Kamis, 22 April 2021

ORAHRAGA

 


OLAHRAGA

TETAP BUGAR WALAUPUN BERPUASA

 

Setelah selesai tadarus dan hapalan ayat ba’da salat subuh tadi. Kami keluarga kecil Iskandar  sedang bersiap untuk berolahraga. Karena hari ini hari libur, Ayah mengajak Kami untuk berjalan kaki menyusuri rel  kereta api.

Aku dan Adik sangat senang sekali diajak olahraga pagi. Aku memakai kaos dan training warna pink motif putih sama dengan Bunda. Sedangkan Ayah memakai kaos dan training warna biru motif putih sama dengan Adik. Kami memang senang memakai baju caople. Apakah itu batik, kaos, atau gamis. Kadang seragam semuanya sama. Tapi ada juga caople nya yang laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Atau Ayah dengan Bunda samanya, Aku dengan Adik caople annya.

“Bun ayo berangkat, Ayah sudah duluan tuh mengejar Adik yang tidak sabar.” Aku mengajak Bunda untuk cepat keluar. Tak lama Bunda keluar dan menyerahkan tas padaku.

“Nih tasnya bawa, Bunda mau mengunci pintu dulu.” Bunda menyerahkan tas gendong padaku. Aku pun memasukkan handuk kecil yang tadi dipegang. Lalu menggendong tas yang tadi diberikan Bunda sambil berjalan.

“Tunggu sebentar” Tak lama Bunda menyusul. Lalu memasukkan kunci pintu ke tas yang tadi Aku gendong.

 

Aku dan Bunda mulai berjalan menyusul Adik yang sudah sampai rel kereta menunggu Aku dan Bunda. Kami pun berjalan menyusuri rel kereta api berbanjar. Adik sambil menghitung bantalan rel kereta yang diinjaknya berpegangan pada Bunda. Sedangkan Aku kadang berjalan di relnya tanpa berpegangan menjaga keseimbangan. Berbeda dengan Kami, Ayah malah berlari jauh kedepan lalu balik lagi mendekati Kami. Kalau kami hanya satu balik tapi Ayah malah tiga kali.

“Yah kenapa sih lari bulak-balik?” Tanyaku pada Ayah ketika mendekat.

“Ah kalau cuma jalan doang tidak keringatan.” Katanya sambil mengelap keringat di dahinya.

Rel kereta api yang Kami lalui memang masih jarang jadwalnya. Biasanya lewat tadi pagi jam lima. Dan nanti lewat lagi jam lima sore. Jadi Kami tenang menyusuri rel kereta tanpa takut kereta lewat.

Udaranya masih segar karena daerah yang Kami lalui masih berupa sawah dan kebun palawija. Rumah warga pun masih terpencar, tidak sepanjang rel kereta ada perumahan.

Kira-kira perjalanan selama satu jam, Kami sampai di Stasiun Kereta. Suasananya agak ramai karena banyak pedagang yang menjajakan dagangannya. Kami hanya melewatinya saja, karena tujuan utama Kami adalah Pasar Parungkuda.

Bunda berbelanja Ikan, daging, ayam, udang bahkan ikan asin. Mungkin untuk stok seminggu atau lebih. Ayah membawa belanjaan, sambil menuntun Adik. Bunda beralih pada sayuran, Aku ikut memilih sayuran yang bagus dan masih segar ada bayam, tauge, wortel, ketimun, brokoli, kembang kol, sawi, kacang merah, labu siam kecil, jagung manis dan tempe tahu.

Setelah dirasa cukup, Kami keluar dari Pasar. Ayah menjinjing tas plastik besar belanjaan di kedua belah tangannya kiri-kanan. Aku berjalan di depan disusul Bunda dan Adik. Ayah paling belakang sambil menjingjing belanjaan menuju angkutan umum yang akan membawa Kami pulang ke rumah.   

 

#KMP4diarpus

#KMP2021

#abadidalamfiksi

#NyiHeni

#Olahraga  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...