Selasa, 08 Oktober 2019

HUJAN



HUJAN 

Hujan
Ku menantimu setelah sekian lama tak datang
Ku keras, belah kering kerontang
Tak terlihat adanya umur panjang
Ku mulai merana dalam penantian panjang


Hujan
Butiran derasmu seperti pesta di tanah lapang
Disambut anak-anak lari telanjang
Bersimbah lumpur menambah girang
Laksana kerbau senang berkubang


Hujan
Debu di daun hilang bersih 
Tubuh terasa ringan bebas dari beban
Kilau daun terpancar senyum merona
Sejuk segar aroma wangi mentari pagi


Hujan
Senyum lirih kakek petani di ladang
Menatap jauh mata memandang
Mengharap rizki akan segera datang
Dari butiran air yang menghadang pulang


Ya Allah
Hujan-Mu kabulkan doa-doa yang dipanjatkan
Beri harapan panjang makna kehidupan
Hamba bersyukur atas semua yang Kau berikan
Hanya pada-Mu harapan aku panjatkan

11 komentar:

  1. Disambut anak-anak lari telanjang. Dulu saya kecilbegitu menyambut hujan. Heheheh. Rindu saat-saat itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi jangan melakukan lagi nanti orang-orang pada lari menjauh he he he

      Hapus
  2. Bagus puisinya, pengulangan kata hujan mengingatkan puisi2 lama.

    Bahasanya ringan dan cukup jelas pesannya.


    gendhukgandhes odop7 grup tokyo.

    BalasHapus
  3. Senangnya saat yang dinanti telah tiba. Hujan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Supaya tetap senang persiapkan segala sesuatu menyambut hujan


      Terima kasih

      Hapus
  4. hujan di sore harii.......jadi kerasa banget vibe riang hujan di sore hari....

    BalasHapus
  5. Hujan di sore hari biasanya ada pelangi

    BalasHapus
  6. Keren kak.

    Cuma di bait akhir ada bagusnya menurutku itu lebih di kias lagi kak. Terlalu vulgar soal bahasanya.

    Maap ya ada masukan dikit

    BalasHapus

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...