Sabtu, 24 April 2021

Tadarus

 


TADARUS

MEMBACA, MEMAKNAI DAN MENGAMALKAN

 

Hai Diary ! bertemu lagi denganku Alisyia Putri Iskandar.

Ramadan tahun ini aku ingin mewujudkan beberapa rencana. Rencana yang ku susun tahun ini adalah khatam Al Quran selama bulan Ramadan, hapal Surat Al Muzammil sebanyak 20 ayat, menabung minimal Rp 100 ribu untuk sodaqah di Hari Raya Idul Fitri pada sepuluh orang anak yatim, dan terus bisa berbagi cerita pengalaman di bulan Ramadan ini, selama sebulan penuh untuk teman-teman yang senang membaca dimana pun berada.

 

Aku membaca lagi tulisan tanganku yang ada di buku diari. Alhamdulillah sampai hari ke dua belas bulan Ramadan ini target tadarusku masih aman. Aku bersyukur karena Ayah memberikan trik bagaimana agar targetku tercapai.

Yah, awalnya aku malu ketika Ayah bertanya apa targetku dalam bulan Ramadan ini. Aku tidak memberitahunya karena takut targetku tidak tercapai. Aku bermaksud memberitahukannya nanti saja kalau sudah tercapai targetnya.

Tapi Ayah memotivasiku bahwa Aku harus mempunyai target apa yang akan dicapai ke depan. Dan target itu harus dibagi-bagi langkah demi langkah. Dan tentukan berapa lama waktunya. Aku mengingat kembali obrolanku dengan Ayah di awal bulan Ramadan ini.

Dua belas hari ke belakang

Pada awalnya Aku bingung bagaimana cara memberitahukan targetku pada Ayah. Ya sudah, Aku berikan saja tulisan di buku diariku pada Ayah. Ayah terlihat bingung mengapa Aku memberikan buku diariku.

“Baca saja yang ini.” Pintaku pada Ayah sambil menunjukkan tulisannya. Walau masih bingung ayah tetap menerima buku diariku. Lalu membaca tulisan yang Aku tunjukkan.

“Wah bagus ini, kau harus merealisasikannya.” Tak lama Ayah berkata dengan nada kegirangan.

“Terus langkah-langkah yang akan kamu lakukan apa saja untuk mewujudkan targetmu itu?” Tanya Ayah padaku yang masih bingung tak mengerti maksud Ayah.

“Ya gitu aja, baca Al Quran tiap hari, menghapalkan ayatnya, nabung dan menulis.” Kataku seadanya.

“Oke ayah beri tip supaya kamu bisa mencapai target harian. Dan tentu saja otomatis dapat mencapai target secara keseluruhan.” Kata Ayah antusis.

“Ambil kursi dan kertas HVS di meja kerja Ayah!” Pintanya padaku.

Aku menurut, lalu ke ruang kerja Ayah dan mengambil apa yang dipinta Ayah. Tak lama Aku sudah kembali mendekat dengan membawa kursi dan kertas.

“Ayo duduk sini dekat Ayah.” Pinta Ayah sambil menarik tubuhku dan mendudukannya di kursi yang tadi aku bawa. Dan Aku pun duduk dekat Ayah di depan meja belajar ku yang kecil.

Ayah mengambil pulpen di tempat pencilku yang sudah terbuka.

“Target pertama khatam baca Al Quran ini kan ada 30 zuz, berarti minimal harus satu zuz sehari.” Kata Ayah menjelaskan sambil menulis di kertas HVS yang tadi Aku bawa.

“Nah dalam sehari kamu akan membacanya berapa kali? Kemungkinan 4 kali saja sesudah salat fardu, sebab kalau salat Magrib kan buka dan persiapan salat Isya waktunya sebentar pula.” Kata Ayah sambil menuliskan satu zuz dibagi empat.

“Nah sekarang kamu lihat dalam setiap zuz ada berapa ayat, lalu dibagi empat setelah itu kamu tandai di dalam Al Qurannya.” Kata Ayah lagi. Walau masih bingung Aku memperhatikan penjelasan Ayah.

“Coba sekarang ambil Al Quran yang akan kamu pakai.” Pinta Ayah lagi. Aku pun mengambil Al Quran yang ada di rak meja belajarku. Lalu memberikannya pada Ayah.

“Contoh ini zuz pertama kan surat Al Baqarah ini ada berapa ayat.” Ayah membuka Al Quran lalu melihat akhir zuz pertama.

“Nih lihat ada 141 ayat, dibagi 4 jadi setiap kali kamu membaca Al Quran minimal 35 ayat. Kalau surat Al Fatihah jangan dihitung sebab setiap kamu mulai membaca Al Quran pasti membaca surat Al Fatihah dulu kan?” Jelas ayah lagi.

“Nah sekarang sebagai persiapan kamu beri tanda setiap 35 ayat dengan kertas memo tempel warna, kemudian kamu beri nomor kertas perekatnya hari pertama dengan angka satu, berarti ada empat. Hari kedua dengan angka dua dan seterusnya. Ini akan memudahkan kamu mencapai target.” Jelas Ayah lagi.

“Oh nanti kalau misalnya hari pertama sesudah salat Isya membaca cuma mencapai 30 surat, sedangkan target 35, berarti kertasnya memo perekatnya dipindah ke angka 30, dilanjutkan lagi nanti setelah salat subuh sampai mencapai target.” Jelasku mulai mengerti maksud Ayah.

“Nah itu pinter.” Puji Ayah sambil mengusap puncak kepalaku.

“Tapi bisa kurang bisa juga lebih, tergantung situasi dan kondisi.” Tambah Ayah.

“Maksudnya?” Tanyaku bingung.

“Misalkan, sesudah subuh targetkan 35 ayat, tapi baru 20 ayat mati listrik kan otomatis berhenti. Nah nanti jadwalnya kan Duhur, bisa saja Kakak membacanya sesudah salat Duha sambil menunggu kelas dalam jaringan dibuka. Kalau Duha kan seger sudah mandi sudah siap untuk belajar, bisa saja membacanya melebihi target yang 15 yang belum selesai tadi, ditambah target Duhur sudah selesai diwaktu Duha. Bisa saja kan? Jadi jadwalnya pleksible tapi memenuhi target. Paham?” Jelas Ayah panjang lebar.

“Oke Aku mengerti, terima kasih Ayahku yang the Best.” Kataku sambil mengacungkan kedua ibu jari pada Ayah.

“Heh, kerjakan itu dulu satu-satu, target yang lain nanti kita bicarakan lagi.” Perintah Ayah sambil mengusap puncak kepalaku dan berlalu meninggalkan Aku di kamar.

Aku melanjutkan menandai Al Quran yang akan Aku pakai tadarus dengan kertas memo berperekat. Mudah-mudahan targetku tercapai, yah wakau baru target membacanya saja mudah-mudahan ke depannya bisa meningkat. 

#KMP4diarpus

#KMP2021

#abadidalamfiksi

#NyiHeni

#Tadarus 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...