OLAHRAGA
TETAP
BUGAR WALAUPUN BERPUASA
Setelah
selesai tadarus dan hapalan ayat ba’da salat subuh tadi. Kami keluarga kecil
Iskandar sedang bersiap untuk
berolahraga. Karena hari ini hari libur, Ayah mengajak Kami untuk berjalan kaki
menyusuri rel kereta api.
Aku
dan Adik sangat senang sekali diajak olahraga pagi. Aku memakai kaos dan
training warna pink motif putih sama dengan Bunda. Sedangkan Ayah memakai kaos
dan training warna biru motif putih sama dengan Adik. Kami memang senang
memakai baju caople. Apakah itu
batik, kaos, atau gamis. Kadang seragam semuanya sama. Tapi ada juga caople nya yang laki-laki dengan
laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Atau Ayah dengan Bunda samanya, Aku
dengan Adik caople annya.
“Bun
ayo berangkat, Ayah sudah duluan tuh mengejar Adik yang tidak sabar.” Aku
mengajak Bunda untuk cepat keluar. Tak lama Bunda keluar dan menyerahkan tas
padaku.
“Nih
tasnya bawa, Bunda mau mengunci pintu dulu.” Bunda menyerahkan tas gendong
padaku. Aku pun memasukkan handuk kecil yang tadi dipegang. Lalu menggendong
tas yang tadi diberikan Bunda sambil berjalan.
“Tunggu
sebentar” Tak lama Bunda menyusul. Lalu memasukkan kunci pintu ke tas yang tadi
Aku gendong.
Aku
dan Bunda mulai berjalan menyusul Adik yang sudah sampai rel kereta menunggu
Aku dan Bunda. Kami pun berjalan menyusuri rel kereta api berbanjar. Adik
sambil menghitung bantalan rel kereta yang diinjaknya berpegangan pada Bunda.
Sedangkan Aku kadang berjalan di relnya tanpa berpegangan menjaga keseimbangan.
Berbeda dengan Kami, Ayah malah berlari jauh kedepan lalu balik lagi mendekati
Kami. Kalau kami hanya satu balik tapi Ayah malah tiga kali.
“Yah
kenapa sih lari bulak-balik?” Tanyaku pada Ayah ketika mendekat.
“Ah
kalau cuma jalan doang tidak keringatan.” Katanya sambil mengelap keringat di
dahinya.
Rel
kereta api yang Kami lalui memang masih jarang jadwalnya. Biasanya lewat tadi
pagi jam lima. Dan nanti lewat lagi jam lima sore. Jadi Kami tenang menyusuri
rel kereta tanpa takut kereta lewat.
Udaranya
masih segar karena daerah yang Kami lalui masih berupa sawah dan kebun
palawija. Rumah warga pun masih terpencar, tidak sepanjang rel kereta ada
perumahan.
Kira-kira
perjalanan selama satu jam, Kami sampai di Stasiun Kereta. Suasananya agak
ramai karena banyak pedagang yang menjajakan dagangannya. Kami hanya
melewatinya saja, karena tujuan utama Kami adalah Pasar Parungkuda.
Bunda
berbelanja Ikan, daging, ayam, udang bahkan ikan asin. Mungkin untuk stok
seminggu atau lebih. Ayah membawa belanjaan, sambil menuntun Adik. Bunda
beralih pada sayuran, Aku ikut memilih sayuran yang bagus dan masih segar ada
bayam, tauge, wortel, ketimun, brokoli, kembang kol, sawi, kacang merah, labu
siam kecil, jagung manis dan tempe tahu.
Setelah
dirasa cukup, Kami keluar dari Pasar. Ayah menjinjing tas plastik besar
belanjaan di kedua belah tangannya kiri-kanan. Aku berjalan di depan disusul
Bunda dan Adik. Ayah paling belakang sambil menjingjing belanjaan menuju
angkutan umum yang akan membawa Kami pulang ke rumah.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#Olahraga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar