JERITAN ALISA
Paman
berbalik pada orang asing yang memegang Alisa yang sudah tidak digendong lagi.
Tapi pegangan pada tangan Alisa sepertinya masih erat. Terlihat Alisa seperti
merasa kesakitan.
“Berikan
anak itu, lalu kamu nanti balik lagi kesini seminggu lagi. Akan aku lunasi
semuanya.” pinta Paman lantang.
“Apa
jaminannya kalau kamu mau melunasi hutangnya?”tanya orang asing itu.
“Kalau
dalam seminggu aku tak dapat melunasi uang itu, maka kamu boleh membawa anak
itu.” pintanya pada orang asing itu.
“Baik
aku beri waktu kamu seminggu tapi dengan syarat uang yang harus dibayarkan jadi
2 juta. Kalau kamu sanggup saya tinggalkan anak ini, kalau kamu tidak sanggup
sekarang pun akan ku bawa anak ini.” Ancam orang asing itu.
“Paman...,
Bibi... tolong aku, aku takut tolong Paman...” Alisa menjerit-jerit sambil
berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman orang asing tersebut. Melihat
keadaan Alisa yang meronta-ronta dan ketakutan Paman tak berpikir panjang,
sambil menatap orang asing itu lekat-lekat karena marah Paman berkata.
“Lepaskan
anak itu akan aku lunasi semua hutang orang itu.” sambil menunjuk ke arah
Fahmi.
“Benar-benar
orang tua yang tidak bertanggung jawab, melihat anak meronta tak sedikit pun ada
rasa belas kasihan.” Kata Paman lagi. Fahmi hanya diam mematung. Tak sedikit
pun terlihat mau bicara apalagi membela anaknya Alisa.
Mendengar
perkataan Paman, pegangan orang asing itu terasa melonggar. Alisa tak
menyia-nyiakan kesempatan. Dia tarik tangannya dengan keras lalu lari memburu
pada pamannya. Melihat keponakannya lari ke arahnya Paman pun memburu
merentangkan tangannya langsung memeluknya dengan erat. Dengan tersedu-sedu
Alisa menangis dipelukan pamannya. Sambil menggendong Alisa, Paman pergi
meninggalkan orang asing dan Fahmi ayah Alisa diikuti oleh Bibi dibelakangnya
sambil mengusap-usap punggung Alisa.
Malam itu Alisa dan Raka sudah
tidur. Raka adalah anak satu-satunya Paman dan Bibi. Usianya tidak jauh berbeda
dengan Alisa hanya saja Raka laki-laki sedang Alisa perempuan. Walau pun beda
jenis kelamin, keduanya akrab sebagai sahabat. Jarang sekali mereka berselisih
selalu bermain bersama. Sebelum ibunya meninggal Alisa dan Raka hampir selalu
bersama menemani Alisa merawat ibunya. Walaupun hanya sekedar mengantar makanan
dari ibunya untuk ibu Alisa.
Paman dan Bibi sedang berunding
membahas untuk penyelesaian kasus Alisa. Paman berpikir keras mencari solusi
bagaimana cara mendapatkan uang 2 juta dalam waktu seminggu. Bibi mencatat
menginventarisir barang-barang berharga yang dapat dijual.
“Pak, kalau menjual kambing dan ayam
semuanya paling dapat Rp 8.00.000. itu pun kalau ada yang mau membeli.” Kata
Bibi pada Paman.
“Ya, ya, kalau menggadaikan tanah
yang dibelakang bagaimana Mah?” tanya Paman pada Bibi.
“Ya itukan tempat kita satu-satunya
mencari nafkah. Tapi kalau memang ada yang mau menggadainya ya tidak ada jalan
lain Mama setuju saja.” Kata Bibi.
“Baiklah
kalau begitu besok pagi sebelum ke kebun aku ke rumah Pak Lurah dulu menawarkan
kebun kita. Lalu ke Mang Adul menawarkan kambing siapa tahu dia punya uang
untuk membeli kambing kita. Ayo kita tidur sudah malam, kita harus jaga kondisi
supaya bisa menyelesaikan masalah. Jangan sampai nanti kita sakit malah
bertambah lagi masalah yang kita hadapi.” ajak Paman sambil beranjak memeriksa pintu
depan.
Bagaimana
usaha Paman dan Bibi dalam mendapatkan uang untuk mempertahankan Alisa? Apakah
Alisa dapat dipertahankan? atau terpaksa harus diserahkan karena tidak cukup
uang yang diberikan? ikuti cerita selanjutnya....
ooooooooooOOOoooooooooo
Nunggu lanjutannya ah
BalasHapus