SIROP
MARJAN
CINEMATICUNIVERSE
Ramadan
tahun ini aku ingin mewujudkan beberapa rencana. Rencana yang ku susun tahun
ini adalah khatam Al Quran selama bulan Ramadan, hapal Surat Al Muzammil
sebanyak 20 ayat, menabung minimal Rp 100 ribu untuk sodaqah di Hari Raya Idul
Fitri pada sepuluh orang anak yatim, dan terus bisa berbagi cerita pengalaman
di bulan Ramadan ini, selama sebulan penuh untuk teman-teman yang senang
membaca dimana pun berada.
“Hai
sedang menulis apa cantik serius amat sampai kening mu berkerut begitu heh?” Aku
tak mendengar ayah masuk, tiba-tiba sudah berada di belakang ku, mengusap
rambutku dan menyelipkannya ke belakang telingaku.
“Nggak
kok Yah, Cuma sedang bercerita aja.” Jawabku sambil secara spontan menutup buku
diariku.
“Cerita
apa sih kok langsung ditutup, memangnya Ayah tidak boleh tahu ya?” Tanya Ayah
penasaran.
“Masih
rahasia nanti kalau sudah tercapai baru deh Kakak cerita pada semuanya.” Kataku
sambil menatap mata Ayah minta pengertian.
“Sebenarnya
penasaran sih, tapi oke deh Ayah tunggu sampai Kakak mau cerita.” Kata Ayah
sambil mengedikkan kedua bahunya sebagai tanda pasrah.
“Tapi
sekarang ceritanya tunda dulu ya, bantu Bunda dulu menyiapkan untuk berbuka.” lanjut
Ayah sambil kembali mengusap rambutku dan kembali keluar kamar.
Aku
memberi tanda pada halaman buku harianku dengan pita yang ada pada buku, lalu
menyimpannya kembali di rak meja belajar. Kemudian menyusul Ayah ke dapur
membantu Bunda menyiapkan untuk berbuka.
“Kak
Ais, antar ke depan yu, adik mau beli sirop untuk berbuka.” Ahmad mendekatiku
minta diantar membeli sirop. Ya aku di keluarga suka dipanggil Kak Ais
mengikuti panggilan Adik Ahmad, sangat jarang dipanggil lengkap dengan nama
Alisyia Putri Iskandar. Sedangkan teman-teman sekolah suka memanggilku Alis.
Berbeda dari semuanya kalau nenek dari pihak Ayah suka memanggilku dengan Putri
dan Putra untuk Ahmad katanya lebih mudah.
“Ah
kaya yang saum saja, memang masih saum?” kataku sedikit meledek sambil menata
gelas di meja makan.
“Saum
Kak tadi buka jam 12.00, terus saum lagi sampai sekarang belum berbuka lagi mau
nunggu sampai magrib. Makanya mau sirop, tadi teman-teman juga pada beli
kayanya seger.” Adik Ahmad memegang tanganku dengan tatapan memohon agar
permintaannya dikabulkan.
“Dik
dengerin yah!” Aku mendudukan Adik Ahmad di kursi makan, lalu aku pun duduk dan
melanjutkan pembicaraan.
“Rosulullah
mensunahkan untuk mensegerakan berbuka bila sudah waktunya, berbuka dengan yang
manis-manis tapi bukan manis buatan, maka lebih utama dengan kurma dan
jumlahnya ganjil. Nah kalau sirop manis buatan atau manis alami?” tanyaku pada
Ahmad.
“Manis
buatan.” Jawab Adikku secara sepontan.
“Nah
itu Adik tahu, Sudah pinter itu.” Kataku memuji.
“Nah
sekarang Adik dalam puasa ini mau dapat laparnya atau mau dapat berkahnya?” Tanyaku
kembali.
“Yah
mau dapat berkahnya dong.” jawab adikku lagi dengan manja.
“Kalau
mau dapat berkahnya berarti saumnya harus sesuai dengan petunjuk yang
dicontohkan oleh Rosulullah. Jangan hanya menahan lapar saja, begitu berbuka seperti
balas dendam memakan semua yang diinginkan, tanpa mempertimbangkan kadar asupan
dan jumlah yang dibutuhkan.” lanjutku menerangkan.
“Bagaimana,
masih mau sirop?” Tanyaku sambil menatap Adikku.
“Tidak
usah Kak, sop buah buatan Bunda juga cukup.” Kata Adikku sambil tersenyum.
“Ehem”
Ayah mendekati meja makan sambil membawa sambel kacang yang tadi dibuatnya untuk
teman karoket. Lalu mengacungkan jempol padaku sambil menatapku dan tersenyum.
“Supaya
tidak penasaran, nanti deh pulang taraweh dari Masjid Kakak belikan sirop, lalu
Adik bandingkan rasanya dengan sop buah buatan Bunda enak yang mana?” Kataku
sambil melanjutkan kembali menata meja.
Aku
menyiapkan air putih, menuangkan sop buah ke mangkuk kecil tak ketinggalan
kurma dan karoket lengkap dengan sambal kacangnya paporitku.
Ibu
membawa pisang goreng uli yang masih hangat dan menyimpannya di meja makan. Tak
lama terdengar suara azan dari Masjid komplek.
“Alhamdulillah akhirnya sampai waktunya berbuka, ayo semuanya berdoa dulu” Ayah memimpin doa yang diaminkan oleh semuanya. Dan kami pun berbuka bersama.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
#OneDayOnePost
beri masukkan dong
BalasHapus