Selasa, 27 April 2021

MAsjid


 MASJID

TEMPAT KITA BERKELUH KESAH PADA ALLAH

 

Udara sudah menghangat disorot cahaya matahari yang bersinar terang. Embun didedaunan pun sudah mengering menguap diserap mentari pagi yang hangat. Cuaca hari ini mendukung untuk beraktifitas di luar.

 

“Bunda semprotan pembersih kaca dimana? Tanya Alisyia pada ibunya yang masih ada di kamar mandi.

 

“Ada di meja dekat lemari pendingin” Jawab Bunda tanpa menghentikan pekerjaannya yang masih mencuci.

 

“Memangnya mau apa?” Tanya Bunda lagi.

“Aku dan Adik mau ikut kerja bakti membersihkan Masjid seperi biasa setiap haru Jumat.” Kataku menjelaskan.

 

“Masya Allah, sekarang sudah hari Jumat lagi, lupa Aku, saking betah hidup di dunia sampai lupa sekarang hari apa.” Keluh Bunda menyesali kehilapannya.

 

“Pembersih kacanya ditambah lagi supaya penuh, biar kaca Masjidnya bersih semua.” Perintah Bunda padaku.

 

“Memang sabun cuci isi ulangnya disimpan dimana?” Tanyaku lagi.

“Ada di dekat lemari pendingin berdekatan dengan semprotannya.”Jawab Bunda  lagi.

 

Aku pun mengambil sabun cuci isi ulang yang dituduhkan. Menggunting plastiknya lalu memasukkannya ke dalam semprotan. Dan sisanya disimpan kembali ke tempatnya.

 

Aku berangkat bersama Adik menuju Masjid yang biasa kami pakai untuk mengaji. Aku membawa semprotan untuk mencuci kaca beserta kanebonya, sedangkan Adik membawa alat untuk mengepel lantai.

 

Sesampainya di Masjid, sudah banyak orang yang berdatangan. Di halaman Masjid sudah digelar karpet plastik untuk menjemur karpet bulu. Pak Usman dan Pak Karim yang sedang menggulung karpet Masjid, lalu dibawa keluar untuk dijemur di atas karpet plastik yang sudah digelar.

 

Sebagian orang ada yang sedang membersihkan rumput di samping Masjid yang tidak di plur tembok. Ana dan Rita sedang menyapu di dalam Masjid yang karpetnya baru saja di bawa keluar. Aku menghampiri Dina yang sedang memukul-mukul karpet dengan sapu lidi.

 

“Din, bantu Aku membersihkan kaca yu !” Ajakku pada Dina.

“Hayu, biar karpetnya kena sinar matahari dulu dan menguap debunya.” Tambah Dina.

“Dek, alat pel nya berikan pada Dani saja, supaya lebih cepat selesai. Adik bantuin kaka sama Dina. Sekalian bawakan kursi plastik untuk pijakan” Perintahku pada Adik.

 

Adik menurut lalu memberikan alat pel yang dibawanya dari rumah kepada Dani yang sedang memeras kain pel tanpa gagang.

 

“Kak pakai yang ini saja supaya cepat, Aku mau membantu Kakak membersihkan kaca.” Ucap Adik Ahmad sambil memberikan alat pelnya pada Dani. Lalu pergi menjauhi Dani mau mengambil kursi.

 

Aku membawa kursi plastik mendekati Kakak dan menyodorkan kursi yang dibawa.

“Kak ini kursinya” Tawar Adik padaku yang sudah menanti kursi yang dia bawa.

“Satu lagi buat Kak Dina” Pintaku pada Adik.

“Baiklah” Kata Adik menurut mengambil kursi lagi di gudang Masjid.

 

Kami membersihkan kaca bergotong royong. Aku yang menyemprotkan pembersih pada kaca. Disusul Dina yang mengelap dengan kanebonya. Karena Dina mengelapnya lumayan lama. Aku mencari lagi kanebo yang tidak dipakai lalu mencucinya.

 

“Dik, Adik bagian yang menyemprotkan sabunnya dari atas hingga bawah ya?” Kakak mau membantu Dina mengelapnya. Aku berganti tugas dengan Adik. Adik pun menurut.

 

Dina bagian mengelap kaca atas, sedangkan Aku mengelap kaca bagian bawah. Kami mulai membersihkan kaca bagian dalam lalu berlanjut di bagian bawah.

 

Hampir sekitar satu jam pekerjaan Kami pun selesai semuanya. Yang menyapu disusul dengan yang bagian mengepel. Demikian juga yang membersihkan rumput yang dilanjut dengan menyapu halaman. Kamar mandi dan tempat wudu pun sudah bersih. Tercium wangi karbol anti septik menguar dari lantai tempat wudu.

 

Ah tempat umat Islam berkeluh kesah, mengadu atau pun bersujud mengucap syukur kini sudah lebih nyaman, bersih dan wangi. Tinggal menunggu karpet yang masih dijemur, supaya kuman yang nyaman bersembunyi mati terkena sinar matahari.

 

“Pak Karim tugas Aku sudah selesai, mau permisi pulang.” Pamitku pada Pak Karim guru ngajiku.

 

“Oh iya boleh, tolong bawakan ini pada Bunda mu, bagian Bunda mencuci mukena minggu ini.” Jelas Pak Karim sambil memberikan tas plastik berisi mukena kotor.

 

“Oh iya, kalau begitu Kami permisi.” Jawabku menerima tas plastik yang diberikan. Tak lupa mencium punggung tangannya.

 

“Assalamualaikum” Ucapku meninggalkan Pak Karim diikuti teman-teman yang lain untuk pulang.

 

#KMP4diarpus

#KMP2021

#abadidalamfiksi

#NyiHeni

#MASJID 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...