Rabu, 02 Februari 2022

Putusnya Pertunangan

 


Bab 5 Putusnya Pertunangan (Lanjutan)

Mendapat pertanyaan seperti itu keduanya terdiam bingung bagaimana menjelaskannya. Wajahnya tegang, keduanya saling tatap meminta bantuan penjelasan. Untuk beberapa saat keduanya hanya bisa membisu tanpa mampu mengeluarkan suara.

                “Hai mengapa kau tak menjawab pertanyaanku apakah Sherina baik-baik saja” Ibu Valerina mengulangi pertanyaannya pada kedua calon besannya itu.

“Se..se..sebenarnya em emmm…” Ibu Melani tergagap suaranya tak jelas keluar.

“Hai sebenarnya ada apa ini kalian jangan membuatku khawatir, Sherina tidak apa-apakan?” Tanya Ibu Valerina kembali sudah tak sabar ingin tahu apa yang terjadi.

“Sebenarnya kami kesini tadi dengan Sherina, tapi Sherina tidak lama, dia kembali lagi ke Jakarta karena harus mengusur surat-surat. Dia mendapatkan surat panggilan untuk belajar mode di Paris yang selama ini ditunggu-tunggunya. Baru kemarin dia mendapatkan suratnya dan dia bermaksud mau mengambil kesempatan ini untuk belajar di Paris.” Jelas Pak Anggoro.

“Berapa lama dia disana?” Tanya Ibu Valerina sambil menatap kedua calon besannya itu.

“Kontraknya dua tahun, dan selama dalam masa pendidikan tidak boleh menikah. Itu salah satu sarat yang ada dalam kontraknya.” Jelas Ibu Melani menambahkan.

“Terus bagaimana dengan pertunangannya?” Tanya Ibu Valerina lagi.

“Nah itu, Aku juga merasa tidak enak hati sementara keadaan Varis belum siuman, terus Sherinanya malah mau pergi, lama lagi, mungkin untuk sementara hubungannya putus dulu, entah kedepannya mau bagaimana terserah mereka.” Pak Anggoro Pamungkas menjelaskan.

“Maksudnya pertunangan mereka dibatalkan begitu?” Tanya Ibu Valerina tidak yakin.

“Ya mau bagaimana lagi, sebenarnya aku merasa sungkan membicarakan ini padamu. Keluargamu terlalu baik pada kami. Bantuan pada perusahaan pun tidak sedikit. Perlakuan mu pada Sherina juga seperti pada anak sendiri. Tapi aku tidak tahu harus berbuat apa? Sherina berkeras mau mengambil pendidikannya di Paris. Daripada pertunangan ini jadi beban bagi keduannya. Mungkin sebaiknya dibatalkan saja. Varis sedang sakit lebih baik pokus pada kesembuhannya, dan Sherina juga mau belajar biarkan dia pokus dengan cita-citanya dulu.” Pak Anggoro menjelaskan dengan Panjang lebar.

Ibu Valerina hanya menunduk, tak dapat menanggapi perkataan Pak Anggoro lagi. Dirinya terlalu shok mendengar penjelasan Pak Anggoro. Hatinya terlalu sakit tak menyangka akan seperti ini akhir dari pertunangan anaknya. Air matanya luruh mengalir tak terbendung. Bahunya bergetar menahan isak yang menyayat. Telapak tangannya menutup wajahnya mengusap air mata pilu.

Ibu Melani pindah mendekati Ibu Valerina merangkul tubuhnya dan keduanya menangis menumpahkan rasa dalam dada yang terasa sesak. Keduanya berpelukan dengan isak yang tertahan, Dua ibu paruh baya itu menangis pilu kehilangan asa yang telah dirajut, kehilangan cita yang ingin diraih. Dan keduanya merasa tak kuasa untuk merubah semuanya.  

Untuk beberapa saat tak ada kata yang terdengar. Pak Angoro pun seakan kehilangan kata-katanya. Dia hanya menunduk seakan menghitung garis lantai dihadapannya. Kedua ibu paruh baya dihadapannya masih saling berpelukan. Keduanya saling menenangkan dua hati yang tersakiti mencoba saling mengobati dan menyemangati dengan elusan kembut tangan keduanya di Pundak yang berlawanan.  

“Ehmm,

Suara lenguhan dari arah tempat tidur menyadarkan semuanya untuk melihat. Kedua ibu paruh baya itu merenggangkan pelukannya. Keduanya bergegas menghapus sisa-sisa air mata dan merapikan tampilannya yang kusut akibat menangis tadi. Semuanya merempak mendekati tempat tidur yang ditempati Varis sedang berbaring lemah.

berlanjut ........................

1 komentar:

”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?”

  ”MASKER DARI KAIN PERCA, EMANG BISA?” (Part 2 tamat) Seminggu telah berlalu. Peserta didik kelas delapan kini kembali bertemu. Mereka memb...