JAKET
Dani
anak SMP kelas 7 yang baru berumur 12 tahun ini sudah pandai membawa
motor. Walaupun dilarang-larang untuk
belajar motor karena masih anak-anak. Kakinya pun belum sampai betul menginjak
dengan sempurna pada tanah ketika naik motor. Tapi tetap saja mencuri-curi
membawa motor kakaknya. Jika kakaknya sedang tidur sepulang kerja sip malam.
Kunci motornya tergeletak di meja, tanpa permisi kadang-kadang Dani
mengambilnya sepulang sekolah.
Suatu
hari Dani mengantar kakek ke dokter langganannya untuk kontrol. Setiap sebulan
sekali kakeknya selalu mengecek kadar gula darah dan tekanan darahnya. Penyakit
gula yang dideritanya mengharuskannya untuk kontrol setiap bulan.
“Dan,
Bapak kamu kemana?” Tanya Kakek pada Dani yang lagi makan sepulang sekolah.
“Belum
pulang Kek, masih di sawah mungkin!”Jawab Dani di meja makan.
“Kalau
Ibu memang kemana Kek? Dari tadi tidak terlihat.” Dani balik bertanya.
“Ibumu
tadi ikut mobil Wa Asep katanya mau kondangan keponakan Wa Asep mau menikah.”
Jawab Kakek.
“Oh
jadi Kakek dari tadi sendiri di rumah?” Tanya Dani lagi.
“Iya,
tidak lama sih, setelah ibumu pergi tak lama berselang kakakmu pulang kerja, cuma
makan kayanya langsung tidur di kamarnya. ” Jawab Kakek.
“Dan
kamu bisa motor kan?” Tanya Kakek
“Bisa,
memangnya kenapa Kek?” Dani balik bertanya.
“Antar
Kakek ke dokter yu jadwal kontrol hari ini, Kakek jalan ke sananya cape
jalurnya tidak ada angkutan umum.” Pinta Kakek pada Dani.
“Hayu
Kek!” Jawab Dani.
“Tunggu
sebentar ya, Kakek ngambil jaket dulu.” Kata Kakek sambil kembali ke kamar mau
mengambil jaket. Bulak-balik Kakek mencari jaket belum ditemukan juga. Dani
mencoba membantu mencari jaket Kakek. Hampir semua lemari dibuka. Di kursi, di
kamar bahkan sampai ke keranjang tempat cucian dicari-cari tidak ditemukan.
“Dan,
coba telepon ibumu menyimpan jakek kakek dimana?” Pinta Kakek pada Dani.
Dani
menurut menelepon ibunya menanyakan jaket Kakek. Kata Ibu biasanya digantungan
baju di kamar Kakek. Tapi dicari-cari tak juga ditemukan. Karena sudah lama dicari
tidak ditemukan juga. Akhirnya Dani menyarankan Kakek supaya memakai jaket
punya kakak Dani. Dan akhirnya mereka pun berangkat.
Setibanya
di tempat praktek dokter, Kakek turun dari motor. Ketika mau masuk dipintu
pendaftaran, Kakek bukannya masuk dan mendaftar malah jongkok di depan pintu sambil
memperhatikan sesuatu. Dani heran lalu beranjak mendekati Kakek. Dani tersenyum
getir melihat Kelakuan Kakeknya. Kakeknya sedang memperhatikan kesedan di depan
pintu. Di sana teronggok manis jaket Kakek yang sangat dikenalinya. Pantesan
tadi dicari di rumah seheboh apapun tak mungkin dapat ditemukan.
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar