MEMBALAS
KEBAIKAN
Masih
cerita yang tercecer kali ini menceritakan seekor tikus dengan kucing ayo kita
simak !
Seekor
tikus sedang bermain dengan riang. Ia melompat kian kemari sambil bernyanyi dan
tertawa. Ia memperhatikan ke dua belas anaknya yang baru lahir. Induk tikus
merasa sangat bahagia.
Entah
dari mana datangnya tiba-tiba ada seekor kucing belang tiga dan menegur tikus.
“Telah
lama kucari engkau baru kali ini aku berhasil menemukanmu. Ada sesuatu yang
perlu aku bicarakan.” kata kucing belang tiga.
“Apakah
yang akan dibicarakan penting sekali sampai engkau mencariku kemana-mana?
Kurasa tak ada hubunganya antara engkau dan aku. Sebelum ini kita tak pernah
berkenalan. Aku tidak yakin niat mu baik !” tanya tikus pada kucing penuh
curiga.
“Jangan
lekas buruk sangka, benar selama ini kita tidak saling kenal. Tapi nenek
moyangku pernah ada perkara dengan nenek moyangmu sampai hari ini tidak selesai
karena nenek moyang mu selalu menghindar tidak mau berhadapan langsung dengan
nenek moyangku.” kucing menjelaskan apa maksudnya.
“Jadi
untuk itukah kau mencariku? ” tanya tikus tak sabar.
“
Apakah nenek moyangku punya utang pada nenek moyangmu? kalau ada berapa
jumlahnya? bekas keperluan apa? berapa bunganya? mana buktinya? Apakah benar nenek
moyangmu kaya sehingga mampu memberi utang? tanya tikus bertub-tubi.
“Bukan
soal utang, engkau telah menuduh keluargaku tukang melepas uang. Hati-hati
kawan, jangan bicara seenak mulutmu, bicara asal bunyi. Aku bukan keturunan litah
darat. Seperti beberapa orang lainnya. Keluarga ku baik-baik saja, yang hendak
ku persoalkan adalah Sisa perkara yangharus kita selesaikan.
“Bicaralah
aku bersedia berunding dengan engkau. Aku tak mau nenek moyangku selalu kau
umpat. Biarlah nenek moyangku bebas dari segala tuntutan. Kewajibanku adalah
berusaha agar mereka mendapatkan kedamaian di akherat. Ayo katakanlah apa
persoalannya?” tanya tikus penasaran.
“Terima
kasih, sekarang kita bisa bicara baik-baik ku harap engkau tidak marah.” Jawab
kucing dengan tenang.
“Aku
jamin selama tidak ada yang menyinggung perasaanku. Dan selama tuntutanmu itu
masuk akal aku berjanji akan membereskannya. Kecuali engkau menuntut yang
bukan-bukan. Aku harus bertahan, biar apa pun yang hendak terjadi.” kata tikus
mengemukakan prinsipnya.
“Kuharap
engkau jangan mengancam. Bicaralah dengan pikiranmu, jangan terlalu cepat
menuruti perasaanmu aku belum selesai bicara tentang soal sebenarnya.” permintaan
kucing pada tikus.
“Ayolah
cepat katakan aku ingin segera mengetahui persoalannya.” pinta tikus.
“Ini
soal kumis” kata tikus tak melanjutkan kata-katanya.
“Apa
soal kumis? Aku tak mengerti apa maksudnya. Ada-ada saja kumis dipersoalkan,
turun temurun lagi, sama sekali tidak lucu.”gerutu tikus tak mengerti.
“Lucu
tidak lucu tetap menjadi soal, aku tidak ingin kau berkumis, menyamai
keluargaku. Engaku tidaktahu diuntung, apakah pantas badan kecil, moncong
jelek, memakai kumis. Mau meniru aku tubuh ku kekar, dengan langkah yang tegap.
Kamu sungguh menjijikkan.” jelas kucing mengungkapkan ketidak setujuannya.
