Senin, 12 April 2021

Sahur (Biasanya Dibangunkan Bunda)


 

#RWCODOP2021 #DAY1

SAHUR

BIASANYA DIBANGUNKAN BUNDA

 

           

Sahur, sahur, sahur... sayup-sayup terdengar suara terbawa dalam mimpi lelapku. Tak lama menyusul sentuhan bibir lembut mencium kening. Alhamdulillahiladhi ahyana ba’dama amatana wailahi nustur terdengar lembut dibelakang telinga. Hembusan napasnya terasa hangat menyentuh kulit. Perlahan kubuka mata, memicing sedikit menyesuaikan penglihatan karena silau dari cahaya lampu.

 

Oh iya perkenalkan namaku Alisyia Putri Iskandar, aku Putri dari ayah bernama Iskandar Dinata dan Bunda Aisyah Fitriyah. Aku punya Adik laki-laki bernama Ahmad Putra Iskandar. Usia ku baru sepuluh tahun, dan aku baru kelas tiga Sekolah Dasar. Yo kita lanjutkan ceritanya.

 

“Ayo bangun sayang, sekarang kita mulai sahur pertama bulan Ramadhan ini.” Ibu mengangkat badanku untuk duduk. Sambil memelukku, Bunda mengelus-elus pungung tubuhku yang belum sepenuhnya sadar dari tidur.

 

“Ayo sikat gigi dan wudu dulu lalu belajar salat sunah dua rakaat ya.” perintahnya sambil membimbingku ke kamar mandi. Terdengar suara Ayah yang melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di tengah rumah.

 

Selesai wudu aku kembali ke kamar dan mengenakan mukena lalu melaksanakan salat sunah dua rakaat. Selesai memanjatkan sedikit doa yang ku hapal, kembali membuka mukena dan menggantungkannya di kastop. Ketika aku membuka pintu kamar, terdengar ayah membaca sodakallahuladhim sebagai tanda mengakhiri bacaan Al Quran nya.

 

“Yah boleh nonton televisi yah, sambil menunggu Bunda selesai.” Tanyaku pada ayah yang mau menyimpan Al Quran. Bukannya menjawab pertanyaanku ayah malah balik bertanya.

“Eh putri Ayah yang cantik sudah bangun, sudah salat sayang?” tanyanya padaku.

“Sudah dong” jawabku sambil mendekati televisi yang belum dinyalakan.

“Yah boleh nonton televisi yah?” tanyaku kembali pada Ayah.

“Boleh tapi jangan terlalu keras suaranya nanti adik bangun karena berisik.” jawab Ayah.

 

Acara “Sahurnya Pesbuker” yang ditayangkan ANTV yang pertama muncul. Candaan Rafi Ahmad, Ruben Onshu, Eko Patrio dan teman-temannya mengundang tawa penonton. Aku pun ikut tertawa sambil duduk di kursi depan televisi.

Sedang asyik nonton televisi tba-tiba bunda memanggil.

“Kakak ke sini dulu bantuin Bunda.” Aku masih duduk menikmati tontonan yang kocak tak mendengar Bunda memanggil.

“Eh Bunda memanggil tuh, bantuin katanya.” Ayah mengingatkan ku.

“Eh iya Bun ada apa?” tanyaku sambil berlari ke dapur mendekati bunda.

“Tuh waktunya sebentar lagi buat susu mu dan siapkan air rendaman kurmanya, jangan lupa menyiapkan alat makannya, Bunda mau menyiapkan sayur dan lauk pauknya.” pinta Bunda sambil mengambil mangkuk sayur besar.

 

Aku segera menyiapkan susu dan rendaman air kurmanya. Lalu menyiapkan piring untuk kami berempat sahur. Walau adik baru lima tahun tapi ayah suka membangunkannya dan menggendongnya ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Baru setelah itu kami makan sahur bersama.

 

Setelah selesai sahur, aku membantu ibu membereskan meja makan. Makanan yang tidak habis dimasukkan kembali pada lemari, lalu ibu membawa piring kotornya ke tempat cucian, sedangkan aku melap meja yang kotor karena makanan yang jatuh atau tetesan air yang tercecer.

 

Ayah membawa adik laki-laki ku ke kamar mandi untuk mengambil air wudu dan bersiap salat subuh. Setelah selesai melap meja, aku pun mengambil air wudu dan memakai mukena. Duduk disamping adik yang sudah rapi dengan kain sarung dan topi hajinya. Sedangkan ayah duduk di sajadah depan. Tak lama ibu pun menyusul bersiap untuk salat subuh berjamaah.

 

Selesai salat subuh dan berdoa dilanjutkan dengan mengaji. Aku membaca surat Al Baqarah di bimbing oleh bunda, sedangkan adik baru membaca Iqra jilid tiga. Setelah itu dilanjutkan dengan setoran hapalan ayat Al Quran masing-masing. Biasanya aku setor ke bunda, adik ke ayah lalu bunda ke ayah dan ayah ke bunda.

Sekian untuk hari ini terima kasih, tunggu kelanjutannya ya. 

#RWC2021

#ODOP

#RWCODOP2021

#Day 1

#Sahur

2 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...