. Faza mengikuti doa yang dibaca Papanya perlahan.
“Eh
anak Papa sudah bangun ternyata, Selamat pagi sayang. Assalamualaikum.” Kata
Papa sambil mengecup kening Faza dengan sayang. Faza hanya tersenyum sambil
menggerak-gerakkan kakinya ke arah dinding kamar.
“Apakah
anak Papa ngompol (buang air kecil di
tempat tidur)?” Tanya Papa pada Faza menggoda.
“Tidak.”
Jawab Faza mantap sambil menggelengkan kepala.
“Wah
pintar dong, sudah besar anak Papa sekarang.” Papa memuji Faza yang masih
terbaring di tempat tidurnya.
“Kalau
begitu yu kita ke kamar mandi!” Ajak Papa pada Faza sambil mengulurkan tangan
mengajak Faza.
“Tidak
mau, dingin.” Faza merajuk tidak mau diajak ke Kamar mandi.
“Kalau begitu kita naik kuda aja yu.” Ajak
Papa masih merayu.
“Hayu
mau maua aku mau naik kuda.” Jawab Faza
antusias sambil bangun dari tidurnya.
“Tok
tak tok tak....” Papa menggendong Faza dipunggungnya sambil jalan
meloncat-loncat meniru jalannya kuda.
Tiba
di depan pintu kamar mandi Papa membaca doa.
“Allahuma
inni audubika minal hubusi wal khobaisi” Papa membaca doa perlahan yang diikuti
oleh Faza dengan putus-putus. Papa membimbing Faza buang air kecil dan wudu
persiapan salat subuh.
Faza
ikut salat subuh di ruangan tempat salat walaupun kebanyakannya jalan-jalan
mengelilingi abinya, atau duduk di tempat sujud, bahkan sampai naik ke punggung
Papa ketika Papa sedang sujud.
Oa
oa oa terdengar suara bayi menangis.
“Papa
Dede Yoya nangis.” Kata Faza memberitahu Papa yang masih duduk berdoa di tempat
salat. Papa hanya mengangguk sambil menatap Faza. Bibirnya masih komat-kamit
membaca wirid. Walaupun belum dapat melapalkan huruf “r dan l” sehingga
terdengar “y” tapi perkataannya sudah dapat dimengerti,
“Papa
Dede Yoya nangis.” Kata Faza kembali sambil memukul-mukul tangan Papanya yang
baru saja mengaminkan menutup doanya. Semakin lama semakin jelas suara tangisan
bayi di kamar depan. Keduanya berjalan menuju kamar depan.
“Assalamualaikum,
wah Putri Papa sudah bangun juga, mengapa memanggil-manggil basah bukan mau
ganti?” Papa mengajak Yora berbicara sambil mencium keningnya. Yora yang
ditinggal Mamanya ke kamar mandi. Merasa ada yang menemani Yora pun menghentikan
tangisnya dan tersenyum lucu menggemaskan.
Papa
mengganti popok bayi Yora. Menggendong dan membawanya ke kamar tengah menemani
Faza yang sudah mengeluarkan mobil-mobilan mainannya. Sambil menunggu mama
salat subuh, Papa menghangatkan air di dispenser.
Setelah
menyeduh susu untuk Faza dan bayi Yora sudah digendong mamanya. Papa menemani
Faza bermain.
Nit
not nit not... Papa menirukan suara serine pemadam kebakaran sambil menjalankan
mobil pemadam kebakaran mendekati mobil-mobilan yang dimainkan Faza.
“Wah
mobil kebakaran perlu isi bensin sebelum bertugas.” Kata Papa bergabung dalam
permainan Faza.
“Mobiy
poyisi dan mobiy truk sampah ayo kita sayapan dulu.” Kata Faza menyambut
permainan Papanya sambil memajukan mobil polisi dan mobil truk sampah oleh
kedua tangannya.
“Mobil
pemadam kebakaran ayo pimpin baca doanya. Bismillahirohmaanirohim. Allahumma
Bariklana Fima Rojaktana Wakina Adaabannar.” Papa baca doa mau makan secara
perlahan supaya dapat diikuti oleh Faza.
“Mobil
polisi ayo duluan isi bensin buka mulutnya.” Perintah Papa sambil membawa
cangkir susu ke mulut Faza. Faza membuka mulutnya dan meminum susu hangatnya. Begitu
seterusnya Papa memanggil mobil-mobilan Faza bergantian sampai susu dicangkir
habis.
“Semuanya
sudah isi bensin?” Tanya Papa sambil memegang mobil pemadam kebakaran. Mobil
yang paling besar ukurannya diantara mobil mainan yang ada disitu.
“Sudah,
aku sudah isi bensin.” Jawab Faza sambil memgang Bus kecil biru si Tayo.
“Bolehkan
aku bertanya.” Tanya Papa sambil menggerakkan mobil pemadam kebakan menirukan
seperti sedang berbicara.
“Boyeh,
boyeh.” Faza menjawab pertanyaan Papanya sambil menggerakkan mobil truk sampah.
“Coba
truk sampah tolong bacakan surat Al Fatihah!” Perintah Papa masih memegang
mobil pemadam kebakaran dan mengangkatnya agak tinggi dibanding mobil lainnya.
“Binmiyyahiyyohmaaniyyhim...”
Faza membaca surat Al Fatihah sampai selesai. Sambil mengangkat mobil truk
sampah meniru mobil pemadam kebakaran yang tadi dipegang Papanya.
Begitu
seterusnya secara bergantian memanggil mobil-mobilan untuk membaca surat-surat
pendek. Kadang-kadang mengingatkan jika Faza ada ayat yang terlewat atau lupa
memulai bacaannya.
Alhamdulillah
sudah beberapa surat pendek dan doa-doa harian bisa dilafalkan Faza. Walaupun
pelafalannya belum pasih. Begitulah salah satu metode di keluarga kami
mengenalkan agama pada anak-anak.
Mudah-mudahan
bermanfaat. Terima kasih.
oooooooooooOOOooooooooo
Pentingnya pendidikan agama untuk usia balita
BalasHapus