Pernikahan seharusnya menjadi
sebuah momen yang sakral dan bersejarah dalam hidup, dimana kedua anak manusia
mengikat janji sehidup semati dihadapan Tuhan. Tulisan
ini yang pertama menarik perhatianku yang berada pada prolog Agreement Heart
yang ditulis oleh Gloria Angela. Walaupun Tuhan yang dimaksud dalam buku ini
berbeda dengan Tuhan yang aku yakini.
Jalinan kasih ditempat kerja, yang dibumbui dengan perselingkuhan
hingga berakhir dengan hati yang porak poranda. Inilah yang dialami tokoh
Serena Platten. Dua kali mengalami kisah cinta yang dihianati membuat dirinya sering
bertanya pada diri sendiri “Apakah aku
tak layak untuk dicintai?”
Keadaan hati yang porakporanda karena penghiatan
cinta, membuat diri Serena Platten tak lagi percaya adanya cinta sejati. Dia
selalu berusaha menyangkal akan rasa hatinya yang merona. Menyangkal getaran
rasa dalam dada terhadap perlakuan manis pria yang menikahinya, bukan karena
cinta.
Tapi lain halnya dengan cinta bocah cilik yang tak
sengaja ditemuinya di Mall. Kelucuan dan ketampanan bocah cilik itu telah
memikat hatinya tak terbantahkan. Hatinya menjadi bimbang tatkala bocah cilik
yang tampan dan menggemaskan meminta dirinya menjadi mama sambungnya. Hatinya
menjadi bimbang dikala harus memilih kekasih yang dicintainya dengan bocah
cilik yang manis yang memintanya menjadi mama sambungnya.
Siapakah yang akan dipilihnya? Apakah Edward Logan
yang sangat dicintainya? Tetapi mengapa hatinya tak kuasa menolak permintaan
anak dari CEO tempatnya bekerja. Mengapa Serena memilih bocah cilik itu dan
bagaimana dengan kekasihnya? Apakah ketulusannya akan meluluhkan hati CEO
tampan nan dingin? Bagaimana Serena menjalani rumah tangga tanpa cinta.
Sanggupkah dirinya menjalani pernikahan yang jauh dari yang pernah
diimpikannya?
Membaca
buku ini menjadi hiburan dikala senggang, menjadi selingan dari rutinitas
keseharian. Memberikan insfirasi bagaimana menyikapi hati agar tak terpuruk
kala patah hati. Melebarkan wawasan bagaimana menjaga hati kala mendapat
perlakuan manis para pria. Bahasa keseharian yang ringan, cara pendekatan pada
anak balita yang pas dengan psikologi anak. Memberikan wawasan pergaulan rumah tangga
yang harmonis.
Hm, sepertinya berat nih^^
BalasHapusPenulisnya siapa Ibu?