Rabu, 07 April 2021

Bab 4 Rumah Mewah


 

Bab 4 Rumah Mewah

Hera menyelinap masuk kamar rawat pasien yang ditolongnya. Sebelum pulang ke rumah, Hera menyempatkan diri untuk menengok orang yang ditolongnya secara diam-diam. Hera tidak mau banyak orang yang mengetahui identitasnya. Ketika wanita paruh baya yang diperkirakan ibu pasien,  yang selama ini menunggu pasien keluar untuk sarapan. Dan pengawal yang biasa berjaga di depan pintu sepertinya kebelet pergi ke kamar mandi disamping kamar sebelah. Saat melihat keadaan aman Hera menyelinap masuk kamar rawat secepatnya.  

“Tuan! saya tidak mengenal Tuan tapi dengan tulus saya berdoa semoga Tuan cepat sadar, Tuan cepatlah bangun kasihan kedua orang tua Tuan yang sangat menyayangi Tuan selalu sedih dan khawatir menanti Tuan bangun. Kasihan karyawan Tuan yang cemas menanti nasib Tuan. Maafkan saya yang tidak sempat menyelamatkan pilot yang membawa Tuan. Cepatlah sadar semua orang yang menyayangi Tuan sangat menantikan Tuan.” sambil mengelus kaki pasien yang tertutup selimut. Setelah berbicara pada Tuan yang ditolongnya Hera beranjak keluar meninggalkan kamar rawat.

Karena terburu-buru dan ketakutan diketahui orang lain, Hera tidak menyadari kalau jari pasien yang diajak biacaranya berkedut. Dari sudut matanya menetes air bening menyusuri pelipisnya. Hera keluar dengan tergesa-gesa kembali ke kamar rawatnya.

Pada hari  ini Hera diperbolehkan untuk pulang, setelah tadi pagi dokter memeriksanya. Hera sudah siap untuk berangkat. Tak lama datang dokter Alisya menjemputnya diikuti seorang lelaki dibelakangnya.

“Bagaimana sudah siap?” tanya dokter Alisya sambil memeluk Hera dan mengusap kerudung panjangnya.

“Sudah Dok! maaf merepotkan” sambut Hera dalam pelukan dokter Alisya yang mengelus lembut puncak kepalanya.

“Tidak merepotkan, awas jangan ngomong gitu lagi tante nggak suka.” Dokter Alisya menyela sambil mengacungkan telunjuknya di depan bibirnya.

“Mang Dadang tolong bawain tasnya” perintah dokter Alisya melirik laki-laki yang tadi datang bersamanya.

“Iya Bu! permisi saya duluan.” kata Mang Dadang mendahului sambil menjinjing dua tas di kiri-kanan tangannya dan berlalu meninggalkan Hera dan dokter Alisya.

“Yuk” dokter Alisya menggandeng pundak Hera meninggalkan kamar rawat rumah sakit.

***

Range Rover Sport 3.0 HSE warna putih yang membawa Hera dan dokter Alisya sudah terparkir manis di halaman rumah mewah. Mang Dadang bergegas turun membukakan pintu mobil. Dokter Alisya turun diikuti oleh Hera.

Hera ternganga menatap mewahnya rumah yang akan ditempatinya. Rumah bercat putih bergaya Eropa dengan halaman yang luas dilengkapi dengan taman bunga warna-warni berbagai jenis. Rumah dua lantai dilengkapi dengan mobil yang berjejer berbagai jenis membuat Hera terpana.

“Hai ayo masuk mengapa berdiri di situ?” dokter Alisya memanggil Hera yang berdiri mematung masih di dekat mobil.

“Iiiya, iya” Hera tersentak tersadar dari lamunannya. Dan perlahan maju mendekati dokter Alisya yang sudah berada di depan pintu rumahnya. Dokter Alisya menggandeng pundak Hera membawanya masuk ke dalam rumah.

“Selamat datang di rumah, anggap rumah sendiri, jangan sungkan. Ini Bibi Aminah pengurus rumah, bila ada yang dibutuhkan panggil Bibi Aminah.” sambil menepuk pundak Hera. Lalu berbalik menatap Bibi.

“Bi, tolong antarkan Hera ke kamarnya, dan siapkan segala keperluannya.” dokter Alisya memberi perintah.

Hera mencium punggung tangan Bibi Aminah, badannya sedikit membungkuk.

“Ayo Non ikut dengan bibi.” ajak Bibi Aminah. Terus berjalan menuju tangga dan naik ke lantai dua. Tak jauh dibelakanngnya Hera mengikuti sambil menjinjing body bag yang berisi pakaian dan beberapa alat keperluannya.

“Di sini Non silahkan istirahat dulu, Bibi ke bawah lagi mau menyiapkan makan malam. Nanti saatnya makan malam Bibi panggil.” Bi Aminah pamit meningglkan Hera di kamarnya.

“Iya Bi, terima kasih, maaf merepotkan Bibi.”

“Iiiihhh tidak merepotkan, Bibi senang malah, jangan sungkan kalau ada keperluan Bibi ada di bawah ya. Panggil saja nanti Bibi yang akan datang” pesan Bi Aminah, lalu pergi meninggalkan kamar Hera melanjutkan pekerjaannya menyiapkan makan malam.


***

#KMP4diarpus

#KMP2021

#abadidalamfiksi

#NyiHeni


1 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...