TEMPAT
KITA BERKELUH KESAH PADA ALLAH
Udara sudah menghangat disorot cahaya
matahari yang bersinar terang. Embun didedaunan pun sudah mengering menguap
diserap mentari pagi yang hangat. Cuaca hari ini mendukung untuk beraktifitas
di luar.
“Bunda semprotan pembersih kaca dimana?
Tanya Alisyia pada ibunya yang masih ada di kamar mandi.
“Ada di meja dekat lemari pendingin”
Jawab Bunda tanpa menghentikan pekerjaannya yang masih mencuci.
“Memangnya mau apa?” Tanya Bunda lagi.
“Aku dan Adik mau ikut kerja bakti
membersihkan Masjid seperi biasa setiap haru Jumat.” Kataku menjelaskan.
“Masya Allah, sekarang sudah hari Jumat
lagi, lupa Aku, saking betah hidup di dunia sampai lupa sekarang hari apa.”
Keluh Bunda menyesali kehilapannya.
“Pembersih kacanya ditambah lagi supaya
penuh, biar kaca Masjidnya bersih semua.” Perintah Bunda padaku.
“Memang sabun cuci isi ulangnya disimpan
dimana?” Tanyaku lagi.
“Ada di dekat lemari pendingin
berdekatan dengan semprotannya.”Jawab Bunda lagi.
Aku pun mengambil sabun cuci isi ulang
yang dituduhkan. Menggunting plastiknya lalu memasukkannya ke dalam semprotan.
Dan sisanya disimpan kembali ke tempatnya.
Aku berangkat bersama Adik menuju Masjid
yang biasa kami pakai untuk mengaji. Aku membawa semprotan untuk mencuci kaca
beserta kanebonya, sedangkan Adik membawa alat untuk mengepel lantai.
Sesampainya di Masjid, sudah banyak
orang yang berdatangan. Di halaman Masjid sudah digelar karpet plastik untuk
menjemur karpet bulu. Pak Usman dan Pak Karim yang sedang menggulung karpet
Masjid, lalu dibawa keluar untuk dijemur di atas karpet plastik yang sudah
digelar.
Sebagian orang ada yang sedang
membersihkan rumput di samping Masjid yang tidak di plur tembok. Ana dan Rita
sedang menyapu di dalam Masjid yang karpetnya baru saja di bawa keluar. Aku menghampiri
Dina yang sedang memukul-mukul karpet dengan sapu lidi.
“Din, bantu Aku membersihkan kaca yu !”
Ajakku pada Dina.
“Hayu, biar karpetnya kena sinar
matahari dulu dan menguap debunya.” Tambah Dina.
“Dek, alat pel nya berikan pada Dani
saja, supaya lebih cepat selesai. Adik bantuin kaka sama Dina. Sekalian bawakan
kursi plastik untuk pijakan” Perintahku pada Adik.
Adik menurut lalu memberikan alat pel
yang dibawanya dari rumah kepada Dani yang sedang memeras kain pel tanpa
gagang.
“Kak pakai yang ini saja supaya cepat,
Aku mau membantu Kakak membersihkan kaca.” Ucap Adik Ahmad sambil memberikan
alat pelnya pada Dani. Lalu pergi menjauhi Dani mau mengambil kursi.
Aku membawa kursi plastik mendekati Kakak
dan menyodorkan kursi yang dibawa.
“Kak ini kursinya” Tawar Adik padaku yang
sudah menanti kursi yang dia bawa.
“Satu lagi buat Kak Dina” Pintaku pada
Adik.
“Baiklah” Kata Adik menurut mengambil
kursi lagi di gudang Masjid.
Kami membersihkan kaca bergotong royong.
Aku yang menyemprotkan pembersih pada kaca. Disusul Dina yang mengelap dengan
kanebonya. Karena Dina mengelapnya lumayan lama. Aku mencari lagi kanebo yang
tidak dipakai lalu mencucinya.
“Dik, Adik bagian yang menyemprotkan
sabunnya dari atas hingga bawah ya?” Kakak mau membantu Dina mengelapnya. Aku
berganti tugas dengan Adik. Adik pun menurut.
Dina bagian mengelap kaca atas,
sedangkan Aku mengelap kaca bagian bawah. Kami mulai membersihkan kaca bagian
dalam lalu berlanjut di bagian bawah.
Hampir sekitar satu jam pekerjaan Kami
pun selesai semuanya. Yang menyapu disusul dengan yang bagian mengepel.
Demikian juga yang membersihkan rumput yang dilanjut dengan menyapu halaman.
Kamar mandi dan tempat wudu pun sudah bersih. Tercium wangi karbol anti septik
menguar dari lantai tempat wudu.
Ah tempat umat Islam berkeluh kesah,
mengadu atau pun bersujud mengucap syukur kini sudah lebih nyaman, bersih dan
wangi. Tinggal menunggu karpet yang masih dijemur, supaya kuman yang nyaman
bersembunyi mati terkena sinar matahari.
“Pak Karim tugas Aku sudah selesai, mau
permisi pulang.” Pamitku pada Pak Karim guru ngajiku.
“Oh iya boleh, tolong bawakan ini pada
Bunda mu, bagian Bunda mencuci mukena minggu ini.” Jelas Pak Karim sambil
memberikan tas plastik berisi mukena kotor.
“Oh iya, kalau begitu Kami permisi.”
Jawabku menerima tas plastik yang diberikan. Tak lupa mencium punggung
tangannya.
“Assalamualaikum” Ucapku meninggalkan
Pak Karim diikuti teman-teman yang lain untuk pulang.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#MASJID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar