Selasa, 22 Oktober 2019

PERJUANGAN SEMALAM





PERJUANGAN  SEMALAM

Mataku mulai lelah selalu menatap leptop yang sudah beberapa jam yang lalu ada dihadapanku. Pundak  pun mulai pegal karena merunduk. Secangkir kopi pahit telah lenyap berpindah tempat. Tinggal beberapa remahan goreng pisang yang dikerubuti semut hitam. Rasa kantuk sudah mulai menyerang. Ku coba ke kamar mandi untuk berwudu dan salat. Siapa tahu selesai salat kantuk pun tak terlalu menyergap.

Benar saja selesai salat, kantukku  tidak terlalu mendera. Ku coba mengetik lagi beberapa kata melanjutkan tulisan yang tadi sempat ditunda. Ku berpikir mencari kata-kata, sesekali membuka kamus mencari padanan kata yang dapat dicerna pembaca.

Kulihat penanda waktu di sudut kanan bawah leptop ternyata sudah menunjukkan pukul 22. 30. Kutarik napas dalam-dalam mengisi paru-paruku yang kosong. Ku hembuskan kembali perlahan, seakan terasa sayang jika udara dalam paru-paruku kembali kosong.

Ah aku mulai lega akhirnya tulisanku selesai juga. Kembali kulirik penanda waktu di sudut kanan bawah leptop. “Ehmmm baru pukul 23.00, aahh masih ada waktu masih bisa diunggah sebelum batas waktu habis.” pikirku dalam hati.

Kusiapkan tetering internet ke laptop, agak lama juga koneksinya masih berputar-putar mencari sinyal. Dengan sabar kutunggu sampai tersambung. Sambil menunggu internet tersambung ke laptop, kembali ku skrol ke atas tulisanku, membaca dengan teliti hasil tulisanku malam itu ternyata ada beberapa kata yang typo lalu kuperbaiki.

Ketika sedang membaca ulang hasil tulisanku ada peringatan low power. Kucari charger di tas laptop yang biasa tempatnya tak kutemukan. Ku cari di kamar barangkali dimainkan oleh cucuku, di kamar pun tak ada. Ku coba kembali mengubrak-abrik tas dan meja belajar tak ditemukan juga. Ku buka laci satu persatu dengan perlahan, aku tak ingin membangunkan keluargaku yang sudah terlelap, charger yang kucari masih belum ditemukan juga.

Aku pun mulai panik, kembali kulirik penanda waktu di sudut kanan bawah leptop sudah menunjukkan pukul 23. 48. dan klik laptop itu mulai jadi gelap tak dapat memantulkan kembali cahaya.

 “Ah ternyata untuk yang kedua kalinya tulisan yang dari tadi diperjuangkan agar posting sebelum habis waktu, akhirnya kembali gagal.” Pikirku sambil menutup laptop dan mengakhiri perjuangan malam itu.

Sudah terbanyang besok pun pasti kembali ngutang, karena perjalanan dinas ke luar kota yang sudah dijadwalkan. Aku pun harus berkemas mempersiapkan barang yang diperlukan besok. Pendampingan akreditasi pasti sampai sore dan sampai ke rumah pasti tengah malam.

Aku pun tersenyum getir, sambil mengangkat bahu sendiri. Hemm sampai kapan aku bisa bertahan dengan tekanan dan tuntutan. Antara ambisi dan kewajiban. Antara hobby dan pekerjaan. Berharap bisa terus berjalan tapi kenyataan tak selamanya sesuai harapan. Aku tak ngoyo dengan ambisi. Aku hanya mencoba kemampuan sampai sejauh mana bisa bertahan.

Sekian.

4 komentar:

  1. Sama, tapi biasanya kalau saya mata ini yang tidak bisa kompromi.
    Semangat

    BalasHapus
  2. Saya pun demikian. Semangat terus pokoknya mah 😁

    BalasHapus
  3. Maaf, itu nemu 😅 'lawbattre', sbaiknya diganti 'low power'🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik nanti diganti sudah tidak pokus he he he
      Terima kasih kunjungannya

      Hapus

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...