Kamis, 31 Oktober 2019

JERITAN ALISA





JERITAN ALISA

Paman berbalik pada orang asing yang memegang Alisa yang sudah tidak digendong lagi. Tapi pegangan pada tangan Alisa sepertinya masih erat. Terlihat Alisa seperti merasa kesakitan.

“Berikan anak itu, lalu kamu nanti balik lagi kesini seminggu lagi. Akan aku lunasi semuanya.” pinta Paman lantang.

“Apa jaminannya kalau kamu mau melunasi hutangnya?”tanya orang asing itu.

“Kalau dalam seminggu aku tak dapat melunasi uang itu, maka kamu boleh membawa anak itu.”  pintanya pada orang asing itu.

“Baik aku beri waktu kamu seminggu tapi dengan syarat uang yang harus dibayarkan jadi 2 juta. Kalau kamu sanggup saya tinggalkan anak ini, kalau kamu tidak sanggup sekarang pun akan ku bawa anak ini.” Ancam orang asing itu.

“Paman..., Bibi... tolong aku, aku takut tolong Paman...” Alisa menjerit-jerit sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman orang asing tersebut. Melihat keadaan Alisa yang meronta-ronta dan ketakutan Paman tak berpikir panjang, sambil menatap orang asing itu lekat-lekat karena marah Paman berkata.

“Lepaskan anak itu akan aku lunasi semua hutang orang itu.” sambil menunjuk ke arah Fahmi.

“Benar-benar orang tua yang tidak bertanggung jawab, melihat anak meronta tak sedikit pun ada rasa belas kasihan.” Kata Paman lagi. Fahmi hanya diam mematung. Tak sedikit pun terlihat mau bicara apalagi membela anaknya Alisa.

Mendengar perkataan Paman, pegangan orang asing itu terasa melonggar. Alisa tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia tarik tangannya dengan keras lalu lari memburu pada pamannya. Melihat keponakannya lari ke arahnya Paman pun memburu merentangkan tangannya langsung memeluknya dengan erat. Dengan tersedu-sedu Alisa menangis dipelukan pamannya. Sambil menggendong Alisa, Paman pergi meninggalkan orang asing dan Fahmi ayah Alisa diikuti oleh Bibi dibelakangnya sambil mengusap-usap punggung Alisa.

            Malam itu Alisa dan Raka sudah tidur. Raka adalah anak satu-satunya Paman dan Bibi. Usianya tidak jauh berbeda dengan Alisa hanya saja Raka laki-laki sedang Alisa perempuan. Walau pun beda jenis kelamin, keduanya akrab sebagai sahabat. Jarang sekali mereka berselisih selalu bermain bersama. Sebelum ibunya meninggal Alisa dan Raka hampir selalu bersama menemani Alisa merawat ibunya. Walaupun hanya sekedar mengantar makanan dari ibunya untuk ibu Alisa.

            Paman dan Bibi sedang berunding membahas untuk penyelesaian kasus Alisa. Paman berpikir keras mencari solusi bagaimana cara mendapatkan uang 2 juta dalam waktu seminggu. Bibi mencatat menginventarisir barang-barang berharga yang dapat dijual.

            “Pak, kalau menjual kambing dan ayam semuanya paling dapat Rp 8.00.000. itu pun kalau ada yang mau membeli.” Kata Bibi pada Paman.

            “Ya, ya, kalau menggadaikan tanah yang dibelakang bagaimana Mah?” tanya Paman pada Bibi.

            “Ya itukan tempat kita satu-satunya mencari nafkah. Tapi kalau memang ada yang mau menggadainya ya tidak ada jalan lain Mama setuju saja.” Kata Bibi.

“Baiklah kalau begitu besok pagi sebelum ke kebun aku ke rumah Pak Lurah dulu menawarkan kebun kita. Lalu ke Mang Adul menawarkan kambing siapa tahu dia punya uang untuk membeli kambing kita. Ayo kita tidur sudah malam, kita harus jaga kondisi supaya bisa menyelesaikan masalah. Jangan sampai nanti kita sakit malah bertambah lagi masalah yang kita hadapi.”  ajak Paman sambil beranjak memeriksa pintu depan.

Bagaimana usaha Paman dan Bibi dalam mendapatkan uang untuk mempertahankan Alisa? Apakah Alisa dapat dipertahankan? atau terpaksa harus diserahkan karena tidak cukup uang yang diberikan? ikuti cerita selanjutnya....


ooooooooooOOOoooooooooo




1 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...