PERJUANGAN
SEMALAM
Mataku
mulai lelah selalu menatap leptop yang sudah beberapa jam yang lalu ada
dihadapanku. Pundak pun mulai pegal
karena merunduk. Secangkir kopi pahit telah lenyap berpindah tempat. Tinggal
beberapa remahan goreng pisang yang dikerubuti semut hitam. Rasa kantuk sudah
mulai menyerang. Ku coba ke kamar mandi untuk berwudu dan salat. Siapa tahu
selesai salat kantuk pun tak terlalu menyergap.
Benar
saja selesai salat, kantukku tidak terlalu
mendera. Ku coba mengetik lagi beberapa kata melanjutkan tulisan yang tadi
sempat ditunda. Ku berpikir mencari kata-kata, sesekali membuka kamus mencari
padanan kata yang dapat dicerna pembaca.
Kulihat
penanda waktu di sudut kanan bawah leptop ternyata sudah menunjukkan pukul 22.
30. Kutarik napas dalam-dalam mengisi paru-paruku yang kosong. Ku hembuskan
kembali perlahan, seakan terasa sayang jika udara dalam paru-paruku kembali
kosong.
Ah
aku mulai lega akhirnya tulisanku selesai juga. Kembali kulirik penanda waktu
di sudut kanan bawah leptop. “Ehmmm baru pukul 23.00, aahh masih ada waktu masih
bisa diunggah sebelum batas waktu habis.” pikirku dalam hati.
Kusiapkan
tetering internet ke laptop, agak lama juga koneksinya masih berputar-putar
mencari sinyal. Dengan sabar kutunggu sampai tersambung. Sambil menunggu internet
tersambung ke laptop, kembali ku skrol ke atas tulisanku, membaca dengan teliti
hasil tulisanku malam itu ternyata ada beberapa kata yang typo lalu kuperbaiki.
Ketika
sedang membaca ulang hasil tulisanku ada peringatan low power. Kucari charger di
tas laptop yang biasa tempatnya tak kutemukan. Ku cari di kamar barangkali
dimainkan oleh cucuku, di kamar pun tak ada. Ku coba kembali mengubrak-abrik
tas dan meja belajar tak ditemukan juga. Ku buka laci satu persatu dengan
perlahan, aku tak ingin membangunkan keluargaku yang sudah terlelap, charger yang kucari masih belum
ditemukan juga.
Aku
pun mulai panik, kembali kulirik penanda waktu di sudut kanan bawah leptop
sudah menunjukkan pukul 23. 48. dan klik laptop itu mulai jadi gelap tak dapat
memantulkan kembali cahaya.
“Ah ternyata untuk yang kedua kalinya tulisan
yang dari tadi diperjuangkan agar posting sebelum habis waktu, akhirnya kembali
gagal.” Pikirku sambil menutup laptop dan mengakhiri perjuangan malam itu.
Sudah
terbanyang besok pun pasti kembali ngutang, karena perjalanan dinas ke luar
kota yang sudah dijadwalkan. Aku pun harus berkemas mempersiapkan barang yang
diperlukan besok. Pendampingan akreditasi pasti sampai sore dan sampai ke rumah
pasti tengah malam.
Aku
pun tersenyum getir, sambil mengangkat bahu sendiri. Hemm sampai kapan aku bisa
bertahan dengan tekanan dan tuntutan. Antara ambisi dan kewajiban. Antara hobby
dan pekerjaan. Berharap bisa terus berjalan tapi kenyataan tak selamanya sesuai
harapan. Aku tak ngoyo dengan ambisi.
Aku hanya mencoba kemampuan sampai sejauh mana bisa bertahan.
Sekian.
Sama, tapi biasanya kalau saya mata ini yang tidak bisa kompromi.
BalasHapusSemangat
Saya pun demikian. Semangat terus pokoknya mah 😁
BalasHapusMaaf, itu nemu 😅 'lawbattre', sbaiknya diganti 'low power'🙏
BalasHapusBaik nanti diganti sudah tidak pokus he he he
HapusTerima kasih kunjungannya