OPOR
SAYA SUKA... SAYA
SUKA....
“Assalamualaikum” Terdengar yang
mengucap salam di luar.
Kami sedang membaca Al Quran, menyicil
tadarus dengan harapan dapat khatam dalam sebulan Ramadan ini. Kalau Bunda sih
mau yang kedua kali dalam bulan Ramadan ini khatam Al Quran nya.
“Bu seperti ada yang mengucap salam”
Kataku pada Bunda yang masih mengaji.
“Coba lihat mungkin ada tamu.” Jawab
Bunda.
“Assalamualaikum” Kembali terdengar yang
mengucap salam.
“Benar Bun ada tamu” Jawabku sambil
menyimpan Al Quran. Lantas membuka mukena dan melipatnya kembali, lalu disimpan
di atas meja yang khusus disiapkan untuk menyimpan alat salat. Sambil memakai
kerudung instan Aku bergegas mendekati pintu dan membukanya.
“Waalaikum salam. Eh ada Bu Maryam, silahkan
masuk” Kataku menyambut Bu Maryam yang duduk di teras depan. Aku membukakan
pintu lebar-lebar dan mempersilahkan Bu Maryam duduk.
“Sebentar ya Bu, Saya panggilkan dulu
Bunda.” Pamit ku pada Bu Maryam mau memanggil Bunda. Setelah Bu Maryam duduk.
“Iya, terima kasih Sayang.” Jawab Bu
Maryam sambil menyimpan rantang susun di meja tamu.
Aku berjalan menuju musola rumah.
Ternyata Bunda sudah selesai membaca Al Qurannya dan sedang melipat mukenanya.
“Bun ada Bu Maryam di depan.” Beritahuku
pada Bunda.
“Ya tunggu sebentar” Jawab Bunda masih
melipat mukenanya.
Tak lama Bunda ke depan dan Aku
mengikuti dibelakangnya.
“Eh ada Bu Maryan, bagaimana sehat?”
Tanya Bunda sambil bersalaman.
“Alhamdulillah sehat, Bu Aisyah
sekeluarga juga sehat?” Bu Maryam balik bertanya.
“Alhamdulillah Kami juga sehat.” Jawab
Bunda lagi.
“Langsung saja ya takut keburu sore. Oh iya
ini saya mau ada keperluan, pertama saya mengucapkan terima kasih, masakannya
yang kemarin sore yang diantar oleh Alisyia enak sekali, dagingnya empuk, walau
saya dan bapak giginya sudah tinggal beberapa masih bisa menikmati dan tidak
pedas jadi aman diperut saya dan Bapak.” Jelas Bu Maryam panjang lebar.
“Oh Alhamdulillah kalau begitu, saya
senang masakan saya bisa dinikmati oleh Bapak dan Ibu.” Jawab Bunda.
“Dan ini masakan Ibu, semoga dapat diterima
dan rasanya juga tidak mengecewakan.” Lanjut Bu Maryam sambil menyerahkan
rantang susun berwarna putih.
“Oh terima kasih jadi merepotkan” Jawab
Bunda sambil menerima rantang dengan gambar buah apel.
“Kak ini pindahin tempatnya langsung
cuci dengan bersih ya.” Bunda menyerahkan rantang padaku.
Aku pun menerima rantang yang diserahkan
Bunda dan berjalan ke ruang makan.
“Wah ada opor” hampir saja Aku berteriak
kegirangan melihat opor ayam dengan goreng bawang di atasnya. Wanginya semerbak
langsung paralel pada perut yang terasa melilit.
“Astagfirullah, ingat, ingat waktu
berbuka masih jauh, tahan, tahan itu godaan syetan,” Aku membujuk diri sendiri
dalam hati.
Rantang pertama opor ayam aku pindahkan
pada mangkuk besar. Rantang kedua ada bihun dengan wortel, jamur kuping, dan
brokoli. Rantang ketiga tempe dengan kacang panjang . Dan yang terakhir kerupuk
warna-warni yang Aku pindahkan pada toples bersih.
Setelah selesai Aku mencuci rantangnya,
lalu dilap dengan serbet bersih. Kemudian Aku menyusun kembali seperti asalnya.
Ku bawa lagi ke depan menghampiri Bunda dan Bu Maryam yang masih mengobrol.
“Sudah selesai Kak?” Tanya Bunda padaku
yang menghampirinya. Aku mengangguk dan
menyimpan rantang tadi di meja.
“Kak, Bu Maryam minta tolong agar Kakak
mau mengantar makanan yang Bu Maryam masak pada tetangga. Kaya kemarin Bunda.”
Pinta Bunda sambil memegang tanganku.
“Iya Nak, tolong ya. Kalau Ibu yang
mengantar, Ibu suka pegal-pegal kalau berjalan terlalu jauh. Nyuruh bapak nggak
mau katanya masa bapak-bapak mengantar makanan, malu katanya. Terus mau
menyuruh Ibu-ibu tetangga kasian mereka harus menyiapkan untuk berbuka keluarganya.
Jadi tolong ya Nak.” Bu Maryam memohon padaku sambil menangkubkan kedua tangannya di depan dada.
“Kalau Bunda mengizinkan Kakak sih
dengan senang hati mau membantu.” Jawabku santai.
“Boleh Kak, malah Ibu juga senang kalau
Kakak mau membantu dan berbuat baik pada orang lain.” Jawab Bunda lagi.
“Kalau begitu sekarang Nak Alisyia ikut
dengan Ibu ke rumah, ya. Bu permisi terima kasih, maaf telah merepotkan. Dan
Nak Ais nya Ibu pinjam dulu.” Pamit Bu Maryam.
“Iya Bu, terima kasih kembali, jangan
sungkan kalau perlu apa-apa datang saja ke sini. mudah-mudahan Kami bisa
membantu.” Jawab Bunda.
Aku pun berangkat mengikuti Bu Maryam
menuju rumahnya. Setelah salam pada Bunda.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#Opor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar