BERMAIN
BOLA
Sepulang
sekolah Faza Azzafran diikuti oleh
teman-temannya. Mereka bermain bersama di halaman rumah. Mereka naik jambu yang
ada di samping rumah. Kebetulan pohon jeruk buahnya masih kecil-kecil. Jadi
mereka tidak bisa mengambilnya. Padahal mereka mau ikut ke rumah Faza mau
berburu buah jeruk.
Ardi
berada di pohon jambu jamaika yang agak tinggi. Kelihatannya Ardi sudah
terbiasa memanjat pohon, dia sangat terampil sekali memanjatnya. Ardi duduk santai
didahan pohon jambu jamaika sambil memakan jambu kelutuk. Sedangkan Jalu berada
di pohon nangka, dia bersandar di dahan pohon nangka yang teduh sambil memakan
jambu kelutuk juga. Adapun Faza dan Arkan berada dipohon jambu batu yang tadi
diambil buahnya oleh Ardi. Sambil berbincang sesuatu permainan diseling dengan
makan jambu kelutuk.
“Hai
kita main bola yu!” ajak Ardi yang sudah turun lagi dari pohon jambu jamaika.
“Ayo
mana bolanya?” tanya Arkan yang masih santai duduk di pohon jambu kelutuk.
“Ada,
sebentar aku ambil dulu.” Tambah Faza sambil turun dari pohon jambu kelutuk.
“Hai
Jalu ayo turun kita main bola.” Ajak Faza berteriak melihat Jalu yang masih
santai di pohon nangka. Faza membawa bola plastik ukuran sedang berwarna merah
sambil diputar-putar dengan tangannya.
“Karena
Cuma berempat nih kita main gol-golan aja ya, nomor satu yang mendang nomor dua
jaga gawang, jika nomor dua nendang nomor tiga jaga gawang, selanjutnya nomor
tiga nendang nomor empat jaga gawang, nomor empat nendang nomor satu jaga
gawang.” Kata Ardi menjelaskan aturan mainnya.
“Sekarang
kita hom pim pah.” Ajak Ardi sambil mengedepankan tangan kanannya. Semuanya
berkumpul dan mengayunkan tangannya bersamaan sambil berkata hom pim pah.
“Aku
nomor satu.”Kata Jalu sambil keluar lingkaran. Yang lain mengulangi lagi hom
pim pahnya.
“Aku
nomor dua.” Kata Faza keluar lingkaran. Ardi dan Arfan melakukan suit. Ardi
mengeluarkan ibu jari sedangkan Arfan mengeluarkan telunjuknya.
“Aku
nomor tiga.” Kata Ardi setelah melakukan suit. Lalu mereka mempersiapkan
gawangnya dengan pot bunga yang ada didekat mereka di bawah pohon jambu klutuk.
“Aku
pertama main, kamu Faza yang jaga gawang.” Kata Jalu sambil mengambil bola di
dekat kaki Ardi.
“Eh
nendangnya di sini jangan terlalu dekat.” Kata Ardi sambil memberi tanda
lingkaran di tanah memakai ranting. Jalu sudah siap dengan bola di dekat
kakinya. Sementara Faza bersiap mau menangkap bola yang akan di tendang Jalu.
Blum...
Faza berhasil menangkap bola yang ditendang Jalu. Lalu berlari membawa bola
ketempat yang diberi tanda lingkaran dan bersiap mau menendang bolanya.
Sedangkan posisi Faza digantikan oleh Ardi.
“Gol....”
Faza bersorak kegirangan ketika bola tendangannya tidak dapat ditangkap oleh
Ardi. Ardi mengambil bolanya lalu berlari dan menyimpan bola ditempat yang tadi
dilingkari. Arfan sudah bersiap didepan gawang.
“Gol....”
Ardi berteriak dan mengangkat tangannya kegirangan.
Arfan
mengambil bola yang bergulir lalu membawa dan meletakkan bolanya dilingkaran
bersiap menendang bola. Jalu bersiap mau menjadi penjaga gawang. Dengan
semangat Arfan menendang bola dengan kekuatan penuh, bola melesat sangat keras
dan tinggi tak dapat dijangkau oleh Jalu.
Prang
...suara kaca pecah. Semua kaget, Arfan
yang tadi menendang dengan semangat mukanya pucat, Arfan masih mematung
ditempatnya semula tak menyangka tendangannya akan jauh dan mengenai kaca
jendela.
Bibi
yang dari tadi di dapur sedang memasak keluar ketika mendengar keributan.
“Ada
ini, tadi suara apa yang pecah?” tanyanya pada anak-anak.
“Oooohhhh....sudah-sudah
pindah aja mainnya disana jangan mendekat kesini, biar bibi yang bersihkan
semuanya.” Kata Bibi menyuruh anak-anak menjauh takut pecahan kaca yang
berserakan terinjak oleh anak-anak.
Faza
diikuti oleh teman-temannya pindah ke beranda depan.
Sekian
oooooooooooooooooOOOoooooooooooooooo
Untung gk kena marah tu
BalasHapus