“Tak
salah juga sangkaku, kau anggap hanya engkau saja yang boleh berkumis? kau
perintahkan aku untuk menanggalkan kumis ku. Sejak kapan kau diberi kuasa untuk
memerintahku, untuk tunduk kepadamu. Semua mahluk sama kedudukannya didepan
Allah. Engkau lupa golonganmu adalah penjahat didepan pura-pura baik dibelakang
mencuri makanan orang.” kata tikus membela diri.
“Inilah
buktinya nenek moyangku terus- menerus menuntut golonganmu. Engkau keras
kepala, angkuh, busuk, iri hati, dengki, ingin menang sendiri, tukang
menularkan penyakit pada manusia” kata kucing menumpahkan kekesalannya.
Kucing
melengkungkan badannya, mengambil ancang-ancang hendak menerkam lawan. Kucing
menggeram sambil mengeluarkan kuku kakinya.
Tikus
tetap tenang, matanya menantang, melirik ke kiri kekanan. Sambil mengejek
seolah-olah berkata “Boleh coba Aku tak gentar”
Kedua
makhluk itu saling berpandangan, kucing berteriak.
“Apa
terima tamparanku, jangan menyesal, mintalah maaf pada sanak saudaramu sebelum
dihancurkan.
“Kejarlah
aku jangan anggap remeh. Tikus lari masuk semak dan rumput. Kucing mengejarnya.
Tiap kali kucing mendekat tikus meloncat. Kadang sambil menyambar muka kucing,
Kucing makin marah ia mengejar lawannya lebih galak lagi.” kata tikus lalu
berlari.
Puluhan
kilometer mereka lalui, tiba-tiba tikus merasa terkurung, suatu tempat gelap,
dindingnya empuk seperti buludru. Awalnya kami tikus cemas, tetapi akhirnya ia
merasa lega. Ia terlindung aman, terlepas dari musuh yang mengejarnya.
Melihat
harimau dihadapannya, kucing lari dia membatalkan niatnya untuk mengejar tikus.
Harimau mengangkat kaki depannya. Tikus melihat cahaya matahari, lalu hendak
berlari kembali setelah melihat harimau. Harimau menegurnya.
“Jangan
lari aku tak akan mengganggumu, engkau telah menolngku dulu waktu aku terjerat perangkap
manusia. Aku telah lama mencarimu, ingin berterima kasih. Kebetulan kau lewat
dikejar kucing jadi kututupi dengan telapak kakiku supaya kau aman. Bawalah
anak-anakmu kedekat sini pindah kesini biaraku jaga semuanya.” ujar harimau
menjelaskan.
“Aduh
raja besar terima kasih engkau telah membebaskan aku dari maut.” kata tikus
berterima kasih.
Sejak
itulah tikus membuat perkampungan baru dekat sarang harimau.
Minta laporannya .....
BalasHapusSang raja yang membalas budi. Fabel yg keren
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung πππ
HapusPenuh pelajaran moral
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung πππ
BalasHapusSuka fabelnya π
BalasHapusTerima kasih
HapusLopeeee
BalasHapusLopeee tuuu
HapusSuka tulisannya eih.. Apa lagi gambar kucingnya cumiill
BalasHapusBisa kupakai untuk bahan dongeng buat anak-anak ku,, mengandung pesan moral.
BalasHapusSalam kenal dari grup valetta, Kak
kucing kecil takut sama kucing besar
BalasHapusGambarnya seperti kucing semua. Heheee
BalasHapusKeren fabelnya...
BalasHapusTerima kasih
HapusLanjutkan mbak
BalasHapusAsyiiiaaappp
Hapusgood fabel. Gak kepikiran. Outstanding.
BalasHapusBagus tulisannya. Fiksi tapi ada hikmah di dalamnya.
BalasHapusFabelnya kerenπ
BalasHapusTerima kasih
Hapusaku iri kalau ada yang buat cerita fabel atau anak.
BalasHapusAyo dong buat cerita anak sudah banyak yang infor yang lokal ....
HapusFabel yang keren
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus