BUKBER
KECERIAAN
DI HARI YANG BERKAH
Seperti biasa bila hari Minggu Kami
sekeluarga suka jalan kaki menyusuri jalan kereta api dari rumah sampai Pasar
Parungkuda. Hampir setiap hari Minggu bila tidak ada keperluan yang mendesak. Begitu
pun hari ini, Kami sudah dalam perjalanan menyusuri rel kereta api. Tiba-tiba
ada getaran berasal dari tas gendong dipunggungku. Aku membuka tas dan
melihatnya sepertinya telepon Bunda yang bergetar. Aku ambil dan melihat siapa
yang menelepon. Tertera nama Kakek ada dalam nada panggil, aku mengeser ikon
telepon berwarna hijau dan mendekatkan pada telingaku.
“Assalamualaikum, Kek. Ada apa” Aku
menerima telepon
“...”
“Ada, sebentar Ais berikan ke Bunda.”
Jawabku dalam telepon.
“Bun, Kakek mau bicara sama Bunda
Katanya.”Beritahu ku pada Bunda. Bunda menerima telepon yang Aku berikan. Tak
lama Bunda menutup telepon dan memberikannya lagi padaku untuk disimpan lagi
dalam tas.
“Paman dan Bibi sekeluarga mau ke rumah
Kakek. Kata Kakek sekalian saja kita kumpul dan mengadakan buka bersama di
rumah Kakek.” Bunda memberi tentang rencana Kakek.
“Yey pasti ada Rafa dan Alma Aku sudah
kangen pada keduanya.” Teriakku kegirangan.
“Yey pasti seru main bersama.” Heboh
Adik sambil berjingkrak loncat-loncat.
Ayah dan Bunda hanya tersenyum melihat
kehebohan Aku dan Adik karena senang akan kedatangan dua keponakan yang
lucu-lucu.
Karena ada telepon dari Kakek perjalanan
Kami tidak menempuh jalur yang biasa. Kami memotong jalan menempuh jalan
setapak. Jalan yang lebih dekat menuju rumah Kakek. Jalur biasanya rata karena
menyusuri rel kereta api, tapi jalur yang sekarang Kami tempuh berkelok ada
tanjakan dan turunan lebih bervaryasi dan lebih menantang andrenalin. Waktu
tempuh dan jarak kayanya hampir sama.
“Assalamualaikum” Hampir bersamaan Kami
semuanya mengucap salam.
“Waalaikum salam” Jawab Kakek dan Nenek
yang keluar dari pintu samping. Aku mencuci tangan di keran yang ada disamping
garasi diikuti oleh Adik.
Baru juga mencium punggung tangan Kakek,
terdengar suara klakson mobil depan rumah. Ternyata Paman dan Bibi baru sampai.
Ayah membukakan pintu gerbang dan mobil langsung masuk halaman rumah Kakek yang
luas. Setelah mencuci tangan baru Kami pun bersalaman satu sama lain.
Kami berempat anak-anak saling
berkejaran satu sama lain mengungkapkan kegembiraan karena dapat berkumpul
bersama. Paman dan Bibi memang rumahnya agak jauh. Mereka ke rumah Kakek kalau
libur sekalian menginap. Kalau mereka menginap Aku dan Adik juga suka menginap.
Sedangkan Ayah dan Bunda pulang kerumah.
Ketika sedang asyik berlarian di
halaman, Paman memanggil.
“Hai ada yang mau ikut ke kebun Kakek
nggak?” Tanya Paman pada kami.
Kami berpandangan satu sama lain dan
serentak menjawab “Mauuuu”. Sambil berlarian mendekati Paman.
Kami semua berjalan ke kebun karena memang
kebunnya dipinggir rumah Kakek. Di tengah kebun, Kakek membuat saung tempat
istirahat dan tempat mengumpulkan hasil panen. Paman mengambil kelapa muda.
Ayah mengambil buah nangka yang sudah matang dan wangi. Bunda dan Bibi
mengambil daun singkokng, labu siam dan pare. Tomat dan cabe juga ada yang
matang.
Aku dan Adik Alma mengambil daun
singkong yang sudah kering sambil berlari-lari diantara pohon singkong. Kadang
dikejar oleh Ahmad dan Rafa. Agak jauh dipinggir-pinggir kebun banyak rumput
yang berbunga. Aku mengambil dan mengumpulkannya, lumayan agak banyak juga
dapat satu genggam. Dan diberikan pada Adik Alma, Adik Alma membawanya
berlarian dibawah jajaran pohon singkokng seperti membawa bendera bertiang.
Melihat Kakek sedang duduk di bale-bale
saung Aku berlari mendekatinya diikuti Adik Alma.
“Kek tolong buatkan golek dari pelapah
sngkong ini.”Pintaku sambil memberikan pelapah singkong yang tadi Aku ambil.
“Baiklah” Jawab Kakek sambil tersenyum
dan menerima pelapah singkong kering yang aku berikan.
Dengan terampil Kakek membuat golek dari
pelapah singkong. Setelah selesai diberikannya padaku.
“Mau, mau” Adik Alma menunjuk pada golek
yang dibuat Kakek. Aku memberikannya pada Adik Alma. Dengan senang Adik Alma
membawa golek buatan Kakek sambil berlarian.
“Kek buat lagi untukku.” Pintaku pada
Kakek.
“Ambil lagi pelapah singkongnya ini
tidak akan cukup.” Pinta Kakek. Aku berlari mengambil pelepah singkong yang
kering untuk dibuat golek.
***
Setelah berbuka dengan kurma dan air
putih. Kami salat Magrib berjamaah yang diimami oleh Kakek. Setelah itu baru
kami makan bersama, duduk ditikar secara lesehan karena meja makan tidak cukup.
Waw menu berbuka hari ini lumayan
lengkap, bubur sumsum dengan gula aren asli yang wangi dengan durian, Es buah
kepala yang dicampur dengan nangka dan alpukat, pisang goreng, goreng jagung
sayuran lengkap dengan sambel kacang, buntil daun singkong dan lalap labu siam
kukus, tak lupa goreng ikan nila yang nyami.
Suasana
buka bersama seperti inilah yang selalu Aku rindukan disetiap Ramadan.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#
Bukber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar