Minggu, 28 Maret 2021

Malam Pertama

 



Malam Pertama 

Setelah sujud Isya dan memanjatkan doaku berakhir. Aku dekati lagi benda pipih warna hitam kesayanganku yang tadi sempat ditinggalkan. Sambil menunggu waktu pelatihan dibuka pemberi materi malam ini, aku membuka youtube nonton drama “My Little Happiness”  cerita tentang seorang dokter bedah dengan mahasiswi hukum yang sedang magang di Rumah Sakit yang sama. Sesekali kupantengi grup whatsApp “KELAS MENULIS DIARPUS” memulai percakapan.

Sepuluh menit sebelum mulai, Pemateri memberi salam dan membagikan link Gol A Gong untuk jadi cemilan sebelum menu utama dibagikan. Drama “My Little Happiness” aku tutup sementara dan beralih ke Gol A Gong.

Wow aku terpana walau sebagai pemantik tapi membuat terpesona. Ternyata hal yang biasa kulihat sepintas, kalau dilihat oleh seorang penulis handal menjadi akan menjadi luar biasa. Membuatku tersadar dari mimpi sukses dengan piala besar dan hadiah, kembali pada kenyataan di atas tempat tidur kontrakan yang sederhana.

Tepat waktu menunjukan pukul 20.00 WIB di wilayahku. Pemateri kembali menyapa mengalihkan perhatianku dari Gol A Gong. Pemateri mengajak jalan dipertemuan pertama padahal jarak yang ditempuh jauh. Sungguh luar biasa he he he.

Dengan gaya santai kaya di pantai tapi serius memberi plus plus plus. Diawali dengan bertanya apa motivasi ikut kelas menulis perpustakaan  pada para peserta pelatihan. Beragam jawaban diberikan, berbagai keinginan dikemukakan, dari sekian  pendapat yang dilontarkan ada satu kesamaan yang dapat disimpulakan yakni kami ingin banyak berkarya dan karya kami dapat dinikmati banyak orang dan bermanfaat.

Seseorang yang mau memulai menulis biasanya dihantui berbagai ketakutan. Diantaranya takut salah atau keliru, takut jelek dan dicaci orang, takut tidak istimewa, takut dianggap tidak penting, takut sudah ditulis orang lain, dan berbagai ketakutan lainnya. Aku pun diawal-awal ketika mau memulai menulis mengalami hal yang sama. Aku rasa wajarlah sangat manusiawi sekali.

Karena ketakutan-ketakutan tadi mengakibatkan malas memulai menulis, malas mencatat peristiwa, malas membuat diari, malas menulis jurnal, malas membaca, malas mengolah ide dan berakhir semua tulisan yang digarap jadi mangkrak. Bahkan yang lebih parah lagi jadi menunda menulis, tidak jadi menulis dan akhirnya tidak menulis-menulis deh.

Nah langkah awal agar tulisan yang dibuat tidak berakhir mangkrak. Segala ketakutan yang menghantui harus dihempaskan dulu dari diri sendiri. Aku diberi bocoran oleh penulis kahot baik hati.  Kelahiran Bandung tapi tinggal di Sukabumi. Hasil karyanya sudah tersebar ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Baik hatinya penulis ini walau karyanya sudah melanglang buana, tapi masih  mau mengayomi kami pembelajar menulis tanpa nama, yang belum jadi siapa-siapa dengan sabar dan telaten.

Aku masih ingat pelajaran pertama yang diberikan,  yaitu tulis, kirim, lupakan. tiga kata keramat inilah yang memacu diriku berani untuk membuat tulisan dan menuntaskannya tanpa ketakutan. Biarkanlah tulisannya menemukan pembacanya sendiri. Entah sehari, seminggu, sebulan, setahun atau bahkan kau sendiri yang menulisnya sudah lupa, baru tulisanmu menemukan pembacanya.

Setelah menemukan tiga kata keramat inilah keberanianku menulis berdatangan. Mudah-mudahan pengalaman kecil ku ini bisa menular pada pemula-pemula yang cinta aksara dan berani menghasilkan karya. Karya-karya yang mengobarkan semangat jiwa muda, karya-karya yang menyebarkan manfaat sampai akhirat, karya yang banyak menyelamatkan umat. Amiin.

Ada beberapa tujuan menulis yang perlu diketahui diantaranya: Tujuan menulis untuk menginformasikan, yaitu agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan mempunyai pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat terjadi di muka bumi ini.

Ada pula tujuan menulis untuk membujuk, penulis harus dapat mempengaruhi pembaca agar mendukung atau menyetujui apa yang penulis kemukakan dalam tulisannya. Di sini penulis harus mampu menyajikan tulisan dengan gaya bahasa menarik, akrab, bersahabat dan mudah dicerna.

Selain itu tujuan menulis juga untuk mendidik. Melalui tulisan yang disajikan para pembaca dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan bertambah kecerdasannya. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang lebih terbuka dan toleransi, menghargai pendapat orang lain dan cenderung lebih rasional.

Ada juga yang bertujuan menulis untuk menghibur. Tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat membuat pembacanya tertawa, tersenyum senang dan merasa bahagia.

Itulah hasil pengalamanku belajar menulis dimalam pertama yang dapat aku cerna dan bagikan. Selamat belajar dan terus berlatih.

  

#KMP4diarpus

#KMP2021

#abadidalamfiksi

#NyiHeni

 

2 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...