Rabu, 28 April 2021

Buka Bersama

 



BUKBER

KECERIAAN DI HARI YANG BERKAH

 

 

Seperti biasa bila hari Minggu Kami sekeluarga suka jalan kaki menyusuri jalan kereta api dari rumah sampai Pasar Parungkuda. Hampir setiap hari Minggu bila tidak ada keperluan yang mendesak. Begitu pun hari ini, Kami sudah dalam perjalanan menyusuri rel kereta api. Tiba-tiba ada getaran berasal dari tas gendong dipunggungku. Aku membuka tas dan melihatnya sepertinya telepon Bunda yang bergetar. Aku ambil dan melihat siapa yang menelepon. Tertera nama Kakek ada dalam nada panggil, aku mengeser ikon telepon berwarna hijau dan mendekatkan pada telingaku.

“Assalamualaikum, Kek. Ada apa” Aku menerima telepon

“...”

“Ada, sebentar Ais berikan ke Bunda.” Jawabku dalam telepon.

“Bun, Kakek mau bicara sama Bunda Katanya.”Beritahu ku pada Bunda. Bunda menerima telepon yang Aku berikan. Tak lama Bunda menutup telepon dan memberikannya lagi padaku untuk disimpan lagi dalam tas.

 

“Paman dan Bibi sekeluarga mau ke rumah Kakek. Kata Kakek sekalian saja kita kumpul dan mengadakan buka bersama di rumah Kakek.” Bunda memberi tentang rencana Kakek.

“Yey pasti ada Rafa dan Alma Aku sudah kangen pada keduanya.” Teriakku kegirangan.

“Yey pasti seru main bersama.” Heboh Adik sambil berjingkrak loncat-loncat.

Ayah dan Bunda hanya tersenyum melihat kehebohan Aku dan Adik karena senang akan kedatangan dua keponakan yang lucu-lucu.

 

Karena ada telepon dari Kakek perjalanan Kami tidak menempuh jalur yang biasa. Kami memotong jalan menempuh jalan setapak. Jalan yang lebih dekat menuju rumah Kakek. Jalur biasanya rata karena menyusuri rel kereta api, tapi jalur yang sekarang Kami tempuh berkelok ada tanjakan dan turunan lebih bervaryasi dan lebih menantang andrenalin. Waktu tempuh dan jarak kayanya hampir sama.

 

“Assalamualaikum” Hampir bersamaan Kami semuanya mengucap salam.

“Waalaikum salam” Jawab Kakek dan Nenek yang keluar dari pintu samping. Aku mencuci tangan di keran yang ada disamping garasi diikuti oleh Adik.

 

Baru juga mencium punggung tangan Kakek, terdengar suara klakson mobil depan rumah. Ternyata Paman dan Bibi baru sampai. Ayah membukakan pintu gerbang dan mobil langsung masuk halaman rumah Kakek yang luas. Setelah mencuci tangan baru Kami pun bersalaman satu sama lain.

 

Kami berempat anak-anak saling berkejaran satu sama lain mengungkapkan kegembiraan karena dapat berkumpul bersama. Paman dan Bibi memang rumahnya agak jauh. Mereka ke rumah Kakek kalau libur sekalian menginap. Kalau mereka menginap Aku dan Adik juga suka menginap. Sedangkan Ayah dan Bunda pulang kerumah.

 

Ketika sedang asyik berlarian di halaman, Paman memanggil.

“Hai ada yang mau ikut ke kebun Kakek nggak?” Tanya Paman pada kami.

Kami berpandangan satu sama lain dan serentak menjawab “Mauuuu”. Sambil berlarian mendekati Paman.

 

Kami semua berjalan ke kebun karena memang kebunnya dipinggir rumah Kakek. Di tengah kebun, Kakek membuat saung tempat istirahat dan tempat mengumpulkan hasil panen. Paman mengambil kelapa muda. Ayah mengambil buah nangka yang sudah matang dan wangi. Bunda dan Bibi mengambil daun singkokng, labu siam dan pare. Tomat dan cabe juga ada yang matang.

 

Aku dan Adik Alma mengambil daun singkong yang sudah kering sambil berlari-lari diantara pohon singkong. Kadang dikejar oleh Ahmad dan Rafa. Agak jauh dipinggir-pinggir kebun banyak rumput yang berbunga. Aku mengambil dan mengumpulkannya, lumayan agak banyak juga dapat satu genggam. Dan diberikan pada Adik Alma, Adik Alma membawanya berlarian dibawah jajaran pohon singkokng seperti membawa bendera bertiang.

 

Melihat Kakek sedang duduk di bale-bale saung Aku berlari mendekatinya diikuti Adik Alma.

“Kek tolong buatkan golek dari pelapah sngkong ini.”Pintaku sambil memberikan pelapah singkong yang tadi Aku ambil.

“Baiklah” Jawab Kakek sambil tersenyum dan menerima pelapah singkong kering yang aku berikan.

 

Dengan terampil Kakek membuat golek dari pelapah singkong. Setelah selesai diberikannya padaku.

 

“Mau, mau” Adik Alma menunjuk pada golek yang dibuat Kakek. Aku memberikannya pada Adik Alma. Dengan senang Adik Alma membawa golek buatan Kakek sambil berlarian.

“Kek buat lagi untukku.” Pintaku pada Kakek.

“Ambil lagi pelapah singkongnya ini tidak akan cukup.” Pinta Kakek. Aku berlari mengambil pelepah singkong yang kering untuk dibuat golek.

 

***

Setelah berbuka dengan kurma dan air putih. Kami salat Magrib berjamaah yang diimami oleh Kakek. Setelah itu baru kami makan bersama, duduk ditikar secara lesehan karena meja makan tidak cukup.

 

Waw menu berbuka hari ini lumayan lengkap, bubur sumsum dengan gula aren asli yang wangi dengan durian, Es buah kepala yang dicampur dengan nangka dan alpukat, pisang goreng, goreng jagung sayuran lengkap dengan sambel kacang, buntil daun singkong dan lalap labu siam kukus, tak lupa goreng ikan nila yang nyami.

 Suasana buka bersama seperti inilah yang selalu Aku rindukan disetiap Ramadan.

#KMP4diarpus

#KMP2021

#abadidalamfiksi

#NyiHeni

# Bukber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...