I'TIKAF
MENJEMPUT
LAILATUL QADAR DI 10 MALAM TERAKHIR
“Assalamualaikum” Ayah baru saja datang dan
mengucapkan salam.
“Waalaikum salam”
Jawabku dan Bunda berbarengan.
“Ayah mandi dulu dan langsung salat duha ya.”
Pamitnya padaku, Bunda mengikutinya dan biasanya menyiapkan pakaian ganti untuk
ayah dan diletakkannya di atas tempat tidur. Lalu kembali melanjutkan membaca Al Quran
brsamaku.
Tak lama Ayah masuk kedalam
dengan rambut basah setelah dikeramas. Aku memelankan suara bacaan Al Quranku, ketika
ayah mau salat duha. Setelah dzikir dan berdoa ayah mengakhiri salatnya.
“Yah, kata Mama Ayah
beri’tikaf di Masjid, apa sih i’tikaf itu?” Tanyaku penasaran.
“I’tikap yaitu berdiam
dirinya seorang muslim di Masjid yang boleh didatangi oleh orang lain. Diiringi
dengan saum dan menjauhi jimak dalam sehari semalam atau lebih. Dengan tujuan
beribadah kepada Allah.
‘Terus apa saja yang
dilakukan di masjid pada saat i’tikaf ? “ Tanyaku lagi pada Ayah.
“Ya mendekatkan diri
pada Allah dengan berbagai amalan, seperti membaca Al Quran, salat sunnah dan
salat wajib juga, bersalawat, dzikir” tutur Ayah dengan lemah lembut menjawab
pertanyaanku.
“Terus syarat dan
rukunnya beri’tikaf itu apa?” Tanyaku lagi semakin penasaran.
“Syarat dan rukunnya,
pertama Islam, kedua berakal sehat, bertempat diMasjid, suci dari hadast besar
dan kecil, ada izin dari suami jika perempuan yang sudah menikah.” Ayah dengan
telaten menjelaskan padaku.
“Apakah i’tikap dapat
dilakukan di rumah?” Tanyaku lagi semakin penasaran.
“Bisa juga dilakukan di
rumah terutama bagi perempuan.” Jelas Ayah lagi.
“Selanjunya apa saja
yang membatalkan itikaf?” Kembali Aku bertanya.
“Pertama Murtad, kedua sengaja
keluar dari Masjid, hilang akal, datangnya haid atau nifas. berjimak, melakukan
dosabesar.” Tutur Ayah lagi dengan sabar.
“Kapan i’tikap dapat
dilakukan?” Susulku bertanya lagi.
“Ya lebih apdol di
sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, itu waktu yang tepat untuk beritikaf.
“Terima kasih Ayah,
semua materinya sudah Aku catat disini.” Kataku sambil mengacungkan buku
harianku, mengakhiri pertanyaan ku pada Ayah.
“Hemm” Ayah hanya
mendehem sambil mengusap puncak kepalaku sambil berlalu meninggalkan musala
kecil di dalam rumah kami.
#KMP4diarpus
#KMP2021
#abadidalamfiksi
#NyiHeni
# I’tikaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar