Roda Kehidupan
Avanza
silver berhias rangkaian bunga asli
didepannya. Membentang pita warna pink, biru muda dan merah menghias depan
mobil. Paduan warna-warna indah mempercantik penampilan mobil yang dipersiapkan
membaca calon pengantin pria.
Dua
motor gede membuka jalan mengawal mobil calon raja sehari itu. Dibelakang
berjajar sekitar 10 mobil pribadi beriringan ditambah puluhan kendaraan roda
dua. Iring-iringan mulai berangkat pukul 07.30 WIB menyusuri jalan yang mulai
padat dengan kendaraan. Tiga puluh menit berselang iring-iringan calon
pengantin akhirnya tiba di tujuan.
Disambut
sang lengser dan empat penari, calon pengantin dan orang tuanya dipayungi.
Pengalungan bunga oleh calon mertua sebagai tanda penyambutan dan penerimaan
calon pengantin. Selanjutnya calon pengantin mengikuti jejak lengser dan
ditempatkan ditempat duduk yang telah disediakan.
Sambutan
serah terima dari perwakilan calon pengantin laki-laki, lalu disambut dengan
penerimaan dari perwakilan calon pengantin perempuan. Penyerahan secara
simbolis barang bawaan yang diserahkan secara estapet. Mukena yang dibentuk
menjadi boneka pengantin, selimut berbentuk gajah, bed cover berbentuk angsa,
sepatu, tas, make up, keranjang buah-buahan, dalaman, handuk berbentuk ular
lengkap dengan peralatan mandi lainnya. Serta beraneka macam kue sebagai bahan
hantaran calon pengantin pria untuk calon pengantin wanita. Tradisi yang sudah
mendarahdaging sebagai penghormatan dan penghargaan dari keluarga laki-laki
untuk keluarga perempuan.
Pemeriksaan
biodata oleh petugas KUA, dilanjutkan dengan khutbah nikah dan sampailah pada
acara inti ijab qabul.
“Saya
nikahkan putri saya bernama ... binti .....pada ananda....dengan mas kawin
.....seberat.....dan seperangkat alat shalat dibayar tunai” kata-kata ijab dari
orang tua mempelai wanita dalam sekali napas. Dan langsung dijawab oleh
mempelai pria dengan lantang dan tegas.
“Saya
terima nikahnya putri bapak bernama....binti....dengan mas kawin tersebut
dibayat tunai”. Kata-kata qabul yang diucapkan dalam satu trikan napas.
Yang
disambut spontan oleh kedua saksi dengan perkataan “sah”.
Riuh
senang dan gembira serta bangga pada kedua insan yang telah menjalankan
tugasnya dengan baik dan sempurna. Rona bahagia terpancar dari kedua mempelai
yang telah sah menjadi suami istri. Haru dan bangga tersirat dari kedua orang
tua laki-laki maupun yang perempuan. Bangga karena telah lulus menjalankan
tugasnya sebagai orang tua, mendidik dan membesarkan anak-anaknya hingga sampai
pada tahap pernikahan. Haru karena anak-anaknya satu persatu menjauh dari
sisinya dan tak lagi selalu bergantung pada dirinya, dan mempunyai kewajiban
yang lebih besar tanggung jawabnya.
Kehidupan
memang berputar dari sendiri, berdua, bertiga, berempat, kembali jadi bertiga,
berdua dan akhirnya kembali sendiri. Dan selamanya sendiri di alam yang hakiki.
Benar sekali, Ibu. Akhirnya pun kita sendiri berteman amalan 😢😭
BalasHapus👍👍😘♥️
HapusDilahirkan sendiri matipun sendiri
BalasHapus👍 kembali ke titik awal kehidupan
BalasHapusHarus instropeksi diri sebagai bekal menanti
BalasHapus