TIDUR
KITA
REHAT SEJENAK
Aku baru saja selesai belajar di aplikasi
Classroom. Ada tiga kelas untuk hari ini yaitu bahasa Indonesia, IPS dan Agama.
Kelas Agama tadi ada penambahan waktu, karena banyak yang bertanya mengenai hadis
yang menjelaskan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah.
Guru Agama tadi membahas amalan sunah
yang dilakukan pada bulan Ramadan. Kesepuluh amalan sunah dalam bulan Ramadan
itu adalah:
1. 1. Makan
sahur (Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan)
2. 2. Menyegerakan
berbuka sebelum salat Magrib
3. 3. Membaca
doa sebelum dan sesudah berbuka
4. 4. Mandi besar dari junub, haid dan nifas sebelum terbit fajar agar menunaikan ibadah dalam keadaan
(Ini untuk orang dewasa)
5. 5. Menahan
lisan dari perkataan tidak berguna.
6. 6. Menahan
diri dari hal yang tak sejalan dengan hikmah puasa
7. 7. Memperbanyak
sedekah
8. 8. Memperbanyak
i’tikaf di Masjid
9. 9. Menghatamkan
Al Quran selama sebulan Ramadan.
10. 10. Istiqomah
menjalankan amalan Ramadan dan dilanjutkan di bulan berikutnya.
Terus
tadi si Rahman bertanya: “Apa betul tidurnya orang berpuasa adalah ibadah,
katanya ada hadisnya.
“Tidurnya
orang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Doanya adalah doa yang
mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.” Guru agamaku membacakan hadisnya. Lalu menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan tidur disini bukan berarti tidur dari setelah subuh
sampai waktunya buka puasa tanpa aktifitas yang positip.
Yang
dimaksud dengan tidur di sini adalah istirahat sejenak sebelum melanjutkan
aktifitas lagi. Karena banyak kegiatan di malam hari seperti taraweh, tadarus,
sahur dan menghapal ayat Al Quran yang dilakukan di malam hari. Maka jam tidur
menjadi sedikit, ditambah dengan puasa jadi energi berkurang belum ada lagi
asupan. Sehingga badan menjadi lemas dan cepat lelah.
Disitulah
orang berpuasa tidur untuk istirahat agar badan kembali segar untuk
beraktifitas lagi. Biasanya dilakukan setelah salat Duhur dan bangun kembali
sebelum waktu Asar.
Itulah
kesimpulan yang dapat aku simak dari guru agama tadi.
Setelah menutup laptop ku, rasanya penat
dan pegal terasa di badanku. Kulirik jam dinding yang menempel di tembok kamar,
baru menunjukkan pukul 11.45. Masih ada waktu untuk santai sebelum salat Duhur,
pikirku.
Kurebahkan badan di tempat tidur sambil
memainkan telepon pintarku membuka aplikasi Happy
Color Fan yaitu aplikasi mewarnai gambar yang sering aku lakukan jika ada
waktu luang. Belum juga satu gambar bunga yang kuwarnai selesai, sudah
terdengar kumandang azan Duhur di telepon pintarku.
Konsentrasiku terganggu dari
mendengarkan azan, karena terdengar ada suara tangisan di luar. Aku beranjak
dari rebahan dan berjalan menuju pintu dan membukanya. Ternyata Adik yang
menangis. Aku menuntun Adik masuk dan duduk di kursi makan. Aku menuntun Adik
masuk dan duduk di kusri makan. Tak berselang lama Bunda menyusul masuk sambil membawa
tas plastik, sepertinya belanjaan sayuran di warung dekat rumah.
“Adik kenapa Bun?” Tanyaku pada Bunda
yang baru saja masuk.
“Jatuh tadi di jalan.” Jawab Bunda
sambil menyimpan belanjaan.
“Kak ambilkan kotak P3K untuk mengobati
lukanya.”Pinta Bunda padaku. Aku kembali ke ruang tengah mengambil kotak P3K.
“Adik ayo cuci dulu lukanya.” Ajak Bunda
pada Adik yang masih terisak. Bunda menuntun Adik ke kamar mandi. Lalu mencuci
lukanya hingga kotoran dan darah di kaki adik bersih.
“Jatuh dimana Bun?” Tanyaku lagi
menghampiri dan menyodorkan kotak obat.
“Tadi lagi main dengan temannya. Melihat Bunda lewat mau ke Warung, dia menyusul ikut ke Warung. Dia minta
dibelikan kelereng. Matanya terus melihat kelereng tidak melihat jalan. Lalu
kakinya menginjak batu dan terpeleset jadi juntai deh.” Kata Bunda diselingi
canda. Sambil tangannya dengan terampil melap
kaki Adik dengan tisu. Setelah kering baru di obati dengan betadine.
Adik tersipu malu dan menyembunyikan
senyumnya, kala Bunda menyebut “juntai deh.” Adik duduk di kursi ruang makan,
Ibu memberinya susu hangat untuk berbuka dan sebuah pisang ambon. Aku
menemaninya sambil meniup-niup luka di kakinya.
“Baca doa dulu Dek !” Kataku
mengingatkan kala Adik mau meminum susunya.
“Allahuma laka shumtu wabika amantu wa’ala
rizqika Afthartu birohmatika yaa arhama rrohimin.” Walau masih ada sisa-sisa
isakan Adik tetap membaca doa buka puasa dilanjutkan dengan doa mau makan.
Adik meminum susunya sampai tandas. Lalu
membuka pisang dan memakannya secara perlahan. Bunda datang lagi dari dapur,
ditangannya membawa nasi goreng dan air putih untuk Adik.
“Masih sakit?” Tanya Bunda pada Adik.
“Sekarang tidak terlalu sakit” Jawabnya
setelah menelan kunyahan pisangnya.
“Kalau begitu bisa makan sendiri ya?
Bunda sama Kakak mau salat duhur dulu.” Kata Bunda lagi. Adik mengangguk tanda
mengiyakan.
“Anak pintar” puji Bunda sambil mengusap
puncak kepala Adik.
“Yu Kak salat duhur dulu.” Bunda
mengajak ku salat duhur berjamaah.
Aku dan Bunda melaksanakan salat duhur
bersama. Dilanjutkan dengan membaca Al Quran.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#Tidur
beri masukan dong
BalasHapus