OBJEK WISATA AIR TERJUN DI SUKABUMI
Pukul delapan pagi aku sudah
nongkrong di depan Mesjid Palagan Bojongkokosan menunggu teman yang akan
menjemput. Kami sudah sepakat mau berangkat bersama, reflesing keluar rumah keluar
sejenak dari kesibukan yang selalu padat merayap.
Kami bertiga berangkat dari Palagan Bojongkokosan menuju
rumah teman di daerah Gunung Endut Kalapa Nunggal. Kurang lebih satu jam
perjalanan yang kami tempuh sampai ke rumah teman, singgah sebentar sambil
menunggu teman kami yang lainnya.
Dari Kalapa
Nunggal menuju objek wisata yang baru beberapa bulan di buka ini sekitar 20
menit perjalanan mobil. Objek yang kami tuju berada di tengah Perkebunan teh
Jayanegara Kecamatan Kabandungan,
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat tentu saja di Indonesia ya he he he.
Karena baru dibuka, objek wisata ini belum seviral curug
Cikaso, atau Curug Sawer. Pengunjung pun masih warga lokal sekitar Sukabumi
saja. Lumayan lah wisata murah meriah tapi menyehatkan. Tak perlu merogoh
kantung terlalu dalam, tapi masih bisa menyenangkan. Tak perlu waktu terlalu lama
untuk menempuh perjalanan, hingga bisa dilakukan disela-sela kesibukan.
Pesonanya mulai terasa setelah kendaraan memasuki area kebun
teh. Angin yang semilir menyegarkan memaksa kami untuk mematikan AC mobil dan
membuka jendela. Segar..... itulah yang kami rasakan. Udara yang masih penuh
dengan oksigen melegakan paru-paru yang terbiasa dengan suasana ruangan. Mata
yang biasanya memicing karena terlalu lama menatap layar laptop atau android,
terbelalak seakan ingin loncat memandang hijaunya alam sekitar. Tangan dengan
jemari yang terbiasa memilih hurup di tab laptop dan telepon pintar, seakan
terbebas terbentang ke atas menantang angin. Dan Suara yang biasa tersembunyi
dibalik lamunan, berteriak keluar dengan keras, tanpa takut mengganggu orang
lain.
“Horeeeeeee ..........” mungkin orang menilai tindakan
kekanak-kanakan. Tapi bagiku itulah ekpresi alami kebebasan. Bebas dari udara
pengap ruangan, bebas dari beban tuntutan, bebas dari susana yang membosankan.
Setelah membayar tiket sebesar Rp 5000 / orang dan parkir
Rp 10.000 untuk mobil kecil sedangkan untuk sepeda motor Rp 5000. Kami
menyusuri jalan setapak di tengah-tengah kebun teh. Jalan menurun ke lembah,
menuruni anak tangga yang sudah ditata dan diberi pegangan, meminimalisir
kecelakaan akibat terpelaset karena jalan tanah yang licin. Baru perjalanan
sekitar sepuluh menit, sambil mengatur napas yang terengah bisa duduk santai
dibangku yang sengaja disediakan, sambil memandang air terjun yang jadi tujuan.
Disambut dengan papan bertuliskan “Selamat Datang di Curug
Tilu Wisata Air Terjun” memancing senyum untuk tersungging, menandakan keinginan
akan segera terlaksana. Tak sabar untuk berlama-lama kami kembali melangkah
miniti titian yang tertata hingga sampai lokasi objek wisata.
Saung beratapkan rumbia dengan tempat duduk melingkar yang
terbuat dari akar-akar kayu yang ada, itulah pemandangan yang pertama menyambut
kita. Tentu saja suara air curug yang gemuruh bak alunan musik menggema,
menyapa gendang telinga, suara alami ciptaan Illahi Robi. Tak cukup sampai
disitu, kaki terus melangkah memilih batu yang akan dipijak menuju aliran
sungai yang jernih. Ditengah sungai aku duduk dibatu, sambil menatap air terjun
yang melimpah, dan kaki menjuntai ke bawah merasakan dinginnya aliran air yang
menjilati.
Dari sini aku
mengedarkan pandangan, menatap satu persatu apa yang ada. Terlihat yang paling
atas ada tanah rata yang baru dibuka lengkap dengan anak tangganya. Tanah ini
dibuka untuk mereka yang mau camping bermalam menikmati indahnya alam terbuka.
Paling atas sebelah kiri ada bangunan tertutup semacam saung yang bisa
disewakan bagi mereka yang terpesona pada objek wisata dan ingin bermalam tanpa
persiapan. Lumayan dengan harga Rp 25.000 / malam /orang cukup untuk
menuntaskan rasa penasaran.
Agak ke bawah lagi ada rumah pohon yang sengaja dibuat
untuk memuaskan impian anak kecil yang ingin berpetualang. Bisa juga bagi ABG
yang tak sempat dibuatkan rumah pohon oleh orang tuanya karena tak ada
pohonnya. Atau bisa juga bagi orang tua yang kangen pada masa kecilnya, dan
teringat pada anaknya yang jauh menempuh pendidikannya. Dengan memasukan uang Rp 2000 pada koropak yang ditempelkan dikayu dekat tangga, anda bisa meniti tangga berjalan keatas duduk-duduk santai di rumah pohon menikmati semilir angin dan menatap indah pemandangan dari ketinggian. Atau bahkan sambil memasang kamera ditangan mengambil gambar yang anda inginkan.
Lebih ke bawah lagi yang mendekati aliran sungai berada dibibir
sungai ada bangku-bangku terbuat dari kayu dan akar-akar kayu alami, bisa untuk
duduk santai menikmati hari sambil makan makanan kesukaan, atau membuka
perbekalan yang dibawa. Jangan khawatir bila anda tidak membawa perbekalan anda
juga bisa makan dan minum sekedar mengganjal perut dan menikmati kehangatan
kopi yang bisa dipesan di warung dadakan dengan harga terjangkau.
Anda pun bisa berswafoto mengabadikan momen berkesan. Ada
beberapa spot foto yang intragrammable yang
bisa anda posting di instagram. Lumayan bisa pamer seakan anda berada ditempat
yang jauh dan indah tapi ramah lingkungan, ramah baget karena dekat rumah dapat ditempuh dalam jangka waktu
beberapa jam saja.
Demikian wisata kali ini, semoga anda terkesan dan jadi
penasaran. Tak percaya silahkan anda buktikan.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#ObjekWisataSukabumi
#AkuSukabumiku
#CurugTilu
Mohon masukannya
BalasHapuscuma satu masukannya, Kapan atuh ngajakin main kesitu ... Hehehe
BalasHapusKita selfie rame-rame
Mantap ibu...lanjutkan👍
BalasHapusKetika mrmbaca tulisan ini, terbersit sebuah kenangan ketika kita bersama men8kmati indah dan sejuknya suasana alam di sana, bagus sekali bu, lanjutkan....
BalasHapusIndah, serasa kt ada dicurug itu. Adiq pengen ke rmh pohon nya
BalasHapusCurug yang indah seindah tulisannya... jempoool buat Bu Heni...
BalasHapusMasya allah syuqran ats info dan review objek wisata terbaru di sukabumi dengan harga yang sangat economis 😁,, ditunggu info2 selanjutnya bu 🤗🤗
BalasHapussubhanallah indahnya dan betapa segarnya yang pastinya dingiiin bingits
BalasHapus